Beranda blog Halaman 487

Cumi Udang Saus Padang, Maunya Nambah Terus

0

Banyak orang yang menghindari makan cumi, udang dan lain sejenisnya. Terutama bagi yang sudah lanjut usia. Takutnya kolesterolnya naik, tensinya naik.

Tapi dengan resep dari @mrs.wijaya ini, tidak perlu takut dengan kekhawatiran kekhawatiran tersebut. Yang pentibg, makannya tidak over dosis, dan tidak setiap hari.

Lagi pula ada campuran jagungnya, yang bisa menetralisir. Dan ada tambahan perasan jeruk nipisnya. Jeruk nipis juga penetral kolesterol makanan, kan ?

Cocok sekali bikin menu ini, bila musim cumi. Cumi kan ada musimnya. Bila musim, harganya murah Rp 20.000, sudah cukup buat makan bersama keluarga. Yuk, simak bahan bahan dan cara membuatnya.

Bahan:

– 500 gram cumi yang sudah dibersihkan dan dipotong2
– 250 gram udang yang sudah dibersihkan
– 1 buah jagung manis di potong rebus
– 2 butir telur kocok
– 2 siung daun bawang diiris2
– jeruk nipis secukupnya.
– 5 lbr daun jeruk
– 5 cm jahe di geprek
– 1 batang serei, dimemarkan lalu ikat simpul.
– 1 buah bawang bombay diiris
– 200 ml air panas, atau secujupnya.
– 7 sdm saus tomat
– garam, gula pasir penyedap jamur secukupnya
– 3 sdm saus tiram
– minyak untuk menumis

Bumbu yang Dihaluskan:

– 100 gram cabe merah besar
– 50 gram cabe rawit atau sesuai selera
– 30 gram bawang putih
– 50 gram bawang merah

Cara Membuat:

  1. Tumis bumbu halus hingga matang. Masukkan daun jeruk, jahe, serei, bawang bombay, tambahkan air. Masukkan duo saus, garam gula pasir, penyedap jamur, lalu aduk rata.
  2. Masukkan cumi, udang dan jagung, lalu aduk rata. Tuang telur sambil diaduk perlahan. Masak hingga bumbu meresap. Masak dengan api besar sebentar saja, supaya bumbu tidak alot.
  3. Tambahkan daun bawang, dan air jeruk nipis. Aduk rata, koreksi rasa, lalu angkat dan sajikan. (Fb/ana)

Nobar Film Aku Rindu, Kapolres Bone: Inspirasi Dukung Tugas Kepolisian

0

Perwakilan personel Polres Bone dan Polsek jajaran nobar (nonton bareng) film “Aku Rindu” di Cinema XXI Nipah, Makassar, Minggu (29/10). Nobar ini menjadi saksi kebersamaan dan kehangatan jajaran Polres Bone Polda Sulsel.

Film “Aku Rindu” menceritakan perjuangan seorang Ibu Bhayangkari yang setia mendampingi suaminya dalam menjalankan tugas sebagai anggota Kepolisian. Kisah ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.

Film menggambarkan dedikasi seorang Ibu Bhayangkari yang begitu kuat dalam menjalani peran pentingnya dalam keluarga. Ia mendukung suami dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kapolres Bone, AKBP Arief Doddy Suryawan hadir bersama Ibu Ketua Bhayangkari Cabang Bone serta Kabag SDM Polres Bone, Kompol H. Risal. Keberadaan mereka menunjukkan dukungan terhadap anggota dan keluarga Bhayangkari yang berjuang keras di belakang layar untuk mendukung tugas kepolisian.

Pasca acara berlangsung Kapolres Bone AKBP Arief Doddy Suryawan menyampaikan apresiasi atas peran penting Bhayangkari dalam mendukung tugas kepolisian. Ia juga menegaskan pentingnya kebersamaan dan solidaritas di antara anggota kepolisian dan keluarganya.

“Acara nobar ini tidak hanya bertujuan untuk hiburan semata, namun juga sebagai momen untuk merajut tali silaturahmi dan meningkatkan kebersamaan di antara anggota kepolisian dan keluarganya. Kegiatan semacam ini sangat penting dalam memupuk semangat dan motivasi para anggota dalam menjalankan tugas berat mereka.”kata Doddy.

“Dalam suasana yang penuh kehangatan, para personel bersama keluarga datang dari Bone untuk menikmati film “Aku Rindu” dengan hati yang penuh empati. Mereka terinspirasi oleh keteguhan dan dedikasi seorang Ibu Bhayangkari yang selalu siap mendukung suaminya, serta menjalani peran luar biasa dalam menjaga keluarga dan mendukung tugas kepolisian.”lanjutnya.*

Catatan Ilham Bintang: Memburu Bao-bao di Ginza Tokyo

0

Sabtu (28/10), ini hari terakhir Astra -Japan Trip 2023 di Negeri Sakura. Astra International, penyelenggara acara semacam “press tour” bersama 25 wartawan pemimpin redaksi media pers Tanah Air, siang itu menjamu makan siang di resto Jepang, Kisoji Ginza. Itu meeting point sekaligus sebelum bertolak ke Bandara Narita untuk terbang kembali ke Jakarta petang hari.

Lokasi resto di jantung Ginza, kawasan perbelanjaan elit di Tokyo yang berdiri sejak tahun 1612. Kawasan yang waktu itu di bawah kepemimpinan Tokugawa, mulanya adalah pusat pencetakan uang perak Jepang.

Perputaran gaya hidup di Ginza membawa Ginza kelak menjadi kota terdepan di Jepang komplit dengan kelengkapan hidup modern. Tidak hanya menginspirasi orang Jepang, Ginza bahkan menjadi pusat barang-barang impor asal Eropa, terlebih di dunia fesyen dan gaya hidup.

Car Free Day Ginza

Hari itu pas Car Free Day di kawasan itu. Artinya, dari pukul 11 siang hingga pukul 5 sore jalan utama Ginza bebas asap dari knalpot kendaraan. Bebas beraktivitas di tengah jalan sepanjang Ginza.

Di beberapa lokasi, seperti di depan butik Channel dan butik Louis Vuitton dipasang beberapa payung dengan kursi duduk untuk pengunjung bersantai. Lihatlah atraksi para wartawan pemimpin redaksi yang mengikuti press tour Astra International yang dipimpin oleh Boy Kelana Soebroto.

Wartawan legendaris Karni Ilyas duduk di kursi di tengah jalan, hanya saja tidak dengan kepul asap karena di kawasan itu dilarang merokok. Pemred Investor Trust, Primus, pimpinan Kompas Budiman Tanuredjo, Pemred JakTV Timbo Siahaan, dan Atmaji Sapto Anggoro dari Dewan Pers malah duduk lesehan. Mungkin kangen kebiasaan di kampung. Ketua Forum Pemred Arifin Asydhad, Kemal Gani (SWA), Ihsan (Warta Ekonomi), Uni Lubis, Rosianna Silalahi, Petty Fatimah, dan Regina dari Astra mengesplore kawasan CFD itu.

Saya memang lebih dulu dua jam dari rombongan berangkat ke Ginza demi Bao-bao pesanan istri. Rombongan besar baru tinggalkan hotel pukul 12 siang. Saya ditemani Gaudensius Suhardi (Media Indonesia). Saking penasaran Bao-bao, sampai lupa janji menunggu Karni Ilyas di smoking room.

Di beberapa tempat, termasuk di kota Nagoya saya memburu tas desain Issey Miyake yang sangat populer di dunia itu. Barangnya ada dipajang di beberapa butik yang saya datangi, tapi sold out. Artinya, yang dipajang hanya sampel untuk melayani pesanan bulan berikutnya.

Tas itu memang unik, harganya jauh di bawah harga tas brand Eropa. Issey Miyake menciptakan Tas Bao-bao dari kain mesh yang dilapisi dengan segitiga kecil berwarna-warni dari polivinil. Tas ini telah lama menjadi aksesori pilihan bagi industri kreatif.

Apakah “menghilangnya” Bao-bao sebuah strategi marketing mengikuti brand Eropa?

Uni Z Lubis pemred IDN Times dan Petty S Fatimah pemred Femina yang juga pengamat mode, menampiknya. Keduanya melihat alasan kematian Issey Miyake tahun lalu yang mendorong konsumen untuk kembali memburu karya desainer Jepang asal Hiroshima yang meninggal dunia pada 5 Agustus 2022 di Tokyo. Issey Miyake wafat dalam usia 84 tahun, akibat kanker hati.

Perburuan Bao-bao ini memang urusan “sayang istri”. Tapi jangan khawatir, urusan itu tidak akan menimbulkan persoalan besar bangsa seperti yang terjadi dan menjadi perbincangan seru di Tanah Air saat ini. Gegara pemimpin sayang anak dan keluarga rusak aturan negara dibuatnya.

Beberapa butik yang mengoleksi karya Issey Miyake saya masuki di Ginza. Termasuk pameran instalasinya, tapi tak juga dapat. Sold out, ucapan seragam itu disampaikan penjaga butik.

Tinggalkan urusan Bao Bao sejenak. Mari bergabung ke CFD. Selagi melenggang di jalan, saya sempat juga dibuat “sebel” seorang pria tetiba memotong jalan dan berhenti di depan saya. Waduh! Apakah ini Yakuza? Jantung rasanya mau copot. Apalagi baru semalam dengar cerita Mendy, guide dari Golden Rama, bercerita soal sepak terjang Yakuza.

Untung saja si penghadang cepat membalikkan badannya, sambil tertawa. Dan, langsung berselfie dengan kameranya. Hahh! Heru San, rupanya. Sahabat Nihonjin ( orang Jepang ) yang satu ini belasan tahun bekerja di Indonesia yang keramahannya lebih Indonesia daripada orang Indonesia.

Heru salah satu petinggi di Panasonic Gobel Indonesia. Dia rupanya sedang bersama Hengky Sanjaya dan keluarga yang menggunakan salah satu payung tempat duduk di tengah jalan Ginza. Hengky, pengusaha, juga agen peralatan broadcast Panasonic di Tanah Air. CFD mempertemukan kami dengan banyak orang Indonesia yang tengah melancong di Jepang.

Orang layak berterima kasih kepada pencetus pertama CFD di tahun 1956 sebagai sebuah kegiatan kampanye untuk mengurangi tingkat pencemaran udara di kota-kota besar di seluruh dunia akibat kendaraan bermotor. Dimulai pada 25 November 1956, Belanda melaksanakan Car Free Day setiap hari Minggu, kemudian Prancis pada tahun 1995 dengan Green Transport Week di kota Bath. Semua masyarakat turun ke jalan untuk merayakan acara tersebut. Begitulah perjalanan panjang Car Free Day , yang pada akhirnya diperingati setiap tanggal 22 September di seluruh dunia.

Di Jakarta sendiri Car Free Day pertama kali dimulai tahun 2002 dengan penutupan jalur Sudirman – Thamrin memanfaatkan momen hari bumi 22 September. Kegiatan itu hingga kini terus berlangsung setiap Sabtu dan Minggu setiap pekan.

Kembali ke urusan Bao Bao. Akhirnya saya menemukan tas itu di butiknya di Bandara Narita yang berada di dekat Gate 58, ruang tunggu keberangkatan maskapai ANA NH 835. Satu jam sebelum boarding. Artinya, perjuangan gigih untuk menyenangkan istri, berhasil. Saya ulangi, jangan khawatir urusan keluarga ini urusan rakyat biasa. Tidak berdampak pada urusan bangsa dan negara yang memicu sumpah serapah orang satu negeri. (*)

Semua Anak Makassar Harus Sekolah

0

Salah satu program Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Mohammad Ramdhan Pomanto di Bidang Pendidikan, semua anak Makassar harus sekolah atau mengenyam pendidikan.

Karena itu, pihak Dinas Pendidikan Kota Makassar, tidak segan-segan ‘turun gunung”, bila terdapat masalah yang terkait dengan hal tersebut. Misalnya bila ada anak yang tidak disekolahkan orang tuanya karena tidak mampu, Dinas Pendidikan Kota Makassar memfasilitasinya, agar dapat bersekolah.

Hal tersebut antara lain disampaikan Kepala Seksi Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Makassar, Syamsuddin saat mewakili Kadis Pendidikan Kota Makassar menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Sekolah Islam Terpadu (SIT) Raffasya Baitul Makmur (RBM).

Acara yang bertemakan “Penyempurnaan Akhlak Sebagai Tugas Utama Nabi Muhammad SAW Dalam Rangka Melepas Manusia dari Kezaliman”, digelar di Makmur Building, Kompleks Ramayana Ruko Sardonix, Jl AP Pettarani Makassar, Sabtu, 7 Oktober 2023, pukul 15:30 Wita.

Acara tersebut, diawali dengan penjelasan Ketua Yayasan Baitul Makmur, Udstadz H Makmur Ante Pasau tentang misi pendirian yayasan yang membina sekolah, mulai PAUD, TK, SD, SMP dan SMA. Pembawa Hikmah Maulid, Ustad DR H Yusri Muhammad Arsyad LC MA.

Selanjutnya, menurut Syamsuddin, semua sekolah di bawah binaan Dinas Pendidikan Kota Makassar, mendapatkan bantuan Dana BOS. Sekolah yang menolak Dana BOS, karena berduit pun didatangi, agar menerima bantuan tersebut. “Karena pendidikan itu penting. Tidak ada orang bisa maju tanpa pendidikan,” tegasnya.

Di Makassar, menurut Syamsuddin, tercatat ada 1000an PAUD, termasuk TK, SD hampir 600, negeri dan swasta. 300 diantaranya negeri. Ada 300an SMP, diantaranya 55 negeri. Dinas Pendidikan Kota Makassar membina 2000-an sekolah, formal dan non formal.

Dinas Pendidikan Kota Makassar, katanya, juga sudah menetapkan, tidak ada lagi sekolah unggulan dan non unggulan. Semuanya sama. Siswa yang domisilinya dekat dengan sekolah tersebut, berhak diterima dengan sistem zonasi.

Kasi Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Makassar, Syamsuddin M memuji kualitas yang telah dicapai Sekolah Islam Terpadu Raffasya, yang benar-benar menerapkan kualitas pembelajaran. “Ada satu yang membuatnya lebih unggul dari yang lain. Selain menjalankan kurikulum pendidikan, juga menanamkan pembinaan Akhlak,” pujinya.

Selain pembinaan akhlak, SIT RBM menurut Ketua Yayasan, Ustad H Makmur Ante Pasau,  juga menanamkan pendalaman 5B (Beriman, Bertaqwa, Berakhlak, Berilmu dan Berprestasi). Orang tua yang menginginkan anaknya mendalami sikap-sikap tersebut, tempat yang tepat bersekolah di SIT Raffasya.

Guru Pun Terseleksi

Seperti yang dijelaskan Ketua Yayasan, Makmur Ante Pasau, sekolahnya memang benar-benar fokus pada kualitas pembelajaran dan pengajaran. Makanya tidak tanggung-tanggung, bila ada guru yang tidak menjalankan pengajaran sesuai dengan aturan yang ditetapkan Yayasan, diberhentikan. Dalam perjalanannya, ucap Makmur, sudah 17 guru yang diberhentikan.

Kemajuan yang dicapai Sekolah Islam Raffasya terbilang cukup cepat. Dalam usia yang baru berjalan 3 tahun, telah kelihatan kualitasnya. Hal itu ditampakkan dengan pagelaran hasil-hasil pembelajaran yang ditampilkan siswanya. Mampu membuat hadirin terkagum-kagum dan tak henti-hentinya meneriakkan pujian.

Salah satunya, tampilnya siswa PAUD memberikan ceramah. Selain kostumnya yang persis seperi ustad, isi ceramahnya pun bagai ceramah seorang ustad. Saking mengagumkannya, para pejabat yang duduk di jajaran depan, mendaulatnya untuk menyalaminya. Tak biasanya terjadi, ustad kecil itu yang dicium tangannya.

Pembawa acara juga memberikan gambaran kemajuan Sekolah Islam Terpadu Raffasya. Pembinaan bahasa Arab dan Bahasa Inggris juga mantap. Ketiga pembawa acara yang membawakan tiga versi, bahasa Arab, Indonesia dan Inggris, dibawakannya dengan fasih.

Di hadapan hadirin, yang antara lain dihadiri kalangan orang tua siswa, pemerintah setempat dari Kecamatan Tallo, Ustad Yusri mengimbau agar meneladani sifat-sifat keteladanan Rasulullah. “Salah satunya adalah sifat sabra dan tabah meghadapi penderitaan.”

Acara tersebut juga dihadiri Ketua Umum AGUPENA (Assosiasi Guru Penulis Indonesia) yang juga Kepala UPT SMA Islam Raffasyah Baitul Makmur Makassar, Ustad H Muhammad Ardi Ali. Turut hadir pula seluruh Kepala Sekolah PAUD/TKIT, SDIT, SMPIT, Pembina SIT RBM, La Ode Zainuddin; Kepala SIT RBM, Syech Ma’mun Abu Zamrah beserta kepala sekolah SIT RBM lainnya dan para Pembina SIT RBM, lengkap hadir. (NURHAYANA KAMAR)

DPPPA Dalduk KB Sulsel – USAID ERAT Bersinergi Gelar Pelatihan Hak Anak 

0

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPPPA Dalduk KB) Provinsi Sulsel bekerjasama dengan lembaga mitra USAID ERAT, menggelar Pelatihan Hak Anak bagi Petugas Layanan untuk Pencegahan Perkawinan Anak di Kota Makassar dan Kabupaten Luwu Utara. Pelatihan dilaksanakan di Hotel Remcy Makassar, Kamis, (24/8).

Kepala DPPPA Dalduk KB Provinsi Sulsel, Andi Mirna, mengatakan, perkawinan anak merupakan permasalahan kompleks yang melibatkan berbagai aspek, termasuk ekonomi dan budaya. Salah satu dampak yang sering timbul akibat perkawinan anak adalah kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak.

“Mereka cenderung lebih rentan terhadap kekerasan fisik, emosional, dan seksual dalam hubungan perkawinan yang terjadi pada usia yang sangat muda,” ujarnya.

Selain itu, masalah stunting juga muncul karena organ reproduksi anak belum sepenuhnya berkembang, sehingga berisiko terhadap komplikasi kesehatan saat hamil dan melahirkan.

Andi Mirna menambahkan, pemerintah provinsi telah melaksanakan program yang melibatkan Dinas Pendidikan untuk mengatasi anak-anak yang putus sekolah akibat perkawinan anak.

Anak-anak yang menikah pada usia dini sering kali terpaksa meninggalkan sekolah, sehingga kerjasama antara instansi yang terlibat akan membantu dalam mencari solusi untuk mengembalikan anak-anak tersebut ke jalur pendidikan.

Menurut Andi Mirna, memberikan pelatihan kepada petugas layanan adalah langkah penting untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah perkawinan anak. Dengan pengetahuan yang memadai, layanan yang diberikan akan lebih efektif dalam melindungi anak-anak dari dampak negatif perkawinan dini.

“Pemerintah provinsi telah menyediakan Layanan Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga). Penting untuk memberikan edukasi kepada keluarga agar mereka memahami resiko perkawinan anak dan dampaknya terhadap perkembangan anak,” jelasnya.

Ditambahkannya, selain itu dalam era teknologi saat ini, perlindungan terhadap anak-anak dalam penggunaan teknologi juga perlu diperhatikan. Keluarga perlu diberikan pemahaman tentang bagaimana melindungi anak-anak dari konten berbahaya dan potensi resiko online.

“Puspaga dapat menjadi tempat bagi keluarga untuk memperoleh informasi, konseling, dan panduan terkait perkembangan anak dan upaya mencegah perkawinan anak,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, pemerintah kabupaten kota bisa menjadikan Kabupaten Wajo sebagai contoh bagaimana praktik efektif mengurangi angka perkawinan anak. Dengan melibatkan pemangku kepentingan mulai dari pemerintah hingga instansi vertikal, Kabupaten Wajo berhasil mengurangi persentase perkawinan anak.

Langkah ini meliputi kampanye pencegahan perkawinan anak sampai ke desa-desa, edukasi keluarga, dan pendekatan komprehensif untuk mengubah pandangan budaya yang merugikan anak.

Andi Mirna berharap agar Kerjasama dengan lembaga seperti USAID memiliki potensi untuk memberikan dukungan yang kuat dalam upaya mencegah perkawinan anak. Selain itu, koordinasi dengan pemerintah provinsi penting untuk memantau dan mengevaluasi efektivitas langkah-langkah yang diambil.

Lebih lanjut Andi Mirna menambahkan, laporan hasil monitoring dan evaluasi akan membantu mengidentifikasi keberhasilan serta menemukan solusi untuk permasalahan yang masih ada,” pungkasnya (Nas)

Perumda Parkir Dapati Jukir Liar di Event F8 Makassar

0

Perusahaan Daerah (Perumda) Parkir Makassar Raya mendapati juru parkir (jukir) liar berada di Jalan Yosef Latumahina, dan beberapa tempat lainnya sekitar area Eight Festival and Forum (F8) yang diselenggarakan Pemkot Makassar, Jum’at (25/8).

Kegiatan itu dilakukan secara rutin demi menjaga kenyamanan perparkiran kendaraan pengunjung Internasional Eight Festival and Forum di Anjungan Pantai Losari.

“Kami dapat jukir yang tidak terdaftar di Perumda Parkir Makassar, tanpa tanda, tanpa karcis dan bukan di daerah titik parkir yang kami sudah tentukan, jadi kita edukasi agar tidak terjadi kembali,”ujar Direktur Operasional (Dirops) Perumda Parkir Makassar, Christoper Aviary.

Menurut dia, patroli jukir yang dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) Perumda Parkir Makassar menekan terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Seperti mereka (Jukir,red) memungut jasa melebihi kesepakatan bersama yang ditentukan.

“Jadi kita membuka posko aduan pelayanan yang dilakukan oleh jukir sedang bertugas. Alhamdulillah semua telah diatasi dengan baik, ” ucapnya.

“Untuk kendaraan yang dilaporkan hilang, banyak juga kita layani, sebenarnya para pengunjung lupa posisi memarkir kendaraannya, tapi tetap kita layani dengan mentarcking no karcis parkir, alhamdulillah ditemukan semua,” tambah Ryo sapaan akrab Dirops Perumda Parkir Makassar.

Untuk diketahui, adapun , lokasi yang telah ditentukan oleh Perumda Parkir Makassar yakni, Taman Gajah, Taman Segitiga, jalan Metro Tanjung, Tugu Komodo, jalan Yosef Latumahina, jalan Maipa, jalan Datumuseng, jalan Muchtar Lutfi dan area parkir samping Anjungan Pantai Losari. (Nas)

Bagaimana Hukum Ritual Tolak Bala?

0

Oleh :Nurkamrah

Masih banyak daerah di Indonesia, menggelar ritual tolak bala. Acara ritualnya beragam, versi masing-masing budayanya. Acara ritualnya, melestarikan budaya nenek moyang. Seperti ritual tolak bala Tarian Mandi Safar, Tawur Sego, Tolak Bala warga Palemsari Rembang, ritual Tolak Bala Sampar Simparat Desa Tahap.

Ritual Tolak Bala Tetua Desa Yakini, terhadap adanya gangguan mahluk halus. Ritual cuci jalan, tolak bala pada perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang.  Warga Madiun Sembelih Kambing Ritual Tolak Bala Usir Corona. Tradisi ngelawang di Bali, ritual mengusir roh jahat dan tolak bala saat Hari Raya Galungan.

Adat tolak bala melarung sesajen dengan mengunakan perahu naga SukuBajo, Desa Terosiaje. Ritual adat Dayak, tangkal penyakit, ritual mbah Bejo di Bandung Pleret Semarang, tolak bala Pilkada Serentak.

Masyarakat Tanah Beru Bulukumba, bergotong royong mendorong perahu finishi yang baru dikerjakan. Ritual  tolak bala usir corona di bumi Boerneo. Tradisi Mepe Kasur, ritual tolak bala warga suku using desa Adat Kemiren, menyebur Kasur. Ngampun, ritual tolak bala dalam adat Dayak Iban.

Ritual tolak bala di Lereng Gunung Sumbing. Kirab tolak bala Barongsai, di Kuta Bali. Ritual adat Tari Seblang, Makotek, ritual tolak bala di Desa Munggu, ritual Mandi Kembang, untuk memohon keselamatan.

Suku Dayak, Kalimantan dengan ritual Adat Tolak Bala Suku Dayak Deah. Saat covid-19, warga Simalungun, menggelar pesta ritual  melakukan ritual Tolak Bala yang dikaitkan dengan Tolak Corona. Rata – rata daerah memiliki budaya ritual, menggelar ritualnya tolak bala, saat Corona menyerang.

Apa untungnya, orang melaksanakan  dan ramai – ramai berdoa menolak bala. Lantas salahkah ritual tolak bala dengan makan – makan misalnya di pantai ? Pertanyaan ini, diarahkan ke Udstadz Abdul Somad, yang diunggah di Youtube. ‘’Salahkan berdoa kepada Allah untuk minta dijauhkan bala ? Tanya Somad yang kemudian dijawabnya sendri. ‘’ Mana salah ?

Menurut Udztads Abdul Somad, seperti yang dilansir dari youtube. Yang tidak boleh ritual kepada hantu. Yang tidak boleh membuat sesajen dengan memanggil hantu, bisa datang jinnya. ‘’Kalau minta kepada Allah, ya boleh. Dulu di Riau, kalau mau membuka hutan, ada pemotongan kambing. KOnon kepala kambingnya, akan ditolak balakan. Tapi dicegah ulama, jangan dengan kepala kambing, darahnya saja, karena kita tidak boleh memakan darah’’, ceritra udstadz kondang ini.

Itulah asal muasal di Riau, katanya bila ada hajatan, makan masakan kepala kambing. Ulama lain, ada yang tidak mau makan, takut jinnya mengamuk. ‘’Somad, tidak takut’’, tegasnya. Kalau jinnya mengamuk, suarakan puji-pujian kepada Allah, ‘’Lailaha illlah’’ dstnya, jinnya akan lari.  ‘’Lantas kalau ada yang makan, matanya berkunang – kunang, dianggap gangguan jin ? Bukan karena gangguan jin, penyakit darah tingginya lagi kumat’’, ucapnya sambil tertawa.

Undstadz Abdul Somad mengaku, semua makanan dimakannya.  Tidak ada yang dipantangi. Kepiting, udang, kepala kambing, semua dimakannya. Tipsnya adalah menyebut nama Allah, setan menjauh. (*)

Ritual Ijame, Budaya Unik Suku Dayak

0

Oleh : N A H A Y A

Salah satu kegiatan Suku Dayak, Kalimantan Tengah, yang juga mengundang wisatawan datang menyaksikan acara tersebut adalah Ritual Ijame. Lokasinya di Kabupaten Barito Timur. Ritual tersebut untuk mengantarkan Ruh Leluhur menuju Tumpuk Datu Tunyung (Surga) melalui Proses Pengkremasian.

Hal tersebut, sebuah keunikan tersendiri terhadap prosesi pemakaman suku Dayak. Tulang-tulang orang yang sudah meninggal, dibakar, sama dengan prosesi pemakaman di Ngaben Bali.

Tempat pembakarannya di sebut Papuyan. Kemudian ada Tamak, yang menjadi tempat penyimpanan abu (Mapui) setelah pembakaran tulang. Ada beberapa syarat utama, atau kriteria, yang harus dipenuhi jika ingin melaksanakan ritual Ijame.

Satu Peti (Rarung Panamakan) berisikan tulang dari tokoh-tokoh adat (mantir, penghulu, atau damang). Satu Peti (Rarung Panawu Wua Surat), berisikan tulang dari seorang wadian (seorang pemimpin ritual/balian). Satu peti (Rarung Biasa) berisikan tulang dari seorang masyarakat biasa ( turunan paju epat) yang beragama Hindu Kaharingan.

Tiga peti/rarung tersebut, syarat wajib yang harus ad ajika ingin melakukan proses Ijame. Itu makanya, ritual ini memerlukan biaya besar. Sihingga ritual Ijame tidak setiap tahun dilaksanakan. Terakhir dilaksanakan pada 2010. Di desa Murutuwu, Kecamatan Paju Epat, Kecamatan Barito Timur. Namun, waktu ritualnya berlansung 2 bulan.

Ritual Ijame salah satu kepercayaan suku Dayak Maanyan sub Paju Epat yang beragama Kaharingan. Suku Dayak meyakini, Ritual ini membutuhkan waktu 9 hari, agar roh orang yang sudah meninggal, benar-benar bisa pulang ke Sorga, yang disebutnya Tumpuk Datu Tunyung.

Beratnya melaksanakana ritual Ijame, harus membuat titian dari rumah kegiatan (lewu putut) menuju Balai yang disebut tetei. Mempersiapkan tarip atau papan ukir. Membuat Balai Pisame. Membuat Balai Hakei. Membersihkan jalan menuju lokasi pengkremasian (papuyan). Membuat Numang Tetei, yaitu titian dari Balai Adat ke rumah yang bersangkutan. Membuat tempat di pinggir sungai untuk mempermudah aktivits selama kegiatan.

Selain itu, mempersiapkan beras ketan dari Balai Adat. Memberisihkannya di sungai sampai proses permentasi, sehingga menjadi tuak (minuman tradisonal khas Dayak). Proses pembuatan tuak ini, disebut Ngapanru Aning.

Prosesi adat ini, sudah dipersiapkan panitianya, jauh sebelumnya. Pelaksananya, para mantir adat dari seluruh desa di wilayah Kadamangan Paju Epat. Merekalah yang bertnaggung jawab penuh, terhadap tahapan pelaksanaan ritual tersebut. Namun mantir yang menjadi pelaksana, orang sudah pernah ditasbihkan serta mengisi hukum adat yang berkaitan dengan tata cara pelaksanaan ritual ini. (*)

Prioritas Pembangunan Ulaweng 2024: Peningkatan IPM hingga Lirik Destinasi Wisata

0

Sejumlah prioritas pembangunan di Desa se-Kecamatan Ulaweng tahun anggaran 2024 mulai diungkap. Diantaranya, peningkatan indeks pembangunan manusia, infrastruktur hingga pemerintah desa se-Ulaweng diminta mulai melirik pengembangan destinasi wisata desa.

Hal ini terungkap saat Pemerintah Desa Timusu Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone menggelar Musyawarah Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) Tahun Anggaran 2024 di kantor desa setempat, Rabu (23/8).

Kepala Desa Timusu Andi Benri Gau saat membuka musyawarah mengajak peserta musyawarah agar bersyukur atas kesehatan dari Allah SWT, sehingga dapat hadir mengikuti musyawarah desa. Ia meminta peserta musyawarah menyimak penyampaian dan memberi usulan terbaik.

“Saya berharap agar kita semua tetap bersemangat (mengikuti musyawarah RKPDes Timusu) dan memberi usulan untuk perencanaan pembangunan tahun anggaran 2024,” ungkap Kepala Desa Timusu Andi Benri Gau.

Kades Benri kemudian mempersilakan Bapak Pembangunan Desa (Pak Bangdes) Kecamatan Ulaweng Sulfiadianto agar memberi pengarahan atau masukan-masukan yang dapat memacu Desa Timusu untuk terus lebih baik ke depannya.

Sementara itu, Pak Bangdes Kecamatan Ulaweng Sulfiadianto dalam arahannya mengatakan, kegiatan pembangunan di desa pada dasarnya memperhatikan RPJMDes. Selain itu penyelerasan dengan kegiatan yang ada di kabupaten terkait isu-isu strategis.

“Untuk langkah strategis yang kami terapkan di desa se-Kecamatan Ulaweng, kami lebih cenderung ke pemberdayaannya. Peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) itu kita wajib untuk pedomani, prioritaskan, agar bisa bersaing dengan desa-desa lain,” jelasnya.

Kasi PMD Kecamatan Ulaweng itu juga menyarankan agar memperioritaskan pengembangan objek wisata desa. Kata dia, prioritas pengembangan wisata didorong agar Kecamatan Ulaweng menjadi daerah kunjungan dari desa atau kecamatan lainnya.

Menurutnya, untuk tahap awal, pembangunan objek wisata tidaklah perlu menguras anggaran yang besar. Ia menyarankan agar menggunakan potensi yang ada dengan dana yang bisa dialokasi, kemudian memikirkan pengembangannya ke depan.

“Jadi kalau bisa kita ciptakan sendiri peluangnta di desa (untuk kreatif membangun destinasi wisata desa),” ungkapnya.

Lebih jauh, ia menilai dengan hadirnya destinasi wisata di desa dapat membantu perekonomian masyarakat. Selain itu, wisata dinilai dapat meningkatkan kesehatan mental masyarakat desa atau kecamatan Ulaweng.

Bankan, pengembangan destinasi wisata desa di Kecamatan Ulaweng ini sempat diwacanakan menjadi prioritas pembangunan desa di tahun 2024. Hal ini juga disebut mengikuti perkembangan zaman.

“Banyak mi sekarang yang katanya stres-stres karena kurang healing. Jadi kita berupaya memaksimalkan kinerja dari kesehatan supaya tidak menangani ODGJ, karena stres, banyak beban pekerjaan,” ungkapnya

“Dengan adanya tempat wisata di sekitar kita, setidaknya membantu perekonomian desa dan meningkatkan kesehatan mental dari warga dan khususnya masyarakat Ulaweng,” jelasnya. (*)

Diresmikan Gubernur Sulsel, Jembatan Pacongkang Dilengkapi Alat Peredam Gempa

0

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman meresmikan jembatan pelengkung rangka baja terpanjang di Sulsel, jembatan Andalan Pacongkang di Kabupaten Soppeng, Rabu, (23/8).

Pembangunan dilakukan dalam tiga tahap. Struktur jembatan menggunakan rangka baja pelengkung. Dengan panjang bentangan pada bagian tengah 128 meter, bentang kiri kanan masing-masing 25 meter. atau total bentang sepanjang 180 meter, dan lebar 7 meter, beserta dukungan trotoar kiri dan kanan masing-masing 1 meter.

Jembatan ini dilengkapi alat untuk meredam gempa dengan teknologi lead rubber bearing. “Teknologi anti gempa, ada peredam anti gempa. Harapan kita tentu adalah hanya semacam upaya kita, ikhtiar kita dalam bentuk proteksi preventif,” ucap Andi Sudirman Sulaiman.

Lead Rubber Bearing (LRB) adalah salah satu jenis sistem pelindung gempa yang digunakan pada infrastruktur bangunan, jembatan, dan lainnya. LRB memungkinkan bangunan tetap berdiri meskipun terjadi gempa dengan kekuatan besar.

Sementara itu, Bupati Soppeng, Kaswadi Razak menyampaikan, atas nama Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Soppeng terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Sulsel atas perhatian kepada Soppeng.

“Pemerintah Daerah dan masyarakat Soppeng selama kurung waktu 1 periode ini kami merasa bahwa keberadaan Gubernur atas perhatiannya kami sangat berterima kasih,” kata Kaswadi. (Nas)