8 Alasan Massa Terus Protes Kenaikan Harga BBM

Mahasiswa, buruh, ojol, supir angkot, emak-emak, anggota ormas dan seluruh aktivis, mulai dari Jakarta dan berbagai daerah, hari ini turun lagi ke jalan, setelah salat Jumat, 23 September 2022. Di Jakarta, sasaran mereka mengepung Istana Negara yang didahului dengan berkumpul di patung kuda.

Mereka masih tetap menyuarakan dan mendesak pemerintah agar menurunkan harga BBM Pertamina, yang belum lama dinaikkan pemeritah.

Sedikitnya, ada 8 alasan mengapa massa dari banyak element tersebut belum surut tekadnya melakukan unjuk rasa, memrotes kenaikan BBM. Berikut alasan-alasannya:

  1. Kenaikan harga BBM yang dirasakan sangat tinggi, korbannya adalah rakyat kebanyakan. Mereka adalah kalangan menengah ke bawah.
  2. Keputusan dikeluarkan pemerintah disaat kebanyakan masih belum bangkit, setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19.
  3. Harga BBM di luar negeri justru sedang anjlok. Kebijakan pemerintah justru menaikkan harga. Aneh.
  4. Dipastikan dengan kenaikan BBM, akan meningkatkan biaya hidup masyarakat. Harga-harga kebutuhan pokok pasti naik.
  5. Pemerintah tetap ngotot melanjutkan proyek-proyek Ibu Kota Negara (IKN) dan kereta api cepat Jakarta – Bandung. Kedua proyek tersebut diduga lebih ditujukan untuk memenuhi kepentingan oligarki. Bukan untuk kepentingan rakyat.
  6. Kompensasi dalam BLT, sangatlah kecil. Hanya Rp 600ribu/PKM (Keluarga Penerima Manfaat). Itu pun hanya akan diterima sekitar 20 juta orang. Sedangkan jumlah penduduk miskin diperkirakan di atas 30 persen dari total jumlah penduduk.
  7. Pemerintah sepeti tidak serius melakukan efisiensi anggaran. Belum lagi kebocoran anggaran akibat korupsi yang makin masif.
  8. Dalam pandangan Islam, BBM dan energi lainnya, hakikatnya milik rakyat. Bukan milik pemerintah. Pemerintah hanya berwenang mengelola semua milik rakyat tersebut. Hasilnya tentu seluruhnya dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk BBM dan energi yang murah harganya. (ANA)
- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU