Beranda blog Halaman 493

Penduduk Pulau Bali Orang Pendatang?

0

Oleh: Nurhayana Kamar

Sugro Pekulun melanjutkan ulasannya tentang kelanjutan kehidupan di Bali. Dari sejarah Bali, penduduknya dari migrasi beberapa periode. Periode pertama atau penghuni pertama di Pulau Bali, tidak diketahui dari mana asalnya.

Periode selanjutnya, saat Bali melakukan hubungan secara intern dengan dunia internasional di akhir dan awal Masehi. Juga saat Bali Jatra. Periode selanjutnya, tahun 804, seperti yang disebutkan di prasasti Sukawana Al tentang adanya pertapa yang hilir mudik di Bukit Kintamani.

Selanjutnya, kedatangan Dinasti Warmadewa dengan penemuan Stambah Kemenangan Raja Sri Kesari Warmadewa tahun 835 di Blanjong. Panembahan Malet Gede dan Pukuh. Selanjutnya, saat pemerintah Raja Sri Haji Marataka Pangkaja dan Haji Anak Wungsu dari tahun 1911 sampai tahun 999. Disini masa keemasan hubungan Jawa-Bali.

Periode selanjutnya, saat Pemerintahan Sementara Raja Patih Kebo Parud. Saat inilah trah Arya mulai tercatat di Bali. Ada 3 Arya yang disebutkan, Arya Adikara, Arya Asana dan Arya Wadana. Ketiganya tergabung di Majelis ‘’Ri Jro Makabehan bersama Mpukuwing, Baudenda, Senapati dan lainnya.

Tercatat dalam Prasasti Sukawana D, halaman Vb, berangka tahun 1222. Kutipannya, ‘’….makabehan, para juru, mwang, bahudenda, senapati, tanda rakyan, ri jero makabehan, mwang brahmana rsi, sewa sogata, tan Kantun, ida raja sari aryya, ida san aryya adikara, ida san aryya asana, ida san aryya wadana,…’’.

Yang mementahkan teori selama ini dan yang mencetuskan bahwa Trah Arya mulai ke Bali, saat ekspedisi Majapahit ke Bali. Atau setelah Pemerintahan Paduka Bharata Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten, setelah tahun 125 Shaka.

Selanjutnya, para ahli berpendapat saat kedatangan ekpedisi Gajamada, juga disertai Panglima Majapahit dan pasukannya dan menetap di Bali. Walau ekspedisi ini tidak ditemukan dalam prasasti Bali Kuno. Namun banyak tertulis di Babad, yang juga jadi referensi yang kuat.

Penduduk Bali saat ini, juga warga Indonesia dan asing yang bekerja dan berdiam di Bali setelah zaman Kemerdekaan. Mereka ini, di luar dari periode yang disebutkan di atas. Juga dengan adanya penyebaran penduduk ke Bali.

Tuhan Hyang

Bagaimana dengan budaya Bali Mula dan Balyaga? Masihkah lestari hingga kini? Menurut Suogro, tidak hilang. Contohnya, budaya Bali Mula yang menyebut Hyang sebagai Tuhannya, orang Bali masih menyebut Hyang Widhi, Hyang Parama Kawi, Hyang Kawitan, Hyang Dewa dan lainnya.

Bali Mula yang memuja leluhur, sekarang orang Bali getol mencari jejak leluhur (Kawitan). Bali Mula menyucikan gunung, sekarang juga orang Bali menyucikan gunung dengan konsep Nyegara Gunung. Bali Mula, giginya terasah/rata/metatah, sekarang Metatah tetap ada. Bali Mula membekali (Ngabain) Tetuanya dengan bekal kubur, sekarang juga masih eksis.

Bali Mula Ngabein dengan mengubur, bukan di bakar, sekarang masih banyak Desa Bali Mula juga tidak membakar mayat. Bali Mula menyembah Ruh Suci yang bersemayam di Batu dan Pohon Besar, masih sekarang juga. Dan Masih banyak lagi yang diwarisi.

Bali beberapa kali menjadi pulau terbaik versi traveller, bukan karena keindahannya semata. Namun, ada sesuatu yang dicari turis ke Bali. Mungkin karena taksunya yang masih terjaga. Taksu budaya, taksu ritual dan taksu yang sulit dijelaskan. (*)

 Awal Mula Budaya Bali

0

Oleh: Nurhayana Kamar

Menurut cerita Sugro Pekulun, tradisi bekal kubur di Bali masih berlangsung hingga kini. Kepercayaan ruh terhadap leluhur, juga masih membudaya hingga saat ini. Dengan ritual Ngaben, Nyekah dan Nyelinggihan di Sanggah Kemulan dan Memujanya.

Hal tersebut semakin menguatkan bahwa Ngaben adalah Budaya Bali Mula. Ngaben atau Ngabean (bukan Ngabuin), budaya membakar mayat. Saat ini masih banyak yang menguburkan mayat dengan cara membakar.

Tetapi tradisi mengubur juga masih eksis di desa-desa Bali kuno atau desa Bali Mula. Seperti di daerah Batur, Bangli, Buleleng, Karangasem dan sekitarnya. Tradisi ini juga masih berlangsung di Kuta Selatan, Badung.

Bali juga tergambar sudah menjalin hubungan internasional dengan dunia, pada 2000 tahun yang lalu. Itu tergambar dari hasil peneitian dari luar negeri, ditemukan hubungan Bali dengan negara-negara zaman dahulu, sudah maju. Itu dibuktikan dengan ditemukannya manik-manik, kaca emas Romawi dan dua cermin perunggu Cina dari Dinasti Han.

Gambaran tersebut semakin mendekati kenyataan. Yambulos seorang Musafir Yunani memang pernah terdampar di Bali, tahun 50 masehi. Begitu juga peristiwa pelaut-pelaut tangguh dari Orisca Negeri Bharata (India), sudah sering ke Bali, sekitar 150 tahun sebelum masehi. Sampai sekarang diperingati dengan Festival Bali Jatra.

Bali Aga

Bali Aga atau Balyaga adalah orang Bali yang tinggal di pegunungan. Ada juga pendapat, Bali Aga adalah sebutan orang dari desa Aga yang menyertai kedatangan Ida Rsi Markandya ke Bali.

Desa-desa Bali Kuno sering juga disebut desa Bali Aga. Belum diketahui pencetus hal tersebut, namun hingga saat ini, ada beberapa desa lebih memilih kembali disebut desa Bali Mula.

Memasuki awal era sejarah tahun 804, Bali sudah ramai dengan ditemukannya bukti tertulis dalam prasasti Sukawana Al, Halaman LB, Kutipannya, ‘’…….ulan di bukit cintamani mmal tayada husir yya anak atar jalan katba kadahulu…..’’.

Artinya, bangunan suci (ulan) di kebun bukit Cintamani, tidak ada tempat bagi orang-orang yang berjalan hilir mudik…..Itu pertanda, para pertapa sudah banyak ke Bukit Kitnamani. Kemungkinannya berasal dari daerah lain di Bali, dan luar pulau.

Hal ini bisa dijadikan acuan untuk menentukan Masa Bali Mula dalam tulisan. Yaitu, dari tahun 804 sampai sebelum tahun 835 atau saat kedatangan Raja Sri Kesari Warmadewa (Dinasti Warmadewa). Sebab, dari tahun 804 hingga 835, Raja yang memimpin Pulau Bali tidak ditulis dalam prasasti. Diprediksikan, yang berkuasa pada saat itu adalah Dinasti Bali Mula.

Bali diperkirakan mulai memasuki masa sejarah, sejak tahun 804, dengan ditemukannya Prasasti Berangka tahun tertua di Bali. Yaitu prasasti Sukawana Al. Dalam prasasti Bali Kuno, tidak ditemukan istilah Bali Aga.

Balyaga (Bali Aga) muncul dan ditemukan tertulis di Lomtar Lelintih Hi Pasek Kayu Selem, di halaman 24. Kutipannya, ‘’…… manih ngandhika sira mpu, ring wwang balyaga kabeh…. Artinya, berkata lagi sang Mpu, kepada semua orang Bali Aga…..

Kutipan tersebut, menjelaskan tentang kedatangan Mpu Mahameru ke Bali menuju Besakih melewati desa Kuntul Gading. Saat tiba di Tampur Hyang, beliau mensucikan diri di Tirta Bungkah. Di Loya Bungkah, Mpu Mahameru bertemu dengan anak kacil, sang Prabangkara. (*)

Resep Kue Merah Putih, Meriahkan HUT RI

0

Macam-macam kreasi masyarakat menyambut dan merayakan Hari Kemerdekaan ke-78 RI pada 17 Agustus 2023. Salah satu pakar kuliner Alamaknur, menampilkan kreasi Kue Merah Putih. Kue bikinannya tersebut, katanya, terlaris di acara bazar yang diikutinya baru-baru ini.

Di Hari Kemerdekaan memang, sebaiknya menciptakan suasana yang meriah dan gembira. Sebab kemerdekaan tidak begitu saja bisa dicapai. Tapi dari hasil perjuangan rakyat Indonesia yang tanpa pamrih, menelan sangat banyak korban jiwa.

Yuk, kita simak hasil kreasi Alamaknur, berikut ini.

Bahan A:

– 250 gram tepung ketan

– 250 ml santan

– 1 sdm gula pasir

– 1/4 sdt garam

– 1/2 sdt vanili bubuk

Bahan B:

– 200 ml santan

– 2 sdm tepung ketan

– 1 sdm gula pasir

– 1/4 sdt garam

– 1/2 sdt vanili bubuk

Bahan Isian:

– 100 gram kelapa parut

– 70 gram gula metah

– 50 ml air

– 1/2 sdt garam

– 1/2 sdt vanili bubuk

Semua bahan isian ini, dimasak hingga matang.

Cara Membuat:

  1. Tuangkan 250 gram tepung ketan. Tambahkan air santan, kemudian uleni hingga kalis. Kemudian beri pewarna kue, warna merah.
  2. Ambil sedikit adonan, bulatkan lalu pipihkan. Beri bahan isian. Lalu tutup kemudian bulatkan lagi.
  3. Taruh dalam cetakan talam, lalu kukus selama 30 menit dengan api sedang, kemudian dinginkan.
  4. Setelah dingin, bungkus dengan plastik kue dengan bentuk meruncing. Lalu masukkan bahan B di atasnya sesuai dengan gambar. Kemudian ikat plastiknya sesuai dengan gambar.
  5. Untuk pelengkap warna putihnya atau bahan B, campurkan semua bahan B, aduk rata lalu masak hingga mendidih dan mengental. Kemudian dinginkan. (Fb/ana)

Kodam XIV/Hasanuddin Gelar Acara Syukuran Kemerdekaan RI

0

Puncak rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, Kodam XIV/Hasanuddin menggelar malam syukuran dan ramah tamah di Cafe White House, Kota Makassar, Kamis (17/8).

Syukuran dan ramah tamah ini dikemas dalam acara “Malam Happy Together, dalam rangka HUT ke-78 RI, terus melaju untuk Indonesia maju”, dihadiri oleh para Pejabat Utama (PJU), sejumlah prajurit dan ibu-ibu Persit, awak media, sejumlah rekanan Kodam XIV/Hasanuddin dan mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di Makassar.

Kegiatan ini terlaksana atas inisiasi Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI, Totok Imam Santoso sebagai bentuk syukur dan kebersamaan tanpa batas. Kedatangannya di tempat acara, membuat dirinya terkejut ketika menyapa para tamu undangan dan bertanya terkait kegiatan syukuran yang dilaksanakan.

“Saya salaman dari depan sampai ke belakang, sebetulnya ada rasa senang dan rasa sedih, hampir semua yang saya sapa di meja masing-masing, apakah pernah acara begini, katanya belum. Jadi setelah sekian lama di sini, acara seperti ini belum pernah dilaksanakan padahal ini murah meriah dan kita happy,” ungkapnya.

Dengan rasa haru dan gembira, di kesempatan ini, Mayjen Totok menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama seluruh elemen masyarakat yang telah bersama-sama menyukseskan berbagai kegiatan Kodam XIV/Hasanuddin, yang telah banyak menghasilkan apresiasi, baik dari pimpinan TNI AD maupun forkopimda serta masyarakat.

Lebih lanjut, jenderal bintang dua ini menyampaikan sebuah kalimat inspirasi, “Don’t expect extraordinary things by doing ordinary things”.

Kalimat tersebut sering disampaikan oleh Pangdam kepada para PJU maupun para anggotanya, yang mengandung makna bahwa jangan mengharapkan hal yang luar bisa, jika hanya bekerja dengan hal yang biasa saja.

Hal ini pun telah dibuktikan oleh Kodam XIV/Hasanuddin yang telah memperoleh berbagai prestasi di bawah kepemimpinan Mayjen Totok. (Nas)

Peradaban Bali Sudah Ada Jauh Sebelum Masehi

0

Oleh: Nurhayana Kamar

Provinsi Bali, juga telah lama kesohor sebagai destinasi wisatawan. Terlebih bagi wisatawan mancanegara. Tak hanya warga asing yang datang, juga pemimpin-pemimpin negaranya datang berlibur di pulau Dewata ini.

Tak sedikit juga agenda tingkat internasional digelar di provinsi ini yang mendatangkan orang nomor satu dari negara peserta.

Lantas bagaimana sejarah lahirnya peradaban Bali? Seperti yang diulas Sugra Pekulun, peradaban Bali sudah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan sebelum masehi dan tanpa disadari, eksis terus hingga kini.

Menurut Sugra, ada dua panduan untuk mengetahui peradaban Bali masa lampau. Yaitu peninggalan dari tulisan yang shahih tentang kapan.mulainya krhidupan di Bali pada masa. lampau.

Berdasarkan penemuan “sarkofagus” (peti batu), komunitas Bali memprediksikan, kehidupan di Bali sudah ada 250 tahun sebelum masehi. Dan angka tahun itu, didasarkan pada umur rata-rata sarkofagus dan tulang belulang antara 2000-3000 tahun. Ini perkiraan Soejono, ahli pakar Arkeolog kesohor.

Di pulau ini paling banyak ditemukan sarkofagus. Jumlanya ratusan. Dan banyak ditemukan di Gilimanuk, Jembrana, Keramas, Gianyar, dan hampir merata di seluruh pulau Bali.

Para ahli berpendapat, daerah-daerah ditemukannya sarkofagus adalah daerah pemukiman.

Kerangka Purba

Penemuan yang paling menggemparkan dunia arkeolag, adalah saat Tim Peneliti Balai Arkeolig Denpasar menemukan kerangka manusia purba, yang diperkirakan berumur 2.500 tahun. Di desa Keramas, Blahbatuh pada 29 Agustus 2010.

Kerangka purba yang ditemukan itu, masih utuh. Dia diperkirakan seorang abdi yang setia pada tuannya, pada zaman kerajaan silam.

Peneliti juga menemukan batung beliung dan guci kuno, di samping kerangka tersebut. Penguburan seorang abdi saja begitu mewah, apalagi tuannya.

Pada 3 Dedember 2018 ditemukan lagi bekal kubur dalam sarkofagus berupa gelang dan cincin peruggu.

Tim peneliti menduga, dilokasi tersebut, pada zaman peradaban Bali, merupakan pemukiman padat penduduk. Itu diperkuat dengan penemuan alat-alat masak dan persembahyangan.

Dari penemuan itu, diduga kuat ada prosesi, ada prosesi pemimpin upacara, pemimpin agama dan kemungkinan sudah ada penguasa atau raja.

Bentuk sarkofagusnya, mirip perahu yang melambangkan bahwa perahu itulah yang membawa ruh leluhur ke surga. Atau ke puncak gunung, yang mana orang Bali Purba percaya bahwa ruh leluhur akan bersemayam di atas puncak gunung yang disebut Hiyang. (*)

MIN 3 Bone Kembali Juarai Pertandingan Sepak Bola se-Ulaweng

0

Tim sepak bola MIN 3 Bone berhasil meraih juara 1 pertandingan sepak bola antarSD-Mi se-Kecamatan Ulaweng. MIN 3 Bone berhasil meraih juara dengan skor 2:0.

Sebelumnya, tim sepak bola MIN 3 Bone adalah juara dalam pertandingan sepak bola antarSD-MI se-Ulaweng. Tak hanya itu, MIN 3 Bone adalah juara sepak bola tingkat kabupaten.

“Alhamdulillah MIN 3 Bone jadi campiun turnamen sepak bola antarSD/Mi se-Kecamatan Ulaweng dengan skor 2-0,”ungkap Kepala MIN 3 Bone Muh Shaleh kepada wartawan, baru-baru ini.

Pada kesempatan ini, Kepala Madrasah juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut mendoakan dan mendukung tim sepak bola MIN 3 Bone. Ia juga terus mendukung murid di sekolahnya agar terus belajar dan menorehkan prestasi. (*)

Meriahkan HUT RI, Desa Polewali Bulukumba Gelar Pesta Rakyat

0

Dalam rangka memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia, pemerintah dan pemuda desa Polewali, Bulukumba, Sulsel,  menggelar serangkaian kegiatan yang meriah. Kegiatan dipusatkan di lapangan sepak bola Kampung Baru desa Polewali, Bulukumba, Kamis (17/8).

Kepala Desa Polewali, Ambo Cenning mengungkapkan, Pesta Rakyat ini sebagai rutinitas setiap kali diadakan setiap tahunnya di desa Polewali. Dia berharap, Pesta Rakyat ini dapat menginspirasi semangat kebersamaan dan keakraban di kalangan warga desa Polewali.

Perlombaan dalam Pesta Rakyat Desa Polewali tersebut, dimulai jauh hari dengan perlombaan sepakbola mini yang bertajuk (POLEWALI CUP 2) dan berakhir dengan lomba panjat pinang pada Kamis malam, 17 Agustus 2023.

Dalam malam puncak Pesta Rakyat yang menjadi salah satu sorotan ialah penampilan dari tarian oleh anak-anak SD 329 Palambarae, binaan mahasiswa KKN Desa Polewali dari UIN Alauddin Makassar. Selain itu, masih banyak lagi.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Pemerintah Desa Polewali dengan dukungan dan kerja sama dari pemuda desa serta mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi warga desa Polewali untuk bersilaturahmi, saling berkompetisi dengan sportivitas dan merayakan kemerdekaan bersama.

“Semoga kegiatan ini dapat mempererat semangat kebersamaan yang luas dalam peringatan dirgahayu RI-ke 78 ini. Dan semoga Desa Polewali yang kita cintai ini dapat memberikan contoh nyata tentang betapa pentingnya persatuan dan semangat gotong royong dalam masyarakat desa Polewali,” harap Ambo Cenning. (*)

Luar Biasa! Mahasiswa UNIFA Raih 4 Medali ISSC di Yogyakarta

0

Alfirayanti, mahasiswa Teknik Kimia Angkatan 2022 Universitas Fajar (UNIFA) telah menoreh prestasi yang luar biasa dalam ajang Olimpiade Sains Tingkat Nasional dengan tajuk “Indonesian Student Science Competition (ISSC) 2023.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Yayasan Prestasi Maju Indonesia (Presmanesia) di Yogyakarta, (16/7) lalu. Yayasan Presmanesia adalah lembaga resmi pelaksana Olimpiade Sains Nasional yang telah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM.

Alfirayanti berhasil meraih 2 medali emas di bidang Kimia dan Biologi, dengan predikat A+, kemudian 1 perak di bidang Fisika dengan Predikat A dan 1 Perunggu di bidang Matematika dengan Predikat B+.

Alfirayanti yang akrab disapa Fira, mengungkapkan bahwa persiapannya untuk mengikuti kompetisi ini sebenarnya sejak mengikuti UTBK tahun lalu sampai sekarang.

“Saya mempersiapkan diri selama untuk mengikuti ajang Olimpiade Sains Tingkat Nasional ini, sebenarnya sejak mengikuti UTBK tahun lalu hingga sekarang dan terkait soal-soalnya saya mencari di kanal Youtube dan Internet. Kemudian saya mempelajari materi-materinya, saat H-7 saya lebih banyak fokus menjawab soal saja,” pungkasnya (16/8).

“Itu pun sebenarnya saya merasa ragu karena banyak yang ikut dalam ajang ini, makanya kami daftarkan diri di H-1 dan tidak terlalu berharap untuk mendapat juara, tapi Alhamdulillah semua yang saya ikuti justru mendapat juara,” lanjut Fira.

Sementara itu, Rektor UNIFA, Muliyadi Hamid menyampaikan rasa bangganya kepada Fira yang telah meraih 4 medali dalam ajang ISSC 2023 dan berharap Fira bisa menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya.

“Saya merasa bangga dengan hasil yang diperolah Alfirayanti mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2022 ini, dan saya berharap Fira bisa menjadi contoh bagi mahasiswa UNIFA yang lain”, harapnya. (*)

Perumahan Raihan Pratama Gelar lomba Kebersihan Antar Lorong pada HUT RI ke-78

0

GOWA – Dalam rangka semarak Kemerdekaan HUT RI ke 78 panitia pelaksana warga Perumahan Raihan Pratama Residence gelar lomba kebersihan antar lorong yang berjumlah 10 lorong dalam perumahan, Kamis (17/8/2023) siang tadi.

Kegiatan semarak kemerdekaan ke- 78 di perumahan raihan Pratama Residence Rt/05/03 terlaksana beberapa item lomba salah satunya lomba kebersihan antar lorong, Ketua Rt 05/ 03 raihan pratama residence, Zaenal S.Pd bersama ketua & sekertaris panitia Pelaksa Syahrul Calu, S.E dan Ikram Mansyur. S.Pd.

Kegiatan ini hadiri langsung Kepala Kelurahan Parangbanoa Muh Sahir, S.Pd, M.Pd. beserta kasi staf pemerintahan dan Binmas Parangbano, Brigpol Fadli sekaligus menjadi dewan penilai dalam lomba tersebut.

Ketua RT 05 Zaenal, S.Pd Bersama panitia Pelaksana, menjelaskan kegiatan Kebersihan lorong ini, sebagai upaya meningkatkan rasa kepedulian warga untuk lebih menjaga kebersihan di halaman rumah masing masing agar terjalin sifat gotong royong yang mempererat hubungan antar bertetangga di lingkungannya.

Kepala Lurah Parang Banoa Muh Sahir, S.Pd, M.Pd. Mengatakan kegiatan lomba kebersihan antar lorong yang di laksanakan warga perumahan raihan ini bertepatan di hari pengibaran bendera Hut RI Ke 78 adalah hal yang baru dan ini bisa kita jadikan contoh yang baik bagi perumahan perumahan lain yang berada di lingkungan kelurahan parangbanoa, dan ini menjadi kebanggaan saya pribadi selaku lurah parangbanoa dan juga kebersihan lingkungan juga ini ada salah satu program pemda gowa “Gerakan Ayo Gowa Bersih” apalagi panitia pelaksana memberikan amanah menjadi sebagai dewan penilai tegasnya”.

Brigpol Fadli Binmas Kelurahan parangbanoa turut menambahkan kegiatan Kebersihan lorong di perumahan raihan ini saya liat sangat menarik dan harus jadi contoh yang dapat di tiru oleh perumahan lain saya juga turut terlibat sebagai dewan penilai dan melihat beberapa kriteria penilaian diantaranya penilaian kreasi nuansa kemerdekaan dengan hal itu banyak lorong di setiap rumah membuat hiasan kreatif kemerdekaan agar terlihat lebih menarik,” ungkapnya.

Peringati Hari Kemerdekaan, Camat Moncongloe Laksanakan Donor Darah 

0

Dalam rangka memperingati Hari ulang tahun (HUT) RI ke-78, Kecamatan Moncongloe dimeriahkan dengan kegiatan perkemahan yang diikuti oleh 8 SD, 4 SMP, 2 MTs/pesantren, 5 desa dan pemuda Moncongloe. Dimeriahkan dengan beberapa lomba olahraga, permainan tradisional dan seni pada malam hari. Juga dilaksanakan kegiatan Donor Darah kerja sama PMI Kecamatan Moncongloe dan KKNT Gelombanh 110 Universitas Hasanuddin.

Camat Moncongloe, Herwan kepada wartawan fajarpenfidikan.co.id mengatakan, dirinya mengapresiasi antusias seluruh sekolah dan desa yang berada di wilayah Kecamatan Moncongloe atas peran aktifnya dalam memeriahkan HUT RI ke-78 Tingkat Kecamatan Moncongloe.

“Ini berkat hubungan koordinasi yang baik antar instansi dan seluruh stakeholder di Moncongloe sehingga kita lihat suasananya begitu meriah,” jelas Presidium KAHMI Maros ini.

Mantan Ketua KNPI Maros tersebut melanjutkan bahwa ini juga menghidupkan ekonomi masyarakat dengan banyaknya penjual makanan dan minuman di lokasi kegiatan.

Kegiatan Semarak HUT RI Kecamatan Moncongloe dilaksanakan mulai 15-17 Agustus 2023, dimana pada 17 Agustus dilaksanakan upacara pengibaran bendera Tingkat Kecamatan Moncongloe yang pesertanya seluruh Sekolah SD, SMP, SMA, Yon Zipur 8, Polsek Moncongloe, Danramil, Pramuka Ranting, ASN/Non ASN, Satpol PP/Damkar Perangkat Desa dan Pemuda Kecamatan Moncongloe. Dan pada sore harinya dilanjutkan dengan Upacara Penurunan Bendera. (Nas)