Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel jadi Pembicara di Stakeholder Meeting Nasional

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Moh. Hasan Sijaya, S.H., M.H adalah satu-satunya Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi di Indonesia yang diundang sebagai pembicara pada acara Stakeholder Meeting (SHM) Nasional yang berlangsung Senin-Rabu (3-5/11/2020) yang berlangsung serentak dan terkoneksi di lima wilayah di Indonesia, yaitu Regional I, di Hotel Prime Plaza K Deli Serdang Sumatera Utara, Regional 2 Hotel Holyday inn Surabaya Jawa Timur, Regional 3 di Hotel Eden Kuta Badung Bali dan regional 4 di Hotel Aryaduta Makassar Sulawesi Selatan yang semuanya terhubung dengan Perpustakaan Nasional RI di Jakarta.

Sedangkan untuk pemaparan materi dari kabupaten akan dilakukan oleh PIC Program Transformasi Perpustakaan berbasis Inklusi Sosial Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Selain dari perwakilan provinsi dan kabupaten, Pemaparan materi pada acara SHM Nasional ini juga akan disampaikan oleh Prof. Dr. Haryono Suyono, M.A., Ph.D, bersama narasumber dari Bappenas RI, Perpusnas RI, Kemendagri dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI.

- Iklan -

Pada kegiatan SHM Nasional yang diikuti peserta dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi dan Kabupaten, Kepala Bappada Provinsi dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi se Indonesia ini, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel diminta untuk memaparkan materi tentang Implementasi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 dan Rencana Kerja Tahun 2021, yang dijadwalkan pada Rabu (4/11/202) pukul 13.45 WIB.

Baca Juga:  Berbagi Kebaikan di Bulan Suci Ramadan

Dipercayakannya Kepala Dinas Provinsi Sulawesi Selatan sebagai narasumber dalam kegiatan ini, menurut konsultan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Gutriyana, tidak terlepas dari keberhasilan Provinsi Sulawesi Selatan dalam melakukan replikasi mandiri Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang merupakan bagian dari program prioritas nasional dengan tujuan untuk memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang Unggul melalui peningkatan kemampuan literasi untuk mewujudkan Indonesia maju.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan mampu menjabarkan program ini dengan melakukan replikasi mandiri ke 12 kabupaten/kota dan 123 perpustakaan desa/kelurahan yang menjadi sasaran penerima manfaat, dengan stimulan yang diberikan berupa 300 eksemplar buku, 2 unit rak buku dan 2 unit komputer komputer untuk masing-masing perpustakaan desa/kelurahan yang disusul dengan kegiatan pembinaan melalui Bimbingan Teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi Komunikasi (Bimtek SPP TIK) bagi pengelola perpustakaan penerima manfaat, serta melalukan monitoring, mentoring dan evaluasi kegiatan.

- Iklan -
Baca Juga:  Berbagi Kebaikan di Bulan Suci Ramadan

“Pencapaian Sulsel ini sangat luar biasa, Perpusnas saja sampai saat ini baru mereplikasi 200 desa di Seluruh Indonesia dari 300 desa yang direncanakan. Sulsel sudah mampu mereplikasi sendiri melalui dana APBD sebanyak 123 desa, ini luar biasa, provinsi lain umumnya belum melakukan replikasi dengan berbagai alasan termasuk Covid,” kata A. Gusnaningsih konsultan yang selama ini mendampingi Sulsel berkegiatan.

“Provinsi lain banyak yang heran, Sulsel ini tidak terdampak Covid yah, kok tidak pernah berhenti berkegiatan, replikasi mandirinya di 12 kabupaten/kota juga menyentuh sampai ke pelosok desa. Itulah sebabnya Kepala Dinas Perpustakaan Sulsel diminta menjadi narasumber untuk berbagi tips dan trik, sharing informasi bagaimana strategi yang dilakukan sehingga Sulsel bisa melakukan pencapaian yang spektakuler seperti ini,” imbuh Gutriyana.

“Mudah-mudahan dengan sharing informasi ini, daerah lain juga bisa termotivasi untuk bangkit dalam melakukan gerakan literasi mendukung keberhasilan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, guna mewujudkan literasi untuk kesejahteraan,” kuncinya. * (naz)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU