Pengembangan Indikator Pasar Tradisional Sehat Berbasis Etnik di Toraja Utara

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tim Peneliti FKM Unhas kembali melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Kabupaten Toraja Utara, Jumat (11/9).

FGD kali ini cukup berbeda menyesuaikan dengan situasi pandemi covid-19 yang belum juga berakhir.

Diskusi dilaksanakan secara daring tanpa mengurangi esensi dan semangat para peserta.

- Iklan -

Dibuka langsung oleh Prof Sukri Palutturi, SKM, M.Kes, M.Sc.PH, Ph.D sebagai ketua tim peneliti, dipandu oleh Dr Arni Rizqiani Rusydi, SKM, M.Kes (Anggota Tim Peneliti) dan dihadiri berbagai stakeholder di Kabupaten Toraja Utara, diantaranya Sekretaris daerah, para pimmpian OPD, forum kab/kota sehat dan komunitas masyarakat pasar.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

Proses FGD menjadi sangat menarik karena terdapat berbagai informasi baru yang perlu diketahui oleh para peneliti, diantaranya proses perkembangan pasar tradisional di Tana Toraja yang berasal dari tempat pertemuan yang kemudian berubah menjadi tempat barter barang dan berkembang menjadi pasar tradisional.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

Di Tanah Toraja juga ditemukan pasar ternak yang terbesar di dunia dan menjadi pasar destinasi wisata bagi turis lokal maupun mancanegara.

- Iklan -

“Penelitian Pasar Tradisional sehat berbasis etnik akan terus dilakukan untuk menggali informasi pada etnik lainnya di Sulawesi Selatan,” kata Prof Sukri dalam sambutannya.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU