Melalui KKN PPM Mahasiswa STIE Nobel Indonesia Tularkan Jiwa Wirausaha

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Berbeda dengan pelaksanaan KKN pada umumnya, KKN yang dilakukan mahasiswa STIE Nobel Indonesia berorientasi kepada entrepreneurship.

“Jadi namanya KKN Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) entrepreneurship. Karena memang kompetensi STIE Nobel ‘kan entrepreneurship. Jadi kita rubah mindset orang kalau KKN itu bikin batas desa, bikin struktur organisasi. Tetapi untuk mengajak masyarakat desa untuk ber-interpreneurship dengan memanfaatkan sumber daya alam di desa dikelolah secara profesional,” terang Dr Ahmad Firman selaku Wakil Ketua I Bagian Akademik kepada Fajar Pendidikan usai kegiatan pembekalan magang dan KKN yang berlangsung di Aula Kampus STIE Nobel. Jumat, 19 Juli 2019.

“Misalnya kalau petani itu kan ada masa panen, masa kerja sawah dan pada saat itu kan tidak ada aktivitas, nah disitu diajarkan bagaimana mengisi waktu luang dengan kegiatan entrepreneurship karena mereka punya sumber daya alam seperti kacang. Kadang hanya dijual begitu saja tanpa diolah dengan baik, tidak diberikan lebel, dan pemasarannya yang susah. Nah disini peran mahasiswa STIE Nobel dalam KKN PPM Entrepreneurship ini,” tambahnya.

- Iklan -
Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

Hal senada juga dijelaskan Ketua STIE Nobel Indonesia Dr H Mashur Razak, SE., MM. “Karena STIE Nobel merupakan sekolah bisnis, sekolah entrepreneur bagaimana kompetensi entrepreneurship ini bisa di-share kepada masyarakat di lokasi KKN. Sehingga bisa membuat sebuah produk yang betul-betul bisa layak untuk dipasarkan. Dari segi kemasan diajarkan bagaimana membuat sebuah produk yang memiliki standar kualitas yang bagus, punya brand, punya merek, sehingga layak untuk masuk pasar bahkan layak masuk ke supermarket,” jelas Mashur.

Sebelum mengikuti KKN PPM di semester enam, mahasiswa STIE Nobel Indonesia wajib mengikuti magang sebanyak dua kali yang berlangsung pada semester dua dan empat.

“Dari beberapa tahun yang lalu STIE Nobel sudah punya kerjasama dengan perusahaan untuk melakukan magang satu dan magang dua. Magang satu itu lebih fokus kepada marketing. Mahasiswa diajarkan salah satu dasar kompeten berbisnis yaitu marketing karena seorang pebisnis itu ‘kan harus terampil menjual. Itu ‘kan pengetahuan dasar bagi seorang pengusaha. Oleh sebab itu, kita wajibkan untuk menjual produk,” papar Ketua STIE Nobel Indonesia.

- Iklan -
Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

Sementara pada magang kedua, mahasiswa difokuskan kepada proses bisnis. “Magang kedua itu proses bisnis. Kan tiap mahasiswa punya minat berbisnis yang berbeda-beda seperti properti, ekspor impor dan sebagainya. Nah di magang kedua ini mahasiswa diwajibkan untuk memilih bisnis apa yang sesuai minatnya. Misalnya kalau dia magang di perusahaan properti, mereka harus betul-betul paham bagaimana proses bisnis properti. Jadi nanti kalau sudah selesai, mahasiswa sudah punya pengalaman tentang bisnis properti. Atau misalnya mahasiswa magang pada perusahaan peternakan ayam, di mana dibeli pakan, bibit dan setelah itu, di mana jual produknya. Nah ini yang lebih ditekankan di magang dua,” tambahnya.

“Jadi program magang ini komprehensif. Pikir kita kalau magang satu sudah bagus begitupun dengan magang dua, mahasiswa sudah punya pengetahuan, bagaimana pengetahuan itu dibagikan kepada masyarakat. Bukan hanya untuk kepentingan mahasiswa itu sendiri maka dari itu mahasiswa turun ke daerah untuk melaksanakan KKN PPM,” pungkas Ketua STIE Nobel Indonesia.

KKN PPM tersebut akan dilaksanakan di dua kecamatan di Kabupaten Pinrang selama 40 hari, sejak tanggal 14 Agustus 2019 diikuti sebanyak 111 mahasiswa yang terdiri dari 40 mahasiswa jurusan akuntansi dan 71 mahasiswa jurusan manajemen. (FP)

- Iklan -

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU