Guus Hiddink, Melatih Timnas Dan Klub Secara Bersamaan

Melatih timnas dan melatih klub sepak bola tentu memiliki perbedaan dan tanggapan masing-masing. Karena perbedaan tersebut sangat jarang melihat 1 pelatih, melatih timnas dan klub di saat yang sama.

Guus Hiddink yang pernah melati Rusia dan Chelsea di saat bersamaan pada tahun 2009. Waktu itu Guus Hiddink menggantikan Avram Grant yang dipecat oleh Chelsea dan menjadi pelatih sementara atau pelatih interim. Saat Chelsea sudah di tundangi oleh Carlo Ancelotti, tugas Guus Hiddink sebagai pelatih interim selesai.

Melatih sebuah klub, tentu lebih mudah karena setiap klub pastinya memiliki pemilik atau sumber uang untuk mendatangkan sejumlah pemain berkualitas dari berbagai negara. Sementara pelatih yang menangani negara atau timnas, mereka harus mencari, memantau sekaligus memilih pemain dengan melihat performanya bersama klub.

- Iklan -
Baca Juga:  10 Stadion Sepak Bola Terbesar Di Dunia Paling Mewah

Hal ini tentu tidak mudah, karena pastinya dalam satu musim, ada pemain yang memiliki performa sama bagusnya. Sehingga setiap pelatih harus mengorbankan pemain lain yang juga sedang dalam level permainan tingkat tingginya. Adapula timnas yang pemainnya sedang dibawah performa atau di rundung cederah, tidak hanya itu, pelatih yang menangani negara juga harus memutar otaknya, karena tidak semua timnas memiliki pemain berlabel bintang atau karir profesional di tingkat klub.

Waktu latihan juga jadi faktor utama dalam perbedaan melatih klub dan timnas. Pelatih timnas harus dipersulit dengan waktu latihan dengan anak asuhnya. Hal ini terjadi karena mereka harus menunggu waktu dalam hitungan bulan atau saat jeda liga domestik untuk pertandingan internasional. Sementara pelatih yang menangani klub dapat bertemu dengan tim asuhannya setiap minggu bahan tidak menutup kemungkinan bertemu setiap hari.

Baca Juga:  10 Cabang Olahraga Senam Paling Populer dan Banyak Diminati

Tentu saja pelatih klub dapat menentukan skema taktik yang ia inginkan dan mengarahkan timnya jauh lebih cepat, daripada pelatih timnas yang harus menunggu waktu cukup lama untuk mengasa taktik yang ia inginkan. Belum lagi kalau ada pemain yang sebelumnya di panggil mengalami cedera, maka ia harus kembali memutar otak untuk meracik taktik dengan si pemain baru.

- Iklan -

 

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU