Menggagas PASTI, Mahasiswa FKM Unhas Juara 2 LKTI Tingkat Nasional

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tim Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) meraih Juara 2 lomba karya tulis ilmiah Winslow Scientific Paper Competition (LKTI WSPC) yang diselenggarakan oleh BEM FKM Unhas.

Tim yang beranggotakan tiga orang yaitu Briliana Aulia Rahmah, Emilia Pandin Madao, dan Umaimah Az-Zahra itu menulis tentang “Passenger Tracking & Alert Integrated System (PASTI): Platform Terintegrasi sebagai Solusi Inovatif dalam Pelacakan dan Kewaspadaan Covid-19”.

Lomba LKTI WSPC tersebut diikuti oleh berbagai universitas di Indonesia. Puncak kegiatan diikuti oleh 6 tim finalis dan digelar secara virtual melalui aplikasi Zoom pada tanggal 27 Maret 2021. Pengumuman pemenang dilakukan pada tanggal 29 Maret 2021.

- Iklan -

LKTI WSPC mengambil tema “Strategi dan Inovasi Intelektual Muda dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Sehat 2045”.

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

Kaum intelektual diharapkan bersama-sama dapat memberikan sumbangsihnya dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

Briliana, Emilia, dan Umaimah dengan dosen pendamping Muhammad Rachmat mempresentasikan karyanya dengan judul “Passenger Tracking & Alert Integrated System (PASTI): Platform Terintegrasi sebagai Solusi Inovatif dalam Pelacakan dan Kewaspadaan Covid-19”.

- Iklan -

Briliana berharap inovasi ini mampu memperbaiki kekurangan aplikasi eHAC dan dapat meningkatkan kemampuan tracing di Indonesia yang masih dikatakan rendah yaitu hanya 1:5 orang yang berhasil dilacak.

“Hal ini tidak sebanding dengan standar WHO yaitu 1:30 orang yang seharusnya dilacak tiap harinya,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan aplikasi PASTI ini berbeda dengan eHAC terletak pada integrasinya dengan maskapai penerbangan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan fasilitas kesehatan.

- Iklan -

“Contoh implementasinya di bandara yaitu pegawai maskapai cukup memasukkan NIK dan ID penerbangan sehingga kode QR-nya akan muncul melalui boarding pass. Masyarakat yang mendapatkan kode QR hanya masyarakat yang sudah mendaftar di aplikasi PASTI.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

Jadi walaupun penumpang tersebut tidak membawa ponselnya, mereka tetap dapat kode QR-nya dari maskapai asal telah terdaftar di aplikasi PASTI,” jelasnya.

Selain itu, masih banyaknya penumpang yang tidak menggunakan aplikasi eHAC dikarenakan pengisiannya yang dianggap ribet sehingga lebih memilih untuk mengisi kartu kuning.

“Kartu kuning kalau sudah terkumpul belum tentu datanya diinput. Belum lagi jika penumpang mengisi identitasnya secara tidak valid,” ungkapnya.

Tim yang diberi nama TIM PASTI tidak menghalangi mereka untuk tetap produktif dan berprestasi di tengah wabah Pandemi Covid-19.

Selain itu, dengan mengikuti lomba ini mereka berharap agar rancangan platform tersebut dapat diaplikasikan ke masyarakat.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU