Beranda blog Halaman 418

Resep Ikan Asam Manis, Hilangkan Rasa Lapar

Menghilangkan rasa lapar dan dahaga, cocok dengan mengkonsumsi menu yang asam-asam. Seperti dengan mengkonsumsi olahan Ikan Asam Manis.

Resep dari @yulichia88, itu juga tidak sulit membuatnya. Dan tanpa lauk lainnya pun, sudah bisa makan puas.

Bahan Ikan Asam Manis:

-1 ekor ikan kakap merah 650 gram
-4 sdm tepung instant, larutkan dengan sedikit air (kekentalannya tergantung selera)

Untuk Saus Asam Manisnya
-4 siung bawang putih
-jahe diporong korek api
-1 buah bombay ukuran kecil
-3 butir cabe merah iris serong + cabe rawit utuh
-1 buah timun potong korek api
-1/2 nanas potong potong
-1 batang daun bawang potong serong
-saus tomat (1 buah tomat haluskan campur dengan 3 sdm saus tomat botolan)
-sdt kecap manis
-1 sdm saus tiram
-3 butir jwruk nipis peras, ambil airnya
-untuk mengentalkan, campur 2 sdt sagu dengan air
-garam, gula secukupnya
-air dan minyak secukupnya

Cara Membuat Ikan Asam Manis:

  1. Ikan difilet potong-potong, beri perasan air jeruk kunci, diamkan sebentar, bilas bersih lalu campur ikan dengan tepung aduk rata.
  2. Siapkan wok, tuangkan minyak, goreng ikan sampai kuning keemasan lalu angkat, sisihkan.
  3. Chopper bawang putih, sisihkan. Chopper tomat sampai halus
  4. Tumis bawang putih jahe, sampai harum, tambahkan cabe, bombay, masukkan timun, nanas, aduk rata.
  5. Masukkan saus tomat, kecap.manis, saus tiram beri garam, air jeruk , gula lalu kentalkan dengan larutan sagu, terakhir, tambahkan daun bawang.
  6. Susun ikan di piring saji, lalu siram dengan sausnya. (Ana)

Puasa dan Iman

0

Oleh: Ustadz Farid Okbah

Puasa itu artinya menahan. Secara syariat berarti menahan diri tidak makan, tidak minum dan tidak menyalurkan syahwat seks dari azan Subuh sampai azan Maghrib karena Allah. Nabi ﷺ menyebut,

« الصِّيَامُ جُنَّة ».
“Puasa itu perisai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pengertiannya, menjaga orang yang berpuasa mampu terhindar dari pengaruh penyimpangan syahwat dan hal-hal yang haram. Terlebih nanti di akhirat terhindar dari api neraka. Sesunguhnya puasa itu adalah media untuk membentuk pribadi yang sabar. Karena itu Allah subhnahu wa ta’ala mengajarkan kita menjadikan sabar dan shalat sebagai media agar permintaan kita dikabulkan

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (QS. Al-Baqarah, 2: 45)

Apalagi sabar itu akan dibalas tanpa batas,

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. (QS. Az-Zumar, 39: 10)

Mujahid, ahli tafsir murid Ibnu Abbas, berkata bahwa makna sabar itu adalah puasa. Apalagi sifat sabar itu adalah di antara ciri orang beriman. Rasulullah ﷺ bersabda:

« عَجَبًا لأمرِ المؤمنِ إِنَّ أمْرَه كُلَّهُ لهُ خَيرٌ وليسَ ذلكَ لأحَدٍ إلا للمُؤْمنِ ، إِنْ أصَابتهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فكانتْ خَيرًا لهُ ، وإنْ أصَابتهُ ضَرَّاءُ صَبرَ فكانتْ خَيرًا لهُ ».

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Ibnu Mas’ud, sahabat Nabi ﷺ ahli tafsir, menyebutkan bahwa ada 90 ayat dalam Alqur’an yang Allah berbicara kepada orang orang yang beriman (يا أيها الذين آمنوا) ya ayyuhalladzina amanu, ‘wahai orang-orang yang beriman’. Berarti ada hal penting yang harus diperhatikan. “Jika engkau mendengar firman Allah “Wahai orang-orang yang beriman”, maka pasanglah telingamu karena akan datang ayat kebaikan yang engkau diperintahkan untuk melaksanakannya atau kejelekan yang engkau dilarang darinya.”

Nah, puasa Ramadhan adalah perintah kepada orang beriman agar menjalankanya. Sikap orang beriman hanya taat, tidak ada pilihan lain.

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا

Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata. (QS. Al-Ahzab, 33: 36)

Kaum mukminin itu satu kesatuan yang kokoh ditandai dengan 5 hal selain puasa,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ * الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ * أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (Yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfal, 8: 2-4)

Bahkan di dalam (QS. Al-Mukminun, 23: 1-11) diarahkan sampai masuk surga,

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ * الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ * إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ * فَمَنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْعَادُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ * أُولَٰئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ * الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, serta orang yang memelihara salatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

Kesempatan bagi orang beriman pada bulan Ramadhan untuk terus berkiprah dalam meningkatkan amal ibadahnya, di antaranya;

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. At-Taubah, 9: 71)

Semakin tinggi kualitas iman seseorang akan semakin meningkat amal ibadah _mahdhah_nya dan gerakan sosialnya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung.” (QS. Al-Hajj, 22: 77)

Beruntunglah jadi orang beriman karena disebut Allah sebagai manusia terbaik,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. Al-Bayyinah, 98: 7)

Semoga kita diwafatkan dalam keimanan. Amin.

Repost: Abdullah Al faqir /AS

Adakah Doa di Antara Salat Tarawih?

0

Adakah zikir, doa atau bacaan tertentu di antara salat tarawih? Ada sebagian jamaah yang mengamalkan bacaan antara duduk istitahat pada salat tarawih, selesai dua atau empat rakaat. “Asyhadu alla ilaha illallah, astaghfhirullah, as alukah jannah wa audzu bika minan naar”.

Dzikir adalah ibadah. Sedanglan ibadah harus dengan dalil. Perlu difahami, bahwa zikir adalah bagian dari ibadah.

Hukum asal ibadah adalah haram.hingga datangnya dalil. Ada kaidah fiqih yang cukup ma’ruf di kalangan ulama. “Hukum asal ibadah adalah haram (sampai adanya dalil).

Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “penetapan ibadah diambil dari tawqif (adanya dalil). (Fath Al Bani,2 :80).

Imam Ahmad dan para fuqaha ahli hadist, Imam Syafi’i termaauk di dalamnya berkata, ” Hukum asal ibadah adalah tawqif (menunggu aampai adanya dalil.(Dinukil dari Majemu’ah Al Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 29:17).

Kaidah Membedakan

Ibnu TImiyah llebih memperjelas kaidah untuk membedakan ibadah dan non ibadah. Beliau rahimahullah berkata, “Hukum asal ibadah adalah tawqifiyah (dilaksanakan jika ada dalil). Ibadah tidaklah diperintahkan sampai ada perintah dari Allah. Jika tidak, maka termasuk dalam firman Allah yang artinya, “Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan oleh Allah. (QS Asy Syura’ :21)

Sedangkan perkara adat (non ibadah) hukum asalnya adalah dimaafkan, tidaklah ada larangan dilakukan sampai datang dalil larangan. Jika tidak, maka termasuk firman Allah yang artinya, “Katakanlah Terangkanlah kepadaKu tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu lalu kamu jadikn sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal (QS Yunus : 59).

Oleh karena itu, Allah mencela orang orang musyrik yang membuat syariat yang tidak diiIzinkan oleh Allah dan mengharamkan yang tidak diharamkan. (Majemu’ah Al Fatawa ,29 :17).

Nyatanya di tengah-tengah sahabat Nabi, diterangkan oleh Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid rahimahullah bahwa, tidak boleh seseorang membuat zikir-zikir baru yang tidak dituntunkan yang dilakukan bersama ibadah baik dilakukan sebelum atau sesudahnya.

Kita tahu bersama bahwa Nabi SAW pernah melakukan salat malam bersama para sahabat radhyallahu anhum. Lalu sahabat melakukan salat malam tersebut sendiri-sendiri. Ada pula yang berjamaah, baik di zaman Nabi SAW masih hidup maupun telah meninggal dunia Tidak diketahui kalau mereka ketika itu membaca zikir-zikir tertentu seriap salam dari salat malam tersebut.

Tidak adanya nukilah dari para ulama di kalangan sahabat, begitu pula para ulama setelahnya untuk zikir berjamaah di antara rakaat-rakaat salat tarawih menunjukkan bahwa zikir, seperti itu tidak ada.

Karena zikir seperti itu jika ada, akan diketahui terang terangan oleh mereka. Kalau ada seperti itu tentu akan sampai kepada kita. Sebaik baik cara beragama adalah mengikuti perunjuk Nabi SAW atau petunjuk para sahabat. Ibadah yang mereka lakukan, kita lakukan. Yang mereka tinggalkan, kita pun meninggalkannya. (Fatwa Al Islam Sual wa Jawab 50718 )

Syeikh Muhammad Al Abdaei yang dikenal dengn nama Ibul Hajj yang dalam kitabnya, Al Madkhol menyatakan “Pasal: zikir di antara dua rakaat salat tarawih: “Hendaknya para imam menjauhi zikir yang tidak ada tuntunan yang ada setiap dua kali salam dari salat tarawih.

Hendaknya pula tidak mengangkat suara zikir ketika itu atau zikir tersebut dilakukan secara berjamaah. Semua ini adalah perkara yang tidak dituntunkan. Begitu pula termasuk yang dilarang bagi muadzin meneriakkan “ashalaatu yarhakumullah (mari salat wahai para jamaah yang dirahmati oleh Allah) setelah dua kali salam dari salat tarawih. Perkara ini juga tidak ada tuntunannya.

Membuat suatu perkara baru yang tidak ada tuntunannya dalam agama jelas tidak dibolehkan. Sebaik-baik petunjuk yang harus diikuti adalah petunjuk Muhammad SAW. Kemudian petunjuk Khulafaur Raayidin dan petunjuk para sahabat rdhyallahu ‘anhum ajma’in’.

Tidak ada juga salah seoeang ulama yang dijadikan teladan di masa silam yang mengajarkan seperti itu. (Al Madkhal, 2:193 – 194).

Singkat kata, kembali pada bacaan yang disebutkan di atas, “asyhasu alla ilaha illallah astghfieullah as alukal jannah wa audzu bika minannaar”, Mengenai bacaan ini pun kami tidak menemukan satu hadist yang menyebutkan bacaan tersebut untuk doa salat tarawih.

Begitu pula kalau kita lihat praktik yang ada di tanah suci, setiap kali salat tarawih, mereka tidak membaca bacaan tersebut seperti di negeri kita. Apa mereka para imam di dua kota suci Mekah dan Madinah tidak tahu akan hal itu, sedangkan kita orang Indonesia lebih tahu?

Kesimpulannya tidak ada bacaan khusus di salat tarawih antara duduk istirahat.

(Penulis:Muhammad Abduh Tuasikal/ana)

Apakah Makmum Juga Baca Fatihah atau Tidak? (2)

0

Hadist lainnya lagi, adalah sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya imam itu, diangkat untuk diikuti. Jika imam bertakbir, maka bertakbirlah. Jika imam rukuk maka rukuklah. Jika imam ucapkan sami allahu liman hamidah, ucapkanlah rabbana wa lakal hamd. Jika imam sujud, sujudlan”. (HR Bukhari no 733, dan Muslim no 411).

Dalam riwayat Muslim pada hadist Abu Muaa terdapat tambahan. “Jika imam membaca (Al Farihah) maka diamlah”.

Menempuh jalan kompromi (menjama) metode para ulama dalam.mwnyikapi dua macam hadist yang seolah olah bertentangan adalah menjama di antara dalil dalil yang ada, selama itu memungkinkan.

Syeikh Amad Syakir rahimahullah berkata jika dua hadist bertentangan secara zhohir, jika memungkinkan untuk dijama antara keduanya,, maka jangan beralih pada metode lainnya. Wajib ketika itu beramal dengan mengkompromikan keduanya terlebih dahulu”.

Syeikh As Singithi rahimahillah ketika menjelaskan penggabungan dalil dalil berkata,”Kami katakan pendapat kami yang kuat adalah melakukan jama (kompromi) terhadap dalil-dalil yang ada. Karena menjama.dalil.itu wajib bila memungkinkan untuk dilakukan”.

Kompromi Lebih Didahulukan

Menggabungkan atau mengkompromikan atau menjama, lebih didahulukan dari pada melakukan tarjih (memilih dalil yang lebih kuat). Karena menjama berarti melakukan semua dalil yang ada (disaat itu mungkin). Sedangkan tarjih mesti menghilangkan salah satu dalil yang dianggap lemah.

Demikian pelajaran yang sudah dikenal dalam ilmu uhsul. Sehingga lebih tepat melakukan jama’ (kompepmi) dalil selama itu memungkinkan.

Penjelaaan Abu Abbaa Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah ditanya hukum membawa Al Fatihah di belakang imam. Beliau mengatakan “para ulama telah berselisih pendapat, karena umumnya dalil dalam masalah ini menjadi tiga pendapat.

Dua pendapat pertama, yaitu tidak membaca surat sama sekali di belakang imam. Dan yang lainnya menyatakan, membaca surat dalam segala keadaan.

Pendapat ketiga yang dianut oleh kebanyakan salaf, yang menyatakan bahwa, jika makmum mendengar bacaan imam, maka hendaklah ia diam dan tidak membaca surat.

Karena mendengar bacaan imam, itu lebih baik dari pada membacanya. Jika makmum tidak mendengar bacaan imam, barulah ia membaca surat tersebut.

Karena dalam kondisi kedua ini, ia lebih baik membaca dari pada diam. Satu kondisi mendengar bacaan imam itu lebih afdal dari membaca surat.

Kondisi lain, lebih afdal membaca surat dari pada hanya diam. Demikianlah pendapat mayoritaa ulama, sepeti Malik, Ahmad bin Hambal, para ulama Malikiyah dan Hambal, juga sekelompok ulama Syafi’iyah dan ulama Hanafiyah, berpendapat demikian.

Itu juga yang menjadi pendapat imam As Syafi’i yang terdahulu dan pendapat Muhammad bin Al Haaan. (Berlanjut/ana)

Resep Bubur Ayam ala Mamake

Bubur ayam, kelihatannya gampang bikinnya. Cukup masak nasinya menjadi bubur, lalu tambahkan bahan-bahan sesuai selera.

Padahal tidak seperti itu. Kalau bubur ayam yang elit tampilannya dan elit rasanya, ikuti resep ala mamake.

BAHAN:

Bahan Bubur:

– Beras

– Sereh

– Jahe

– Air kaldu ayam

– Garam

– Kaldu bubuk

Kuah Kuning:

– Ayam bagian dada 500 gram

– Daun jeruk

– Daun salam

– Lengkuas

Bumbu Halus:

– Bawang merah 10 siung

– Bawang putih 5 siung

– Kemiri 4 biji

– Ketumbar 1 sdt

– Jahe 1 jempol

– Kunyit 1 jempol

Sambal:

– Cabe rawit

– Bawang putih 3 siung

– Kemiri 2 biji

Semua bahan ini, blender pakai minyak, lalu tumis, tambahkan kaldu bubuk dan garam secukupnya, tambahkan air sedikit aduk-aduk, tumis sampai harum, matikan kompor.

CARA MEMBUAT:

1. Rebus ayam sampai matang bersama sereh, jehe, kaldu bubuk, garam, pakai micin juga boleh. Cukup 15 menit saja, tidak usah disuir-suir. Angkat ayamnya lalu tiriskan. Air rebus ayam buat masak bubur.

2. Masak beras jadi bubur, tuangkan air rebusan ayam.

3. Bikin kuah kuning. Tumis bumbu halus, cemplungkan lengkus geprek, daun salam, daun jeruk. Tumis sampai matang. Masukkan ayamnya beri air secukupnya, kaldu bubuk bumbu racik ayam. Masak sampai harum mewangi.

4. Angkat ayamnya, goreng, lalu suir-suir.

5. Sajikan buburnya, beri kuah kuning seledri, daun bawang, bawang goreng, ayam suir dan sambel. (Ana)

Resep Semur Daging Kentang, Sudah Cukup dengan Nasi

Menu Semur Daging Kentang, tanpa tambahan lauk lainnya atau sayur, sudah puas makan dengan nasi.

Apalagi bila ada cabe rawitnya, tidak menghadirkan lagi sambel. Namun kalau campur cabe rawit, tidak bisa dikonsumsi anak-anak.

Berikut resep dari “susie_agung” yang paling enak.

BAHAN:

-500 gram daging, iris melawan serat

-2 buah kentang kupas, lalu potong agak besar

-1 buah tomat, potong dadu

-1 sdm kecap asin

-1 buah bawang bombay potong kasar

-secukupnya kecap manis

-secukupnya garam, gula merah dan kaldu sapi bubuk

-2 sdm margarine

-2 sdm bawang goreng untuk taburan

Bumbu Halus

-7 butir bawang merah

-6 siung bawang putih

-1 ruas jahe

-1 sdt merica butiran

-1/4 buah pala

CARA MEMBUAT:

1. Goreng kantang sampai matang, angkat dan tiriskan.

2. Campur daging dan bumbu halus, tambahkan kecap asin dan gula merah yang sudah disisir, aduk rata, lalu diamkan di kulkas selama 30 menit.

3. Panaskan margarine, tumis bawang bombay sampai layu, masukkan daging beserta bumbu perendamnya, aduk sampai berubah warna, tutup.

4. Tuangi air, masak sampai daging empuk.

5. Masukkan kentang goreng bumbu kecap manis, garam dan kaldu sapi bubuk, aduk rata, masak sampai bumbu meresap.

6. Masukkan tomat, aduk sebentar, tes rasa, bila sudah pas, matikan api, taburi bawang goreng. (Ana)

Siapa Pengganti Bila Imam Berhalangan?

0

Apabila imam salat berjamaah mendapatkan udzur ketika dalam salat, seperti terkena pembatal-pembatal salat, maka imam diperbolehkan menunjuk penggantinya, dari antara para ma’mum untuk menyempurnakan salatnya.

Hal tersebut didasarkan pada beberapa hadist. Diantaranya hadist Sahl bin Sa’ad as Sa’di yang panjang, tentang kepergian Rasulullah SAW ke Bani Amru bin Auf. Rasulullah ke sana untuk mendamaikan perseliaihan di antara mereka. Lalu Abu Bakar mengimami salat.

Di antara isi hadist tersbut, lalu datanglah Rasulullah SAW dan mendapati orang-orang telah salat. Beliau menerobos sampai berdiri di barisan salat. Lalu orang-orang tepuk tangan. Abu Bakar waktu itu, tidak melirik dalam salatnya, tetapi ketika banyak tepuk tangan maka dia menengok ke samping dan melihat Rasulullah memberi isyarat agar ia tetap pada posisinya.

Kemudian Abu Bakar mengangkat kedua tangannya, lalu mundur hingga sejajar dengan shaf (barisan) dan Rasulullah pun maju. Ketika selesai, Rasulullah bertanya, ” Wahai Abu Bakar, apa yang mencegahmu jadi imam, ketika aku perintahkan? “Tidaklah boleh Ibnu Abi Qulafah salat di depan Rasulullah SAW”, jawab Abu Bakar. (Muttafaqun alaihi).

Juga terdapat riwayat Amru bin Maimun yang panjang, tentang kisah terbunuhnya Umar Ibul Khathhab. Diantara isinya, adalah tidak berapa lama setelah berakhir aku mendengar beliau radhyallahu anhu berkata “anjing telah membunuhku atau memakanku”, karena ditikam. Lalu orang kafir itu menerjang dengan pisaunya yang memiliki dua ujung.

Imam Menunjuk Salah Seorang Ma’mum

Tidaklah orang itu menerjang ke kanan dan ke kiri, kecuali menusukkan pisaunya hingga melukai 13 orang. Tujuh orang dari mereka meninggal.

Ketika salah seorang dari kaum muslimin melihat hal tersebut, ia (sahabat) melemparkan baju burnusnya ke orang kafir itu. Ketika orang kafir itu yakin akan tertangkap, maka ia pun bunuh diri.

Umar lalu menarik tangan Abdurrahman bin Auf dan menyuruhnya menuju ke depan menjadi imam.  Orang yang dekat Umar melihat apa yang aku lihat.

Sedangkan yang berada di bagian lain dari mesjid tidak mengetahuinya, kecuali merasakan kehilangan suara Umar. Dan mereka menyatakan, “subhanallah subhanallah”. Kemudian Abdurrahman mengimami mereka dengan salat yang ringan (HR Al Bukhari no.3432).

Perbuatan Umar iIbnul Khathab tersebut, diketahui oleh para sahabat, dan tidak ada seorang pun yang mengingkarinya.

Dengan demikian bila seorang imam berhalangan menyelesaikan salatnya, maka ia dapat menunjuk salah seorang dari ma’mum unruk menggantikan dalam menyempurnakan salatnya. (kultum/ana)

Apakah Makmum Juga Baca Alfatihah atau Tidak? (1)

0

Bila salat sendiri, tidak sah salat tanpa membaca surah Al Fatihah. Bagaimana di salat berjamaah?

Membaca al Fatihah atau tidak bagi makmum di belakang imam, adalah masalah yang sering menjadi perdebatan dan peraelisihan. Bahkan sampai sebagian ulama membuat tulisan tersendiri tentang hal ini.

Perselisihan tentang hal ini berasal dari pemahaman dalil. Ada dalil yang menegaskan harus membacanya, dan ada dalil yang memerintahkan untuk membacanya.

Di lain sisi, ada juga ayat atau berbagai hadist yang memerintahkan diam, ketika imam membacanya. Dari sinilah terjadinya khilaf.

Bahasan ini cukup panjang. Ada baiknya dibaca tuntas, agar tidak salah paham.

Dalil Wajib Baca Al Fatihah

Dalil wajib baca Al Fatihah di belakang imam. Dari Ubadah bin Ash Ashoomit radhyallahu anhu, Raaulullah SAW bersabda, “Tidak ada salat bagi orang yang tidak membaca Al Fatihah”. (HR No756 dan HR Muslim no 394 )

Dari Ibnu Hurairah, hadistnya.marfu sampai Nabi SAW, “Barang siapa yang melaksanakan salat dan tidak membaca Al Fatihah di dalamnya, maka salat itu kurang”. Perkataan ini diulang sampai tiga kali. (HR Mualim no.395)

Dalil wajib diam, ketika imam membaca Al Fatihah. Berkebalikan dengan dalil di atas. Ada beberapa dalil yang memerintahkan agar makmum diam ketika imam membacakan surat. Karena bacaan imam dianggap sudah menjadi bacaan makmum.

Di antara dalilnya adalah firman Allah Taala, “Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikan dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat”. (QS Ql A’raf : 204).

Abu Hurairah berkata, “Nabi SAW bersama para sahabatnya yang kami mengira bahwa itu adalah salat subuh. Beliau bersabda, “Apakah salah seorang dari kalian, ada yang membaca surah (dibelakangku)?” Seorang laki-laki menjawab, “Saya”.

Beliau lalu bersabda, “Kenapa aku ditandingi dalam membaca Al-Quran?” (HR Ahmad, Abu Daud Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah). Hadist ini dikritiai oleh para ulama. (Berambung/ana)

Puasa dan Akhlak

0

Ustadz Farid Okbah

Madrasah puasa akan melahirkan alumninya orang yang berakhlak mulia. Yang pertama adalah suri teladan kita Nabi Muhammad ﷺ dipuji Allah SWT karena keagungan akhlaknya,

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (QS. Al-Qalam, 68: 4)

Dan banyak lagi akhlak mulia beliau yang harus kita ikuti.

Lembut

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (QS. Ali ‘Imran, 3: 159)

Pemaaf

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ وَإِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ ۖ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan kebenaran. Dan sungguh, Kiamat pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (QS. Al-Hijr, 15: 85)

Rendah Hati

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ

Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan jangan engkau bersedih hati terhadap mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman. (QS. Al-Hijr, 15: 88)

Penuh Kasih Sayang

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ…

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS. Al-Fath 29)

Pemalu dan Sabar

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَن يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنكُمْ ۖ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ ۚ…

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar._ (QS. Al-Ahzab, 33: 53)

Pemberani

إِذْ تُصْعِدُونَ وَلَا تَلْوُونَ عَلَىٰ أَحَدٍ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ فِي أُخْرَاكُمْ فَأَثَابَكُمْ غَمًّا بِغَمٍّ لِّكَيْلَا تَحْزَنُوا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا مَا أَصَابَكُمْ ۗ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada siapa pun, sedang Rasul (Muhammad) yang berada di antara (kawan-kawan)mu yang lain memanggil kamu (kelompok yang lari), karena itu Allah menimpakan kepadamu kesedihan demi kesedihan, agar kamu tidak bersedih hati (lagi) terhadap apa yang luput dari kamu dan terhadap apa yang menimpamu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS Ali ‘Imran, 3: 153)

Dan masih banyak lagi akhlak mulia beliau ﷺ.

Dalam hadits Shahihain, Anas bin Malik, pembantu Rasulullah ﷺ menyampaikan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ ، وَأَشْجَعَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدَ النَّاسِ ، وَلَقَدْ فَزِعَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ فَكَانَ النَّبِيُّ ﷺ سَبَقَهُمْ عَلَى فَرَس ،ٍ وَقَالَ : « وَجَدْنَاهُ بَحْرًا ».

Nabi ﷺ adalah orang yang paling baik, paling berani dan paling dermawan. Sungguh pernah terjadi gempa bumi menimpa penduduk Madinah dan Nabi ﷺ orang yang mendahului mereka (mencari sumber gempa) dengan menunggang kuda kemudian berkata: “Kami temui (gempa itu) hanyalah lautan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nilai puasa itu ada pada kepatuhan sebagai pengejawantahan keimanan dan praktik ibadah yang hasilnya adalah akhlak mulia,

« مَا مِن شَيءٍ أثقلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وإنَّ اللهَ يُبغِضُ الفاحِشَ البَذيءَ ».

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara kotor.” (HR At-Turmudzi)

Begitu pula dalam menilai suatu masyarakat itu ada pada akhlaknya. Seperti ungkapan penyair Mesir, Ahmad Syauqi:

وَإِنَّمَا الأُمَمُ الأَخْلاقُ مَا بَقِيَتْ * فَإِنْ هُمُ ذَهَبَتْ أَخْلاقُهُمْ ذَهَبُوا

“Suatu bangsa bisa dilihat dari akhlaknya. Bila bagus akhlaknya, maka baguslah bangsa itu. Tetapi bila rusak akhlaknya, hancurlah bangsa itu.”

bersambung

Repost: Abdullah Al Faqir/AS

Kegiatan Ramadan UPT SPF SD Inpres Perumnas

0

Bulan Suci Ramadan, SD Inpres Perumnas mengadakan buka puasa bersama, tarwih dan pesantren. Kepala SD Inpres Perumnas, Arfai mengatakan, kegiatan siswa ini sudah dibahas bersama para orang tua murid.

“Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah, terutama kita pusatkan di Mushallah Nurul Ilmi di dalam kompleks sekolah,” terang Arfai saat ditemui di ruangannya.

Adapun kegiatan di mushallah untuk siswa, yaitu Salat Dhuha, bacaan, tadarus dan tahfids Alquran. Selama Ramadan, jam pelajaran dimajukan 30 menit, dimulai pukul 08:00.

Keinginan komite sekolah menghibahkan mushallah Nurul Ilmi kepada pemerintah kota Makassar, Badan Keuangan Aset Daerah (BKAD) sebagai sarana ibadah siswa dan masyarakat.

“Saat ini kita akan memantapkan pengurus mushallah karena juga digunakan oleh warga di sekitar sekolah,” jelas Arfai. (*)