Kapan Maulid Nabi Muhammad, Sejarah dan Keutamaan Bulan Mulud

Kapan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2022? Pertanyaan ini sering muncul saat memasuki bulan Rabiul Awal.

Hal itu lantaran setiap bulan Rabiul Awal ada peringatan hari besar keagamaan tahunan yakni Maulid Nabi Muhammad SAW.

Dalam kalender hijriah Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 bulan Rabiul Awal, bulan ketiga penanggalan Islam atau bulan Mulud dalam penanggalan Jawa.

- Iklan -

Berdasarkan kalender Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1 Rabiul Awal jatuh pada hari Selasa, 27 September 2022.

Perhitungan tersebut berdasarkan kesaksian perukyat di tiga titik lokasi yang melihat hilal yang berhasil melihat hilal.

“Awal bulan Rabiul Awal 1444 H bertepatan dengan Selasa Pahing 27 September 2022 M (mulai malam Selasa) atas dasar rukyah,” demikian tertulis dalam Pengumuman Nomor: 029/LF–PBNU/IX/2022 yang dikeluarkan pada Senin (26/9/2022), dikutip dari NU Online.

- Iklan -

Berdasarkan ikhbar tersebut, maka Maulid Nabi Muhammad saw yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal akan jatuh bertepatan pada Sabtu, 8 Oktober 2022 M.

Pada kalender Masehi, 8 Oktober 2022 telah ditetapkan sebagai hari libur nasional peringatan Maulid Nabi.

Sebagai informasi, hilal awal Rabiul Awal 1444 H berada di atas ufuk, yakni tepatnya +5 derajat 31 menit 5 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

- Iklan -

Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Senin Kliwon 26 September 2022 pukul 04:54:43 WIB.

Dalam bahasa Arab, Maulid atau milad artinya hari lahir. Jadi Maulid Nabi merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dalam penanggalan hijriah, Maulid Nabi jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Dalam kalender Islam, Rabiul Awal adalah bulan ketiga yang terdiri dari tiga puluh hari.

Baca Juga:  Kisah Awal Mula Turunnya Wahyu kepada Rasulullah

Dilansir dari NU jatim, orang yang pertama kali memperingati kelahiran Nabi Muhammad secara meriah dan besar-besaran adalah Raja Abu Sa’id Kaukabri bin Zainuddin Ali bin Baktikin atau Raja Ibril (kini Baghdad) yang masuk dalam wilayah Irak.

Gelar termasyhur yang dimilikinya, Malikul Mudhafar. Raja kelahiran 549 H, wafat 630 H dikenal pemimpin yang shalih dan berakidah Ahlussunnah wal Jamaah.

Selain dikenal dermawan, pemberani, bijaksana, cerdas, dan alim, ia seorang tokoh yang memakmurkan masjid Agung Al-Mudhafari dan membangun Universitas Al-Muzaffar (Al-Jaami’ Muzhaffary) di kaki Gunung Qaasiun.

Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki dalam kitab Mafahim Yajib an Tushahhah, menjelaskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad merupakan bentuk tradisi yang baik di masyarakat.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan termasuk bagian dari masalah ibadah yang dipersoalkan keabsahannya.

Sebagai informasi, hilal awal Rabiul Awal 1444 H berada di atas ufuk, yakni tepatnya +5 derajat 31 menit 5 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Senin Kliwon 26 September 2022 pukul 04:54:43 WIB.

Dalam bahasa Arab, Maulid atau milad artinya hari lahir. Jadi Maulid Nabi merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dalam penanggalan hijriah, Maulid Nabi jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Dalam kalender Islam, Rabiul Awal adalah bulan ketiga yang terdiri dari tiga puluh hari.

Baca Juga: Semprotkan Pakai Air Ini Saja, Tanaman Hias Alocasia, Aglonema, Janda Bolong Auto Glowing dan Kinclong

Baca Juga:  Sabar dan Salat Jadi Penolong

Dilansir dari NU jatim, orang yang pertama kali memperingati kelahiran Nabi Muhammad secara meriah dan besar-besaran adalah Raja Abu Sa’id Kaukabri bin Zainuddin Ali bin Baktikin atau Raja Ibril (kini Baghdad) yang masuk dalam wilayah Irak.

Gelar termasyhur yang dimilikinya, Malikul Mudhafar. Raja kelahiran 549 H, wafat 630 H dikenal pemimpin yang shalih dan berakidah Ahlussunnah wal Jamaah.

Selain dikenal dermawan, pemberani, bijaksana, cerdas, dan alim, ia seorang tokoh yang memakmurkan masjid Agung Al-Mudhafari dan membangun Universitas Al-Muzaffar (Al-Jaami’ Muzhaffary) di kaki Gunung Qaasiun.

Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki dalam kitab Mafahim Yajib an Tushahhah, menjelaskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad merupakan bentuk tradisi yang baik di masyarakat.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan termasuk bagian dari masalah ibadah yang dipersoalkan keabsahannya.

Menurutnya, justru kesempatan tersebut merupakan momen efektif untuk mendakwahkan teladan akhlak Rasulullah, serta sejarah kehidupan, perjuangan, bisnis, politik, strategi kepemimpinan, dan cara ibadah Nabi Muhammad.

Pada bulan Maulid ini, sangat baik dianjurkan untuk diisi dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an, zikir, tahlil, kalimat thayyibah, dan juga sejarah dan perjuangan Rasulullah. berikut memperbanyak bersholawat.

Imam al-Suyuthi dari kalangan ulama Syafi’iyyah juga menyampaikan, Maulid Nabi merupakan kegiatan positif yang mendatangkan pahala.

Ia merekomendasikan pada bulan Rabiul Awal ini, umat Islam meluapkan rasa suka citanya dan rasa syukur dengan cara memperingati kelahiran Rasulullah, berkumpul, membagikan makanan, dan meningkatkan ibadah-ibadah lain.

Bulan Rabiul Awal termasuk sebagai bulan mulia karena di dalamnya terdapat sejarah kelahiran manusia paling mulia di muka bumi yang kehadirannya membawa rahmat.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU