Mahasiswa UNM Ubah Limbah Daun Karet Jadi Briket

FAJARPENDIDIKAN.co.id-Lima Mahasiswa Universitas Negeri (UNM) Makassar yang tergabung dalam satu tim melaksanakan PKM-PM, Desa Balleanging, Kecamatan Ujung Loe, Bulukumba. Mereka adalah Thifal Maghfirah,  mahasiswa program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dhea Nanda (Prodi ekonomi pembangunan FE), Syahrul Azwan (Prodi Manajemen FE), Aulia Rahmadani (prodi ekonomi pembangunan FE), Ajib Prajumarse (prodi pendidikan akuntansi FE).

Pada kegiatan PKM itu, mereka memberdayakan istri petani karet di Desa Balleanging, memanfaatkan potensi desanya.

Dalam rilisnya, Thifal  mengatakan ide itu lahir daei anggota timnya yang berasal dari desa Balleanging yang sebagian besar masyarakatnya menanam pohon karet. “Karena kurangnya inisiatif dan kreaivitas masyarakat di desa ballenging menjadi penyebab utama daun karet itu menjadi limbah,” ujar Thifal

- Iklan -

Hal yang sama juga diutarakan Dhea, katanya, suatu saat bisa terjadi kebakaran jika ada masyarakat yang lalai membuang puntung rokoknya di sekitaran perkebunan pohon karet yang menyisahkan limbah daun karetnya. “Secara dilihat dari kandungan daun kering karet itu mudah menguap dan terbakar pastinya,” terangnya.

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

“Tidak ada salahnya kami mengajak para istri petani karet ini untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat ,selain itu juga, briket yang mereka buat ini bisa dijadikan ladang usaha bagi mereka,” tambah Ajib, anggota tim yang juga warga asli Desa Balleanging.

Ridwan Tikollah selaku Dosen Pemmbimbing Tim PKM-PM ini sangat mendukung ini sangat inovatif dan kreatif “ ide dari ananda ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakat disana,” katanya

- Iklan -

Oleh karena itu, tim PKM-PM UNM menfaatkan kesempatan itu menjadikan Desa Balleanging sebagai lokasi pengolahan limbah daun kering pohon karet menjadi briket yang disajikan dalam Program yang kami beri nama BRIDKET Bulukumba.

Program BRIDKET Bulukumba melatih istri petani untuk bisa memahami dan membuat briket secara mandiri dengan motede pembimbingan dan pelatihan hingga terampil. “Karena para istri petani ini rata-rata berumur 30-40 maka kami melakukan program BRIDKET Bulukumba ini dibarengin dengan suasana yang meriah agar para ibu-ibu tidak bosan mengikuti program ini,”  tambah Syahrul selaku anggota tim, menjelaskan.

- Iklan -
Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

Pada tahap  pelatihan,  istri petani belajar cara membuat briket dari limbah daun pohon karet, dimulai dari pembakaran daun,hingga pada tahap pengeringan briket.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat karena sebelumnya daun karet ini hanya dianggap sampah dan bertumpuk dikebun, tapi berkat anak-anak mahasiswa ini yang tadinya hanya menjadi sampah bisa menjadi sebuah briket yang bisa digunakan sebagai bara api untuk bakar-bakar ikan atau jagung,” kata salah satu peserta pelatihan.

“Saya sangat beruntung bisa tergabung dalam tim ini, saya bisa memberikan kontribusi besar terhadap desa ini. Saya sebagai mahasiswa sangat beruntung bisa membuat sesuatu hal yang bermanfaat bagi masyarakat,” cerita Aulia salah satu anggota tim. (*)

 

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU