Ini Alasan Mengapa Muncul Pelangi Setelah Hujan

Mengapa ada Pelangi setelah hujan?, ternyata ini merupakan  salah satu fenomena alam yang paling indah. Pelangi lebih merupakan ilusi optik atau fenomena yang hanya muncul ketika sinar matahari dan kondisi atmosfer tepat dan juga posisi yang tepat untuk melihatnya.

Kenapa pelangi hanya muncul setelah hujan? Dilansir dari Earth Eclipse, pelangi terbentuk sebagai hasil interaksi antara sinar matahari, air, dan udara Inilah alasan mengapa pelangi paling sering terlihat setelah hujan dan hari cerah di saat yang bersamaan. Selengkapnya, berikut adalah kondisi yang dapat membentuk pelangi:

Matahari harus berada di atas ufuk dan tidak terhalang oleh awan, gunung, dan lain-lain. Matahari harus cukup rendah di langit. Jika Anda berada pada ketinggian yang sama dengan cakrawala Anda, ketinggian Matahari harus di bawah 42° untuk menciptakan pelangi yang dapat dilihat dari sudut pandang posisi kamu berada.

- Iklan -
Baca Juga:  6 Gunung Tertinggi di Indonesia yang Paling Menarik Dan Memukau

Teball ketinggian matahari Udara di seberang Matahari harus diisi dengan sejumlah besar tetesan air. Pelangi selalu muncul di langit yang berlawanan dengan Matahari. Jadi, jika berdiri membelakangi Matahari, pelangi akan melengkung melintasi langit di depan Anda.

Proses pembentukan pelangi Dikutip dari Time and Date, pelangi adalah fenomena optik yang melibatkan tiga proses, yakni refleksi, dispersi, dan refraksi. Tetesan air dapat bertindak seperti cermin kecil.

Ketika sinar matahari mengenai salah satu bola kecil air ini, sebagian besar cahaya memantul dari dinding belakangnya dan dipantulkan kembali. Selama hujan, udara penuh dengan tetesan air yang bertindak bersama-sama seperti tirai reflektif yang terbuat dari jutaan cermin kecil yang memantulkan sinar matahari.

- Iklan -
Baca Juga:  6 Negara Terkecil di Dunia yang Memiliki Fakta Unik

Dispersi Sinar matahari murni mungkin tampak putih, tetapi ia terdiri dari semua warna yang terlihat. Begitu sinar matahari memasuki tetesan air, ia terpecah menjadi komponen-komponennya, menyebabkan warnanya menyebar dan menjadi terlihat sebagai spektrum warna.

Ini terjadi baik ketika sinar memasuki tetesan dan ketika meninggalkan tetesan lagi. Saat sinar cahaya masuk dan meninggalkan tetesan air, arahnya juga sedikit berubah dalam proses yang disebut pembiasan. Setiap warna dibiaskan ke arah yang sedikit berbeda, menciptakan kesan warna.

Misalnya, dalam kaitannya dengan arah sinar cahaya yang masuk, komponen lampu merah meninggalkan tetesan pada sudut yang sedikit lebih besar daripada komponen oranye.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU