Rektor Unhas Pantau Langsung Rapid Test Massal Bagi Dosen

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. memantau secara langsung penyelenggaraan rapid test massal bagi seluruh dosen lingkup Unhas.

Kegiatan berlangsung di GOR Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Rabu (08/07).

Rapid test kali ini rencananya akan diikuti oleh 1.652 dosen Universitas Hasanuddin dari seluruh fakultas dan program studi. Dosen-dosen yang akan mengikuti rapid test dijadwalkan sesuai fakultas.

- Iklan -

Dalam kunjungannya, Prof Dwia melihat secara langsung jalannya rapid test. Menurutnya, rapid test menjadi salah satu langkah Unhas dalam mendukung program pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sekaligus memastikan sumber daya manusia (SDM) Unhas dalam keadaan sehat sebelum menyambut mahasiswa baru.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

“Kita harapkan semua dosen bisa berpartisipasi untuk memeriksakan diri mereka. Jangan takut untuk ikut, niat kita baik untuk melindungi mereka dan orang-orang sekitar. Semoga antusiasme dosen untuk test sesuai dengan yang kita harapkan,” jelas Prof Dwia.

Sebelumnya, Unhas telah melakukan test massal kepada para pegawai dan tenaga kependidikan. Saat ini, Unhas fokus untuk kembali melakukan test massal kepada dosen lingkup Unhas. Selain sebagai upaya pencegahan, hal ini dilakukan sebagai langkah edukasi kepada masyarakat luas yang sebelumnya menolak rapid test.

- Iklan -

Sesuai jadwal, test massal untuk dosen ini akan berlangsung hingga 10 Juli mendatang. Olehnya itu, Prof Dwia berharap agar seluruh pimpinan fakultas bisa berkoordinasi dan mengarahkan dosen dosen mereka untuk memanfaatkan fasilitas test massal ini guna mengetahui kondisi kesehatan sebelum melakukan aktivitas akademik dan bertemu dengan banyak orang.

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

Pada hari pertama, ditemukan sebanyak delapan orang dosen yang reaktif, berasal dari empat fakultas yang berbeda, yaitu Fakultas Hukum (satu orang), Fakultas Ilmu Budaya (dua orang), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (satu orang), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (empat orang).

Dosen-dosen yang reaktif tersebut segera ditangani oleh dokter, dan diminta untuk melakukan isolasi mandiri.

- Iklan -

Selanjutnya, dosen-dosen ini akan dilakukan pengambilan sampel swab untuk melakukan test PCR.(*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU