OPINI : Pembully dan Dibully

Manusia merupakan mahluk sosial, berinteraksi satu sama lain, begitupun juga ada yang berteman (Pro), maupun bermusuhan (kontra) sehingga menimbulkan intimidasi, dikucilkan atau Bullying. Tindakan Bullying merupakan satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan.

Ada banyak jenis bullying. Bisa menyakiti dalam bentuk fisik, seperti memukul, mendorong, dan sebagainya. Dalam bentuk verbal yaitu menghina, membentak, dan menggunakan kata-kata kasar. Bullying terjadi dimana pun baik di sekolah, perguruan tinggi dan sebagainya, dengan berbagai cara untuk membuat celah hanya untuk mengintimidasi seseorang (Pembully) dengan menindas yang lemah (Dibully).

Pembully dengan bangga nya menertawakan di atas kesedihan orang lain, dan yang dibully menerima trauma psikis dari si pembully ataupun membully. seperti halnya baru-baru ini videonya viral di media sosial. Sebut saja RZ salah seorang anak penjual gorengan khas Sulawesi Selatan (Jalangkote) di kabupaten Pangkep ini dibully oleh delapan orang manusia yang merasa paling sempurna dengan semena-mena membully anak tersebut lantaran postur tubuhnya yang tambun.

RZ dicaci maki dengan body shaming oleh para pemuda-pemuda sok berkuasa itu, RZ juga dipukuli hingga tersungkur di tanah lapang dengan sepeda yang ia bawa dengan jualannya. disini saya sebagai penulis sangat geram melihat aksi pembullyan tersebut karena saya juga pernah menjadi korban di masa kecil seperti perudungan yang ditimpa RZ.

Dibully itu sangat menyakitkan, tiap hari direndahkan, dipukuli, dicaci maki,dijelek-jelekkan, dan di kucilkan. Dengan menimbulkan trauma yang sangat menyakitkan serta menyerang mental dan psikis kita, bahkan fenomena pembullyan yang menimbulkan keresahan dalam kehidupan manusia. dan Pembully malah bersenang-senang dengan hiburannya hanya untuk membully.

Dari sini kita bisa melihat kasus bullying merupakan kasus yang sangat kompleks, karena banyak sekali nyatanya pihak yang terkait. Ya, kita pasti sering berada di posisi sebagai passive supporter bukan? Saking banyaknya pihak akhirnya menjadi bias siapa yang salah dan siapa yang seharusnya menolong.

Hal ini membuat orang yang mengalami perudungan menjadi “pasrah” terhadap apa yang menimpanya dan memilih untuk diam. Seperti itulah dialami adik kita RZ yang berkali-kali dibully sebelum video itu viral, bahkan perudungan yang dialaminya tidak menceritakan pada orang tuanya.

Fenomena pembullyan tersebut pun diikuti dengan Undang-Undang telah mengatur tindakan bullying di lingkungan pendidikan pada Pasal 54 UU 35/2014 yang berbunyi sebagai berikut:

(1) Bahwa anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindakan kekerasan fisik, psikis kejahatan seksual dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/pihak lain.

(2) Perlindungan sebagaimana di maksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah dan/masyarakat.

Perlindungan dalam kasus bullying ini di rasa masih kurang, kebanyakan kasus tidak ditindaklanjuti terkait sanksi. Pelaku hanya memberikan permohonan maaf di atas materai, diselesaikan secara kekeluargaan dan setelah itu kasus tersebut dianggap selesai.

Baca Juga:  Meraih Berkah Ramadan

Sayang sekali peraturan-peraturan yang telah ditetapkan untuk mengatur hidup bernegara di Indonesia inimasih lemah dalam penegakannya.
Jadi peran dari pemerintah dirasa masyarakat masuh kurang optimal dalam kasus bullying ini. Meskipun pelaku seringnya di bawah umur namun sanksi tetap sanksi.

Baca Juga:  Islam dan Hak Asasi Manusia

Mereka harus mendapatkan sanksi karena mereka telah melakukan tindakan yang menyakiti korban. Negara Indonesia ini dikatakan bahwa merupakan sebuah negara hukum tetapi dalam penegakan hukum maupun kebijakan masih kurang khususnya pada kasus bullying.

- Iklan -

Membully maupun yang di Bully bukan menjadi pemandangan yang baru kita temukan, selain kasus RZ masih banyak kasus lain yang serupa, dan sangat disayangkan itu kerap terjadi di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia,yang dibully, culun, lemah, jelek dan sebagainya hanya untuk ditindas.

Sedangkan pembully sok berkuasa merasa menjadi manusia paling sempurna di dunia. Wahai pembully ingat kamu hanya manusia biasa, tubuh akan mati dimakan serangga dan ulat, perbanyaklah bertaubat. Dan untuk dibully kamu harus bangkit dan kuat untuk menghadapi dunia yang kejam, kelak kau akan bisa menghadapinya.

Penulis: Ahadri (Alumni Fakultas Sastra dan Ilmu Komunikasi UMI)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU