Darah Rindu

Pagi hari yang cerah di putaran kalender 11 Juni 2016, terlihat sebuah keluarga yang sedang bersenda gurau di sebidang sawah yang luas. Seakan sedang memberi tahu dunia betapa bahagianya mereka. Salah satu di antara mereka menghampiri seorang perempuan berusia tiga puluh tahun yang sedang duduk di pinggir sawah.

“Terima kasih kak Maretaku,” katanya sambil tersenyum.

“Untuk?” Tanya perempuan berambut pirang itu sambil tersenyum.

- Iklan -

“Semuanya. Setelah ayah meninggal, kakak memilih mengumpulkan kami dan mengajak tinggal bersama. Walaupun kita berempat berasal dari ibu yang berbeda-beda, tapi tetap saja kita saudara satu ayah,” yimpal lelaki jangkung itu.

Kasih sayang yang empat bersaudara curahkan satu sama lain itu bak cermin dari dongeng asal Jerman “The Four Clever Brothers”. Penduduk pribumi memuji kekuatan cinta mereka. Bagaikan langit dan bumi, begitu perbedaan sifat mereka dengan ayah kandungnya, Arya.

Puluhan tahun silam, Arya memikat Sukma dengan janji suci pernikahan hingga melahirkan buah cinta mereka, Mareta. Dua tahun berjalan, mereka memutuskan berpisah karena Arya tak bisa menjaga kesetiaannya pada tulang rusuknya itu dan melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga).

- Iklan -

Tak lama, Arya naik pelaminan bersama Hanum, perempuan yang disebut-sebut sebagai orang ketiga. Dari keduanya, lahirlah bayi tampan bernama Aprilio. Namun pernikahannya seumur jagung. Hanum menghembuskan nafas terakhir setelah Arya mencengkam lehernya dengan kuat saat mereka bertengkar hebat karena masalah rumah tangga.

Satu tahun kemudian dunia kembali menyambut kehadiran manusia baru dari penyatuan Arya dan Dina, istri ketiganya. Namun sang ibunda meninggalkan bayi cantik itu setelah mental dan psikisnya terganggu. Dina mengalami ‘baby bues’ pasca melahirkan. Arya yang tak mengerti kondisi hati sang belahan jiwa yang sedang haus perhatian, kemudian menyakiti fisik wanita berkulit putih itu.

Seakan dunia sedang mempermainkan dan menyorot hidup Arya. Ia kembali dipertemukan dengan seorang bidadari cantik yang kemudian diikatnya dengan tali perkawinan. Ola namanya, ia berhasil memberi Arya seorang bayi jagoan dengan panggilan Juna.

- Iklan -

Waktu terus mengikuti arus sampai pada 24 Desember 2016 di siang menjelang sore hari. Beberapa orang sedang berkumpul di luar sebuah bangunan dekat tambak garam. Rupanya mereka sedang menyaksikan Mareta yang berbalut selimut sambil menangis dengan tangan dan wajah berlumuran darah.

Sekelompok polisi patroli dan detektif tampak kesana kemari melihat ke dalam dan ke luar bangunan tua itu. Beberapa anggota tim forensik juga terlihat sibuk memotret di dalam bangunan.

Mereka mengumpulkan tiga mayat yang kemudian dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Di sisi lain, Mareta histeris tak kuasa melihat ketiga mayat adiknya.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU