Beranda blog Halaman 2865

Bina Desa Tematik, Dekan FKM Unhas: Sebagai Fakultas Kesehatan Punya Andil Edukasi Masyarakat Tentang Covid19

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Mahasiswa FKM Unhas melakukan gerakan edukasi sebaya di wilayah Ramsis dan Sahabat. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan bina desa tematik covid-19 FKM Unhas 2021.

“Kegitan bina desa ini sebagai bentuk pengabdian universitas kepada masyarakat. Kegiatan ini mungkin langkah kecil tetapi dampaknya akan besar yaitu adanya edukasi menyeluruh yang akan diperoleh masyarakat secara langsung karena dapat memberi ruang kepada masyarakat untuk berdiskusi terkait hal-hal yang belum dipahami betul mengenai covid-19 ini,” jelas Dekan FKM Unhas Dr Aminuddin Syam dalam sambutannya sesaat sebelum membuka kegiatan.

Lebih lanjut Dekan mengatakan, fakultas kesehatan masyarakat yang meminjam label masyarakat tentu saja harus ikut andil dalam mengedukasi masyarakat agar dapat terlindungi dari pandemi covid-19 ini khususnya masyarakat dan mahasiswa sekitar kampus.

Sementara itu, Widia mahasiswa Prodi kesehatan masyarakat dalam melakukan edukasi sebaya menggunakan poster menyampaikan bahwa kegiatan ini penting dilakukan terutama untuk mahasiswa yang rawan berkumpul di kost dan juga mobilisasi mereka berbeda-beda sehingga peluang lebih besar untuk saling menulari jika tidak patuh dengan protokol kesehatan yang disebut sebagai vaksin sosial.

“Ini kami lakukan secara langsung kepada teman mahasiswa yang kami temui. Kami juga meminta agar teman-teman mahasiswa bisa menjadi role models dalam menjalankan perilaku-perilaku pencegahan penularan covid-19 seperti disiplin memakai masker yang benar, menjaga jarak dan rajin cuci tangan pakai sabun dan air mengalir serta menjadi agen of change yang memotivasi masyarakat bersama-sama melawan covid-19,” jelas Widia.

“Tidak lupa kami ingatkan juga agar teman-teman yang tinggal di kost menjaga pola makan yang bergizi supaya imun tubuh tetap terjaga,” tambahnya.

Selain edukasi langsung, mahasiswa FKM Unhas juga memasang media poster dan spanduk di tempat-tempat umum seperti di mesjid dan kost mahasiswa.

“Kami juga kembali melakukan aksi sosial sebagai bentuk kepedulian sosial seperti tahun sebelumnya dengan memberikan paket sembako kepada teman-teman mahasiswa yang terdampak covid-19,” tambah Irham.

Uci Salah satu mahasiswa yang menerima edukasi mengatakan: “Kami senang ada kegiatan seperti ini karena dapat membangkitkan motivasi sesama mahasiswa untuk tidak melupakan perannya sebagai agen of cahange.”

“Dimulai dari diri sendiri dulu bagaimana perilaku yang baik untuk mencegah penularan covid-19 ini. Kami berterima kasih kepada tim FKM unhas yang sudah melakukan gerakan seperti ini,” tutupnya.

Gelar Bina Desa Tematik, FKM Unhas Edukasi Masyarakat Tentang Vaksinasi Covid19

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tahun 2021 pandemi covid-19 belum juga berakhir, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) kembali melakukan Kegiatan Bina Desa Tematik Covid-19.

Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Dekan FKM Unhas Dr Aminuddin Syam mengatakan kegiatan ini sebagai salah satu bentuk pengabdian universitas kepada masyarakat yang merupakan implementasi tridharma perguruan tinggi.

“Kegitan bina desa ini sebagai bentuk pengabdian universitas kepada masyarakat. Kegiatan ini mungkin langkah kecil tetapi dampaknya akan besar yaitu adanya edukasi menyeluruh yang akan diperoleh masyarakat secara langsung karena dapat memberi ruang kepada masyarakat untuk berdiskusi terkait hal-hal yang belum dipahami betul mengenai covid-19 ini,” jelas Aminuddin.

Kata Dekan, sebagai fakultas kesehatan masyarakat yang meminjam label masyarakat tentu saja harus ikut andil dalam mengedukasi masyarakat agar dapat terlindungi dari pandemi covid-19, khususnya masyarakat dan mahasiswa sekitar kampus.

Senada dengan itu, Nasrah, SKM, M.Kes selaku panitia yang juga dosen promosi kesehatan FKM Unhas mengatakan, kondisi Negara Indonesia saat ini yang belum bisa mengendalikan masalah covid-19, tentu sj menjadi bagian dari tanggung jawab perguruan tinggi khususnya FKM.

“Tanggung jawab tersebut dapat berupa pengabdian kepada masyarakat agar tercipta masyarakat Indonesia yang mandiri dan partisipatif dalam melindungi dirinya terhadap penularan covid-19,” terang Nasrah.

Lebih lanjut ia menjelaskan, berdasarkan data dari satgas covid-19 sampai pada bulan Januari, perilaku protokol kesehatan masyarakat di Kota Makassar untuk perilaku jaga jarak masih 44,3% yang patuh, sedangkan perilaku penggunaan masker 76%.

“Untuk itu pada kegiatan bina desa tematik covid-19 FKM Unhas 2021 ini, kami mengambil tema Meningkatkan Kewaspadaan Masyarakat dan Mahasiswa Menghadapi Pandemi Covid-19 melalui Gerakan Public Health Mengedukasi,” terangnya.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tetap patuh menjalankan protokol kesehatan yang disebut sebagai vaksin sosial, sikap positif terhadap vaksinasi covid-19 dan pentingnya menjaga imunitas tubuh di masa pandemi ini.

Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat dan mahasiswa di sekitar wilayah kampus unhas yang dibagi dalam 3 lokus yaitu Kera-kera, Sahabat dan Ramsis.

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk edukasi langsung kepada masyarakat dan mahasiswa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, selain itu juga dilakukan edukasi melalui media massa yaitu poster dan spanduk yang akan dipasang di tempat-tempat umum.

“Kami juga kembali melakukan aksi sosial sebagai bentuk kepedulian sosial seperti tahun sebelumnya dengan memberikan paket sembako kepada masyarakat dan mahasiswa yang terdampak covid-19,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa, covid-19 tidak dapat dikendalikan jika hanya mengandalkan pemerintah dan akademisi.

“Yang terpenting adalah komitmen masyarakat untuk berpartisipasi dalam memelihara dan melindungi dirinya sendiri melalui vaksin biologis dan vaksin sosial,” ungkapnya.

Vaksin biologis bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh individu terhadap virus covid-19. “Yang ditekankan disini bahwa masyarakat harus tahu bahwa vaksin covid-19 dijamin oleh pemerintah halal dan aman karena telah melalui uji klinis secara ketat,” terangnya.

Edukasi ini, kata Nasrah, menjadi bekal bagi masyarakat umum untuk mempersiapkan diri menerima vaksin kelak.

“Selain itu, tentu saja vaksin biologis harus tetap dibarengi dengan vaksin sosial. Vaksin sosial yang dimaksud disini yaitu perilaku-perilaku yang dapat dilakukan agar dapat melindungi diri dari penularan yang selama ini dikenal sebagai protokol kesehatan.

Memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Jadi selain vaksin biologis vaksin sosial juga harus tetap dilakukan untuk mempercepat pengendalian pandemi covid-19. Ini yang kami tekankan dalam edukasi di kampung kera-kera,” paparnya.

Bercita-Cita Sekolah di Kedinasan Kemenkumham? Catat Syarat dan Tata Cara Pendaftaranya!

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id-Ada dua sekolah kedinasan Politeknik yang dibuka Kemnkumham untuk tahun ajaran 2021/2022 kali ini, Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) dan Politeknik Imigrasi (Poltekim). Untuk tahun ajaran 2021/2022, Kemenkumham menyediakan 650 kursi untuk diperebutkan.

Seleksi masuk selain penerimaan jalur umum, kuota juga disediakan khusus bagi putra-putri Papua dan Papua Barat dan formasi pegawai putra-putri Papua dan Papua Barat.

FAJAR PENDIDIKAN kutif dari laman catar.kemenkumham.go.id, berikut persyaratan dan tata cara pendaftaran sekolah kedinasan yang dinaungi Kemenkumham.

Persyaratan
1. Warga Negara Republik Indonesia (tidak memiliki kewarganegaraan ganda)

2. Pria/Wanita

3. Pendidikan SLTA atau Sederajat

4. Usia dengan ketentuang sebagai berikut:
Formasi Umum dan Formasi Putra/Putri Papua dan Papua Barat: usia pada tanggal 1 April 2021 serendah-rendahnya 17 tahun dan tidak lebih dari 22 tahun 0 bulan 0 hari (dibuktikan dengan Akta Kelahiran atau surat keterangan lahir).

Formasi Pegawai dan Formasi Pegawai Putra/Putri Papua dan Papua Barat: pada tanggal 1 April 2021 usinya tidak lebih dari 25 tahun 0 bulan dan 0 hari. Juga dibuktikan dengan Akta kelahiran atau semacamnya.

5. Tinggi badan pria minimal 170 cm. Wanita minimal 160 cm. Berat badan ideal, artinya seimbang dengan tinggi badan berdasarkan pengukuran yang dilaksanakan pada saat tes.

6. Berbadab sehat, tidak cacat fisik dan mental. Bebas HIV/AIDS, bebas narkoba, dan tidak memakai kacamata dan/atau softlens, tidak tuli, tidak bisu dan tidak bbuta warna.

7. Bagi pria dan wanita, tidak bertato atau berbekas tato, dan tidak ditindik atau berbekas tindikan di telinga atau anggota badan lainnya.

8. Belum pernah menikah (baik secara negara, adat maupun agama) dibuktikan dengan surat keterangan dari lurah atau kepala desa setempat, juga sanggup tidak menikah selama mengikuti pendidikan.

9. Bersedia ditempatkan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) pemasyarakatan dan imigrasi di seluruh wilayah Indonesia.

10. Tidak pernah putus sekolah atau drop out (DO) dari Sekolah Kedinasan Pemerintah Lainnya, termasuk yang dibawah naungan Kemenkumham.

11. Membuat dan mengisi formulir serta melingkapi surat-surat persyaratan lainnya setelah dinyatakan diterima sebagai calon Taruna/Taruni.

12. Tidak sedang menjalani ikatan dinas atau pekerjaan dengan instansi atau perusahaan lain.

13. Bagi Calon Taruna/Taruni formasi pegawai atau formasi pegawai Putra/Putri Papua/Papua Barat, selain harus memenuhi persyaratan di atas (angka 1 s.d. 13), juga harus memenuhi persyaratan :

Mendapatkan persetujuan untuk mengikuti pendidikan ikatan dinas dengan pangkat/golongan, setinggi-tingginya Pengatur Muda Tk.I/ (II/b) dibuktikan dengan surat pengantar dari Pejabat Pimpinan Tinggi (Pimpinan Unit Eselon I atau Kepala Kantor Wilayah)

Tidak dalam proses pemeriksaan atau sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. Dibuktikan dengan surat keterangan bebas dari proses pemeriksaan atau bebas hukuman disiplin dari Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Wilayah masing-masing;
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP) tahun 2019 dan tahun 2020 minimal bernilai baik dan seluruh komponen / unsur penilaian PPKP minimal baik serta telah membuat Sasaran Kerja Pegawai (SKP) tahun 2021 pada Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).


Tata Cara Pendaftaran
Pelamar formasi Umum dan Putra/Putri Papua/Papua Barat wajib mendaftar secara online melalui laman https://dikdin.bkn.go.id kemudian mengunggah dokumen atau syarat-syaratnya. Dimulai tanggal 9 hingga 30 April 2021.

Khusus pelamar formasi Pegawai dan formasi Pegawai Putra/Putri Papua/Papua Barat, dapat melakukan pendaftaran dan mengunggah berkas lamaran serta cetak tanda bukti pendaftaran secara online. Terhitung dari tanggal 9 sampai 30 April 2021 pada laman https://catar.kemenkumham.go.id.

Pelamar hanya diperkenankan memilih satu Sekolah Kedinasan. Apabila terdapat kesalahan dalam memilih sekolah kedinasan, maka akan jadi tanggung jawab pelamar. Panitia tidak dapat merubahnya. Pun demikian ketika memilih lebih dari satu Sekolah Kedinasan, maka pelamar secara otomatis gugur atau tidak dapat mengikuti tahapan seleksi administrasi.

Informasi lebih selengkapnya, bisa mengunjungi langsung laman catar.kemenkumham.go.id.

Bhabinkamtibmas Polsek Maniangpajo Datangi Warga Desa Binaanya dan Berikan Himbauan Prokes

0

Wajo,FAJARPENDIDIKAN.co.id- Bhabinkamtibmas adalah Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat yang bertugas untuk melakukan pembinaan masyarakat, deteksi dini dan mediasi guna terciptanya keamanan dan ketertiban di desa binaannya, Minggu (04/04/2021).

Bhabinkamtibmas Desa Abbanuangnge Bripka Andi Gusti melaksanakan sambang dan Berikan himbauan tentang Prokes kepada warganya .

” Memang sudah menjadi tugas dan kewajiban selaku anggota polri yg ditugaskan sebagai Bhabinkamtibmas agar setiap saat berada di tengah-tengah masyarakat, dengan melaksanakan giat Sambang ke desa binaan untuk menyampaikan pesan-pesan kamtibmas, apabila meninggalkan rumah jangan lupa menutup dan mengunci Pintu/jendela untuk menghindari terjadinya pencurian dan ikut serta secara bersama- sama menjaga keamanan dan ketertiban di tempat tinggalnya demi terciptanya situasi yg aman dan nyaman serta mentaati protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid 19, “Ujar Bripka Andi Gusti.

Dengan dilaksanakannya kegiatan sambang tersebut Bhabinkamtibmas mendapat respon positif dari warga masyarakat” ,Saya merasa senang di kunjungi oleh bapak Bhabinkamtibmas yang sudah memberikan pemahaman dan pengayoman akan arti penting keamanan dan ketertiban dalam kehidupan sehari-hari kami juga merasa aman dan nyaman bapak bhabin berada di tengah-tengah kami semoga kedepan Polri semakin dipercaya dan dicintai masyarakat.

Kapolsek Maniangpajo Polres Wajo AKP Ramli Kamran SH. Mengatakan “Bahwa Bhabinkamtibmas agar selalu melaksanakan kegiatan sambang ke warga binaannya sehingga dikenal oleh masyarakat desa binaanya serta untuk menggali informasi yg berkembang di masyarakat sehingga segala bentuk gangguan kamtibmas dapat dideteksi secara dini guna mewujudkan situasi yg aman dan kondusif Diwilayahnya”Ungkapnya

Hadiri Short Course PERSAKMI Sulsel, Dekan FKM Unhas Bahas Kemitraan Healthy Cities

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar National Healthy Cities Short Course pada tanggal 03-04 April 2021 dengan tema Penilaian Kabupaten/Kota Sehat di Masa Pandemi Covid-19”.

Dihadiri kurang lebih 85 peserta dengan skala nasional yang tersebar di seluruh Indonesia baik dari Provinsi Sulawesi Selatan maupun dari luar Sulawesi Selatan dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang beragam diantaranya mahasiswa, dosen, kalangan pemerintah daerah, Forum Kabupaten/Kota Sehat dan para praktisi kesehatan dan penggiat kabupaten/kota sehat.

Pada hari kedua, materi terakhir dibawakan oleh Dekan FKM Unhas Dr Aminuddin Syam, SKM., M Kes., M Med Ed., yang juga sebagai Ketua Dewan Etik PERSAKMI Sulawesi Selatan.

Aminuddin membawakan materi mengenai “Kemitraan Healthy Cities”. Dalam materinya dijelaskan bahwa kemitraan dimulai dengan kegiatan pengorganisasian.

Aminuddin mengatakan, proses pengorganisasian masyarakat merupakan unsur paling penting dalam semua gerakan-gerakan perubahan sosial.

Selanjutnya melakukan analisis keadaan, merumuskan kebutuhan dan keinginan masyarakat, menilai sumber daya dan kemampuan masyarakat, menilai kekuatan dan kelemahan sendiri serta merumuskan bentuk tindakan dan upaya yang tepat dan kreatif.

“Kemitraan ini diperlukan karena kita memiliki keterbatasan-keterbatasan. Dengan kemitraan tersebut kita saling menguatkan terutama untuk pencapaian tujuan dari healthy cities tersebut,” jelasnya.

Di awal materi juga diberikan motivasi untuk membangun komitmen pembelajaran (building learning commitment).

Peserta diharapkan menyampaikan harapan-harapan dari pelatihan ini, sehingga terakhir dapat diukur apa peserta memenuhi harapan tersebut atau tidak.

Selama dua hari pelatihan ini dipandu oleh moderator Muh Rafli Aidillah, SKM, MKM. Kegiatan ini didukung oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Polres Wajo Giat Pengamanan Gereja

0

Sengkang, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Sat Sabhara Polres Wajo melaksanakan pengamanan gereja di seluruh wilayah hukum Polres Wajo guna memberikan rasa aman bagi umat Kristiani yang melaksanakan ibadah dalam rangka memperingati hari wafatnya Isa Almasih,  pada hari Minggu (04/04/21).

Pengamanan tersebut dilaksanakan untuk memberi keamanan dan kenyamanan terhadap masyarakat yang melaksanakan ibadah tetap kondusif serta aman di sekitar lokasi pelaksanaan ibadah, kata kanit patroli sat sabhara Polres Wajo.

Karena itu dalam giat ini, pihaknya juga menghimbau kepada penjaga gereja agar selalu hati-hati dan waspada terhadap orang asing yang tidak dikenal dan jangan lupa mengecek pintu jendela serta situasi sekitar

“Selain melakukan sterilisasi dan pengamanan kegiatan ibadah, anggota di lapangan juga berkoordinasi dengan petugas pengamanan intern gereja guna mendeteksi adanya kehadiran orang-orang yang tidak dikenal untuk selanjutnya dilaporkan kepada petugas pengamanan untuk menghindari adanya hal yang tidak diinginkan dan sebelum jemaat memasuki gereja agar dilakukan pemeriksaan identitas dan barang bawaan ” Ungkap Ipda Sugiono (Kanit Patroli).

Lanjutnya, utuk hari ini Giat Pengamanan berjalan tertib dan aman, arus lalulintas lancar.

Kabid Kesmas Dinkes Sulsel dan Ketua KKS Sulsel Hadir Sebagai Pemateri di Short Course PERSAKMI Sulsel

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar National Healthy Cities Short Course pada tanggal 03-04 April 2021 dengan tema Penilaian Kabupaten/Kota Sehat di Masa Pandemi Covid-19”.

Dihadiri kurang lebih 85 peserta dengan skala nasional yang tersebar di seluruh Indonesia baik dari Provinsi Sulawesi Selatan maupun dari luar Sulawesi Selatan dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang beragam diantaranya mahasiswa, dosen, kalangan pemerintah daerah, Forum Kabupaten/Kota Sehat dan para praktisi kesehatan dan penggiat kabupaten/kota sehat.

Pada hari kedua, Materi pertama dibawakan oleh Muh Husni Thamrin, SKM, M Kes sebagai Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan materi “Capaian ODF 100% Mencegah Stunting Meraih Swastisaba Wistara”.

Husni menjelaskan mengenai kerangka konsep intervensi penurunan stunting terintegrasi dapat dilakukan dengan 5 pilar yaitu komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan perubahan perilaku, konvergensi program pusat, daerah hingga ke desa, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan dan evaluasi.

“Tantangan penanggulangan stunting yaitu desentralisasi, kesenjangan antara wilayah yang cukup tinggi,” jelasnya.

Menurutnya, koordinasi seluruh stakeholder terkait semua level dari pusat hingga kabupaten sangat menentukan keberhasilan dalam menjawab tantangan, dan monitoring dan evaluasi terpadu terhadap pelaksanaan program terkait mutlak diperlukan.

“Tentu ODF 100 persen ini memiliki keterkaitan dengan berbagai masalah kesehatan lingkungan dan penyakit, termasuk masalah stunting yang menjadi isu dan agenda nasional saat ini,” ungkapnya.

Pada short course ini hadir juga Muslim Rasyid selaku ketua KKS Sulsel dengan judul materi “Penyusunan Dokumen Penilaian Kabupaten/Kota Sehat di Masa pandemic Covid-19”.

Dalam materinya dijelaskan bahwa penilaian KKS dilakukan secara bertingkat atau bertahap. Yang pertama proses seleksi. Unsur-unsur yang diseleksi adalah aktivitas forum, forkom, pokja, Tim Pembina dan Kebijakan pemda terhadap KKS dan pencapaian indikator untuk masing-masing kegiatan pada tatanan.

“Kemudian dilakukan klarifikasi dokumen dengan melakukan verifikasi lapangan di kabupaten/kota yang kemudian hasil tim penilai/verifikasi pusat yang direkomendasikan oleh tim verifikasi dapat dipertimbangkan sebagai KKS dengan berkoordinasi dengan Kemendagri dengan keputusan Mendagri,” paparnya.

Menurut Muslim, dalam penilaian kabupaten/kota sehat, meskipun kabupaten/kota banyak melakukan program, namun tidak terdokumentasi dan disusun dengan baik, hasilnya dapat berkurang.

“Oleh karena itu, aktivitas yang baik harus didokumentasi dengan baik karena penilaian kabupaten/kota sehat ini yang dinilai adalah prosesnya, bukan hanya hasilnya,” terangnya.

Prof Sukri Tawarkan Healthy Cities Sebagai Setting untuk Pecahkan Masalah Kesehatan

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar National Healthy Cities Short Course pada tanggal 03-04 April 2021 dengan tema Penilaian Kabupaten/Kota Sehat di Masa Pandemi Covid-19”.

Dihadiri kurang lebih 85 peserta dengan skala nasional yang tersebar di seluruh Indonesia baik dari Provinsi Sulawesi Selatan maupun dari luar Sulawesi Selatan dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang beragam diantaranya mahasiswa, dosen, kalangan pemerintah daerah, Forum Kabupaten/Kota Sehat dan para praktisi kesehatan dan penggiat kabupaten/kota sehat.

Sesi terakhir pada hari pertama yaitu materi “Healthy Cities Sebagai Setting untuk Pemecahan Masalah Kesehatan” yang dibawakan oleh pakar healthy cities, Prof Sukri Palutturi, SKM., M.Kes.,M.ScPH., Ph.D, yang juga sekaligus sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas.

Ia memaparkan bahwa tantangan kesehatan perkotaan sangat kompleks seperti urbanisasi, daerah perumahan yang kumuh, sampah, limbah industri, banjir, tindakan kriminalitas, anak jalanan, penyakit tidak menular dan dibutuhkan healthy cities sebagai setting dalam mengatasi permasalahan kesehatan tersebut.

“Elemen setting ini perlu diperkuat dan kunci setting ini adalah kepemimpinan dan keterlibatan lintas sektor,” jelas Prof Sukri.

Lebih lanjut Prof Sukri menjelaskan beberapa setting yang lebih spesifik selain yang sudah ada selama ini dan dapat dikembangkan misalnya pasar sehat, sekolah sehat dalam bentuk pilot-pilot project yang dapat diukur dan sifatnya nyata dan langsung dapat dilihat oleh masyarakat secara langsung.

Di awal materi juga diberikan motivasi untuk membangun komitmen pembelajaran (building learning commitment).

Peserta diharapkan menyampaikan harapan-harapan dari pelatihan ini, sehingga terakhir dapat diukur apa peserta memenuhi harapan tersebut atau tidak.

Selama dua hari pelatihan ini dipandu oleh moderator Muh Rafli Aidillah, SKM, MKM. Kegiatan ini didukung oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Short Course PERSAKMI Sulsel Bahas Respon Masyarakat di Era Covid-19

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar National Healthy Cities Short Course pada tanggal 03-04 April 2021 dengan tema Penilaian Kabupaten/Kota Sehat di Masa Pandemi Covid-19”.

Dihadiri kurang lebih 85 peserta dengan skala nasional yang tersebar di seluruh Indonesia baik dari Provinsi Sulawesi Selatan maupun dari luar Sulawesi Selatan dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang beragam diantaranya mahasiswa, dosen, kalangan pemerintah daerah, Forum Kabupaten/Kota Sehat dan para praktisi kesehatan dan penggiat kabupaten/kota sehat.

Short Course kali ini menghadirkan pemateri Muhammad Arsyad, SKM, M.Kes yang merupakan Ketua Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unhas dengan membawakan materi “Respon Pemberdayaan Masyarakat di Era Covid-19”.

Dalam materinya, Arsyad menjelaskan bahwa masyarakat kota memiliki potensi pemberdayaan masyarakat yaitu pengembangan kesempatan, kemauan, motivasi dan kesempatan masyarakat, menentukan masa depan sendiri dan mewujudkan kualitas kehidupan diri dan komunitasnya.

“Sumber daya yang berwawasan ini yang akan mengubah konsep kota yang sehat tidak hanya sebagai lingkungan binaan yang aman, menyenangkan, dan hijau, tetapi juga menciptakan dan menopang kesehatan dengan menangani kondisi sosial, ekonomi, politik,” jelasnya.

Selain itu, pemateri lainnya adalah Ketua Umum PP PERSAKMI Prof Dr Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, M.Sc.PH dengan membawakan materi “Perencanaan dan Penganggaran Healthy Cities”.

Dalam materinya dijelaskan dalam perencanaan Kabupaten/Kota Sehat kebutuhan dan permasalahan yang ada di masyarakat dikelompokan berdasarkan kawasan dan permasalahan khusus.

“Pemilihan tatanan berdasarkan prioritas sesuai kondisi, potensi dan kemampuan masyarakat dan pemerintah, keputusan pemilihan tatanan ditetapkan oleh pemerintah dengan dukungan forum KKS,” jelas Prof Ridwan.

Terkait penganggaran sumber pendanaan pengembangan healthy cities, kata Prof Ridwan, umumnya berasal dari APBD, maka terdapat kebutuhan bagi healthy cities untuk membuat nomenclature Healthy cities pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Prof Anwar Bahas Tantangan Kesehatan Perkotaan di Short Course PERSAKMI Sulsel

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar National Healthy Cities Short Course pada tanggal 03-04 April 2021 dengan tema Penilaian Kabupaten/Kota Sehat di Masa Pandemi Covid-19”.

Dihadiri kurang lebih 85 peserta dengan skala nasional yang tersebar di seluruh Indonesia baik dari Provinsi Sulawesi Selatan maupun dari luar Sulawesi Selatan dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang beragam diantaranya mahasiswa, dosen, kalangan pemerintah daerah, Forum Kabupaten/Kota Sehat dan para praktisi kesehatan dan penggiat kabupaten/kota sehat.

Short Course kali ini menghadirkan pemateri yaitu Prof Dr Anwar Daud, SKM, M Kes. selaku guru besar Departemen Kesehatan Lingkungan FKM Unhas.

Materi yang disampaikan yaitu, “Tantangan Kesehatan Perkotaan di Indonesia”. Prof Anwar menjelaskan secara tuntas mengenai konsep perkotaan dan sistem urbanisasi di Indonesia.

Dalam materi ini juga dijelaskan masalah-masalah yang timbul di kawasan perkotaan yang dibagi menjadi 3 bagian.

Pertama, akibat pengembangan kota meliputi tingginya arus urbanisasi, adanya daerah padat penduduk, daerah kumuh perkotaan, hilangnya paru-paru kota, hilangnya sarana fasilitas umum seperti tempat bermain anak, dan hilangnya daerah resapan air.

Kedua, akibat adanya kawasan industrialisasi meliputi pencemaran tanah dan air, polusi udara dan masalah sampah.

Ketiga, Masalah sosial meliputi kejahatan kriminal, anak jalanan, wanita penjaja sex, pekerja anak-anak, pemulung gelandangan dan pengemis.

“Untuk menjawab masalah-masalah diatas perlu dirancang suatu mekanisme dan koordinasi yang serasi terpadu dan sinkron,” Prof Anwar.

Prof Anwar mengatakan, perlu pendekatan sinergisitas dan komperhensif yang terpadu dan terjalin dari semua sektor dan unsur yang ada di perkotaan untuk menyelenggarakan sistim kesehatan kota. “Fokus perhatian saat ini adalah gaya hidup sehat, kohesi sosial, kualitas hunian, akses terhadap lapangan kerja dan aksesibilitas dan kesetaraan,” jelasnya.