Beranda blog Halaman 2880

FGD PERSAKMI, Muslimin Bando Paparkan 16 Keberhasilan Enrekang Atasi Masalah Kesehatan

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Meneropong Status Kesehatan Masyarakat di Sulawesi Selatan tahun 2021.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Februari 2021 yang dilakukan secara daring.

Kegiatan FGD ini dimaksudkan adalah untuk melihat masalah kesehatan secara keseluruhan di Sulawesi Selatan, dan juga memprediksi bagaimana kondisi ke depan.

Ada kecenderungan bahwa dalam masa pandemi Covid-19 ini, semua energi, sumber daya, anggaran dan kebijakan diarahkan pada penanganan Covid-19.

FGD ini dibagi atas dua sesi. Sesi kedua dipandu oleh Nur Hamdani Nur, SKM, M.Kes. Pada sesi kedua ini, ada tiga pembicara yaitu Ketua Umum PERSAKMI, Prof. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes., MSc.PH, Bupati Toraja Utara dan Bupati Enrekang.

Bupati Enrekang, Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd. menyampaikan 16 keberhasilan Kabupaten Enrekang di Bidang Kesehatan yaitu 13 Puskesmas telah terakreditasi, 1 Puskesmas kategori terbaik yaitu paripurna (PKM Baraka); semua Puskesmas telah menerapkan sistem informasi kesehatan berbasis online; ada  peraturan Bupati No 29 tahun 2020 (peran desa dalam pencegahan stunting) yang mengakomodir di pasal 5 ( bahwa APBDes melalui dana desa untuk kegiatan pencegahan stunting paling sedikit 10 %;

penurunan prevalensi stunting sebesar 5,2 % dari tahun 2019 ke 2020 (data psg/pementauan status gizi tingkat Kab. Enrekang); pemerintah menganggarkan APBD 28 miliar untuk PBI masyarakat Enrekang  (UHC 95 %). Capaian lainnya misalnya capaian posyandu aktif purnama dan mandiri 68.95% (211 Posyandu); Kabupaten Enrekang sudah 100 %  ODF; Enrekang mendapat penghargaan kabupaten sehat ( swasti saba wiwerda)  sekarang menuju wistara; cakupan vaksinasi covid-19 bagi nakes sudah 85 % (target capaian 70 %);

pelayanan kesehatan di puskesmas dimasa pandemi dilaksanakan  secara online; pembangunan fasyankes mendekatkan pelayanan kesehatan dengan penambahan fasyankes RS Pratama Sudu, pengembangan RS Masserempulu dan RS Puang Sabe, serta sarana pendukung lainya perumahan tenaga kesehatan; Enrekang bebas malaria; Enrekang bebas filariasis/kaki gajah; memiliki desa bebas asap rokok ( desa bone-bone) pertama di Sulsel (memiliki Perda KTR); memiliki Perda ASI ekslusif; dan Umur Harapan Hidup (UHH) Enrekang 70.91  Nomor 4 Se-Sulsel.

“Beberapa inovasi lainnya adalah inovasi TRC (tim reaksi cepat) penanggulangan krisis kesehatan ( stand by 24 jam ) dan menjadi ujung tombak penanganan covid-19, komitmen pemerintah Kab. Enrekang dalam penangan stunting (11 regulasi), gempita (gerakan masyarakat peduli stunting) mendapat pengakuan secara nasional (grand desain penanganan stunting tingkat kabupaten), inovasi berbasis desa terkait stunting (komunitas ibu cerdas cegah stunting,

pos gizi desa, kurma segar (kunjungan rumah sehatkan keluarga), bolla malagata, memiliki komitment kemitraan lintas sektor terkait penanganan stunting, Puskesmas sudah mengkampanyekan komunikasi antar pribadi pencegahan stunting, dan memiliki kebijakan tentang forum kordinasi germas,” jelas Bupati Enrekang.

FGD PERSAKMI, Bupati Torut Paparkan Capaian Atasi Masalah Kesehatan

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Meneropong Status Kesehatan Masyarakat di Sulawesi Selatan tahun 2021.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Februari 2021 yang dilakukan secara daring.

Ketua PERSAKMI Sulsel, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD, yang juga sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas, mengatakan Sedianya kegiatan ini dilaksanakan di awal Januari 2021, namun karena terjadi gempa di Sulawesi Barat, dimana menjadi perhatian bkita semua juga memberikan perhatian penuh kepada korban yang ada disana sehingga kegiatan ini mundur dan baru sempat dilaksanakan,” terang Prof Sukri.

Kegiatan FGD ini dimaksudkan adalah untuk melihat masalah kesehatan secara keseluruhan di Sulawesi Selatan, dan juga memprediksi bagaimana kondisi ke depan.

Ada kecenderungan bahwa dalam masa pandemi Covid-19 ini, semua energi, sumber daya, anggaran dan kebijakan diarahkan pada penanganan Covid-19.

Menurut ketua PERSAKMI, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD., Hal itu tentu tidak salah, karena merupakan wabah yang harus diselesaikan, namun terdapat banyak masalah kesehatan yang juga membutuhkan perhatian dan energi dan anggaran, misalnya penanganan stunting, sanitasi, air bersih, penanganan berbagai penyakit menular dan tidak menular, peningkatan kualitas layanan kesehatan dan sebagainya.

FGD ini dibagi atas dua sesi. Sesi kedua dipandu oleh Nur Hamdani Nur, SKM, M.Kes. Pada sesi kedua ini, ada tiga pembicara yaitu Ketua Umum PERSAKMI, Prof. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes., MSc.PH, Bupati Toraja Utara dan Bupati Enrekang.

Bupati Toraja Utara, Dr. Kalatiku Paembonan menuturkan, cukup banyak capaian dibidang kesehatan masyarakat diantaranya menurunannya kasus kematian ibu, dimana pada tahun 2019 ada 7 kasus dan pada tahun 2020 menjadi 5 kasus, menurunnya kematian kematian Bayi, dimana Tahun 2019 ada 18 kasus dan pada Tahun 2020 menjadi 15 kasus,

menurunnya kasus kematian Balita, dimana pada Tahun 2019 ada 2 kasus dan pada Tahun 2020 menjadi 0 kasus, menurunnya kasus gizi buruk, dimana pada tahun 2019 ada 20 kasus dan pada tahun 2020 menjadi 12 kasus dan penurunan kasus stunting dari 22.21 % tahun 2019 menjadi 15.45% tahun 2020 (Pengukuran e-PPGBM).

Dalam bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, prestasi lainnya adalah misalnya pencapaian pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai standar masih rendah, tahun 2020 baru mencapai angka 13,05%.

Hal ini diakibatkan oleh karena kurang maksimalnya penemuan kasus secara dini dan juga kurangnya kesadaran masyarakat (penyandang hipertensi) untuk berobat secara teratur, dan terbitnya Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2018 tentang Pencegahan & Penanggulangan Rabies.

Ketua Umum PERSAKMI Dukung Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Meneropong Status Kesehatan Masyarakat di Sulawesi Selatan tahun 2021.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Februari 2021 yang dilakukan secara daring.

Ketua PERSAKMI Sulsel, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD, yang juga sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas, mengatakan: “Sedianya kegiatan ini dilaksanakan di awal Januari 2021, namun karena terjadi gempa di Sulawesi Barat, dimana kita semua juga memberikan perhatian penuh kepada korban yang ada disana sehingga kegiatan ini mundur dan baru sempat dilaksanakan,” terang Prof Sukri.

Kegiatan FGD ini dimaksudkan adalah untuk melihat masalah kesehatan secara keseluruhan di Sulawesi Selatan, dan juga memprediksi bagaimana kondisi ke depan.

Ada kecenderungan bahwa dalam masa pandemi Covid-19 ini, semua energi, sumber daya, anggaran dan kebijakan diarahkan pada penanganan Covid-19.

Menurut Prof Sukri, Hal itu tentu tidak salah, karena merupakan wabah yang harus diselesaikan, namun terdapat banyak masalah kesehatan yang juga membutuhkan perhatian dan energi dan anggaran, misalnya penanganan stunting, sanitasi, air bersih, penanganan berbagai penyakit menular dan tidak menular, peningkatan kualitas layanan kesehatan dan sebagainya.

FGD ini dibagi atas dua sesi. Sesi kedua dipandu oleh Nur Hamdani Nur, SKM, M.Kes. Pada sesi kedua ini, ada tiga pembicara yaitu Ketua Umum PERSAKMI, Prof. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes., MSc.PH, Bupati Toraja Utara dan Bupati Enrekang.

Prof. Ridwan yang biasa akrab dipanggil bang prof menyampaikan materinya berkaitan dengan dukungan PERSAKMI dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia diukur oleh tiga indikator yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

“Pembangunan ini harus dipusatkan pada pembangunan manusia,” katanya. Bang prof juga banyak menyoroti bagaimana dengan pembangunan berkelanjutan yang sudah menjadi agenda global sampai tahun 2030.

“Pada prinsipnya PERSAKMI mendukung pemerintah daerah terutama dalam menyiapkan SDM unggul dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat,” pungkasnya.

Hadiri FGD PERSAKMI Sulsel, Bupati Jeneponto Paparkan Capaian Atasi Masalah Kesehatan

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Meneropong Status Kesehatan Masyarakat di Sulawesi Selatan tahun 2021.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Februari 2021 yang dilakukan secara daring.

Ketua PERSAKMI Sulsel, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD, yang juga sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas, mengatakan: “Sedianya kegiatan ini dilaksanakan di awal Januari 2021, namun karena terjadi gempa di Sulawesi Barat, dimana kita semua juga memberikan perhatian penuh kepada korban yang ada disana sehingga kegiatan ini mundur dan baru sempat dilaksanakan,” terang Prof Sukri.

Kegiatan FGD ini dimaksudkan adalah untuk melihat masalah kesehatan secara keseluruhan di Sulawesi Selatan, dan juga memprediksi bagaimana kondisi ke depan.

Ada kecenderungan bahwa dalam masa pandemi Covid-19 ini, semua energi, sumber daya, anggaran dan kebijakan diarahkan pada penanganan Covid-19.

Menurut Prof Sukri, Hal itu tentu tidak salah, karena merupakan wabah yang harus diselesaikan, namun terdapat banyak masalah kesehatan yang juga membutuhkan perhatian dan energi dan anggaran, misalnya penanganan stunting, sanitasi, air bersih, penanganan berbagai penyakit menular dan tidak menular, peningkatan kualitas layanan kesehatan dan sebagainya.

FGD ini dibagi atas dua sesi. Sesi pertama dipandu oleh Ilham Syam, SKM, M.Kes. Selain dari unsur pendidikan dan dinas kesehatan, juga menghadirkan pemerintah daerah kabupaten/kota yaitu Bupati Jeneponto, Drs. H. Iksan Iskandar, MSi.

Ia menyampaikan 10 capaian atau prestasi terbaik pembangunan kesehatan di Kabupaten Jeneponto, meliputi penurunan angka stunting, pencapaian wisata 2 X menuju wistara ke-3 kabupaten sehat, komitmen bupati untuk penempatan tenaga kesehatan masyarakat pada jabatan strategis, peningkatan akses desa ODF,

terjalin kerjasama ormas dan OKP untuk pengendalian Covid-19, penyebaran informasi kesehatan lewat media sosial sms WA blast, penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, pencegahan dan pengendalian Covid-19 dengan pendekatan kesmas dan adanya saka bakti husada salah satu UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat).

Selain Bupati Jeneponto, dijadwalkan juga Bupati Soppeng, H. A. Kaswadi Razak, SE, memaparkan materi, namun karena sesuatu dan lain hal tiba-tiba Kaswadi tidak berkesempatan membawakan materi. Materi sesi pertama berlangsung sampai menjelang sholat duhur.

Hadiri FGD PERSAKMI, Muhammad Husni Thamrin: Desa Punya Peran Kuat Tingkatkan Kesehatan

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Meneropong Status Kesehatan Masyarakat di Sulawesi Selatan tahun 2021.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Februari 2021 yang dilakukan secara daring.

Ketua PERSAKMI Sulsel, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD, yang juga sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas, mengatakan: “Sedianya kegiatan ini dilaksanakan di awal Januari 2021, namun karena terjadi gempa di Sulawesi Barat, dimana kita semua juga memberikan perhatian penuh kepada korban yang ada disana sehingga kegiatan ini mundur dan baru sempat dilaksanakan,” terang Prof Sukri.

Kegiatan FGD ini dimaksudkan adalah untuk melihat masalah kesehatan secara keseluruhan di Sulawesi Selatan, dan juga memprediksi bagaimana kondisi ke depan.

Ada kecenderungan bahwa dalam masa pandemi Covid-19 ini, semua energi, sumber daya, anggaran dan kebijakan diarahkan pada penanganan Covid-19.

Menurut Prof Sukri, Hal itu tentu tidak salah, karena merupakan wabah yang harus diselesaikan, namun terdapat banyak masalah kesehatan yang juga membutuhkan perhatian dan energi dan anggaran, misalnya penanganan stunting, sanitasi, air bersih, penanganan berbagai penyakit menular dan tidak menular, peningkatan kualitas layanan kesehatan dan sebagainya.

FGD ini dibagi atas dua sesi. Sesi pertama dipandu oleh Ilham Syam, SKM, M.Kes. Salah satu pemateri pada sesi pertama, yaitu Muhammad Husni Thamrin, SKM, M.Kes.,

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan itu, membawakan materi berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam meningkatkan derajat kesehatan.

Ia banyak mengurai berkaitan dengan penanganan stunting, pemberdayaan posyandu, PKK dan organisasi kemasyarakatan pada level desa atau kelurahan.

Dalam penanganan kesehatan ditingkat desa, ia menekankan bahwa desa sebetulnya memiliki peran yang kuat dalam meningkatkan kesehatan.

“Desa dapat membuat peraturan desa sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat desa, termasuk dalam hal ini masalah stunting,” jelasnya.

Teropong Status Kesehatan Sulsel, PERSAKMI Sulsel Gelar FGD

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Meneropong Status Kesehatan Masyarakat di Sulawesi Selatan tahun 2021.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Februari 2021 yang dilakukan secara daring.

Ketua PERSAKMI Sulsel, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD, yang juga sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas, mengatakan: “Sedianya kegiatan ini dilaksanakan di awal Januari 2021, namun karena terjadi gempa di Sulawesi Barat, dimana kita semua juga memberikan perhatian penuh kepada korban yang ada disana sehingga kegiatan ini mundur dan baru sempat dilaksanakan,” terang Prof Sukri.

Kegiatan FGD ini dimaksudkan adalah untuk melihat masalah kesehatan secara keseluruhan di Sulawesi Selatan, dan juga memprediksi bagaimana kondisi ke depan.

Ada kecenderungan bahwa dalam masa pandemi Covid-19 ini, semua energi, sumber daya, anggaran dan kebijakan diarahkan pada penanganan Covid-19.

Menurut Prof Sukri, Hal itu tentu tidak salah, karena merupakan wabah yang harus diselesaikan, namun terdapat banyak masalah kesehatan yang juga membutuhkan perhatian dan energi dan anggaran, misalnya penanganan stunting, sanitasi, air bersih, penanganan berbagai penyakit menular dan tidak menular, peningkatan kualitas layanan kesehatan dan sebagainya.

FGD ini dibagi atas dua sesi. Sesi pertama dipandu oleh Ilham Syam, SKM, M.Kes.

Pemateri yang berkesempatan hadir yaitu, Dr. Aminuddin Syam, SKM, M.Kes., M.Med.Ed., (Dekan FKM Unhas yang juga sebagai Ketua Dewan Etik PERSAKMI Sulsel), Muhammad Husni Thamrin, SKM, M.Kes (Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan), dan Drs. H. Iksan Iskandar, MSi., (Bupati Jeneponto).

Sesi kedua dipandu oleh Nur Hamdani Nur, SKM, M.Kes. Pada sesi kedua ini, ada tiga pembicara yaitu Ketua Umum PERSAKMI, Prof. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes., MSc.PH, Bupati Toraja Utara dan Bupati Enrekang.

Pada kesempatan tersebut, PERSAKMI juga memberikan penghargaan kepada bupati yang dianggap memiliki kontribusi yang signifikan dalam bidang kesehatan masyarakat, baik dari sisi inovasi program dan prestasinya, juga adalah komitmen pemerintah daerah dari sisi pengembangan karir dan ruang kebijakan yang diberikan kepada para Sarjana Kesehatan Masyarakat dalam berkontribusi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerah.

Pimpinan daerah tersebut, juga memiliki kontribusi kerjasama dan bersinergi yang kuat dengan PERSAKMI Sulawesi Selatan. Kepala daerah tersebut, masing-masing Bupati Jeneponto, Drs. H. Iksan Iskandar, MSi; Bupati Soppeng, H. A. Kaswadi Razak, SE.; Bupati Toraja Utara, Dr. Kalatiku Paembonan; dan Bupati Enrekang, Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd.

Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 400 peserta dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan, dan juga beberapa peserta yang berasal dari luar Sulawesi Selatan, termasuk Papua, Maluku, Sulawesi Tengah, Kalimantan dan Jawa Tengah.

Hadiri FGD PERSAKMI, Dekan FKM Unhas Bahas Situasi Kesehatan Sulsel dan Peran Institusi Pendidikan

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Meneropong Status Kesehatan Masyarakat di Sulawesi Selatan tahun 2021.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Februari 2021 yang dilakukan secara daring.

Kegiatan FGD ini dimaksudkan adalah untuk melihat masalah kesehatan secara keseluruhan di Sulawesi Selatan, dan juga memprediksi bagaimana kondisi ke depan.

FGD ini dibagi atas dua sesi. Sesi pertama dipandu oleh Ilham Syam, SKM, M.Kes. Materi pertama disampaikan oleh Dekan FKM Unhas yang juga sebagai Ketua Dewan Etik PERSAKMI Sulsel, Dr. Aminuddin Syam, SKM, M.Kes., M.Med.Ed.

Ia menyampaikan materi tentang Peran Institusi Pendidikan dalam Menyiapkan SDM untuk Mendukung Peningkatan Status Kesehatan Masyarakat di Sulawesi Selatan.

Dua materi utama disampaikan yaitu situasi masalah kesehatan di Sulawesi Selatan, dan apa peran institusi pendidikan.

Aminuddin banyak menunjukkan target dan capain indikator kinerja yang dilakukan oleh P2P Provinsi Sulawesi Selatan, terutama yang berkaitan dengan persentasi anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap, persentasi respons terhadap sinyal kewaspadaan dini (alert) penyakit potensial KLB yang muncul dalam SKDR, persentasi cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat, persentasi kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar, persentasi kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan sebagainya.

Bagaimana peran institusi pendidikan? Secara umum disampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki peran di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan kemitraan.

Dalam bidang pendidikan, misalnya memperkenalkan secara dini kepada mahasiswa tentang tiga ranah pendidikan, yaitu knowledge, skill dan afektif; mengaplikasikan kurikulum untuk ranah afektif yang selama ini merupakan kurikulum tersembunyi berbasis keluarga dan masyarakat; memperkenalkan secara dini kasus dan masalah kesehatan, untuk memudahkan mahasiswa dalam proses pembelajaran, dan membantu proses pembelajaran petugas kesehatan melalui pendampingan   mahasiswa oleh dosen pembimbing.

Dalam bidang penelitian, misalnya intervensi masalah-masalah kesehatan sesuai dengan topik penelitian baik oleh dosen dan mahasiswa, misalnya Stunting, kampung sehat, lorong sehat, dan intervensi pada kelompok hamil/busui.

Dalam bidang pengabdian masyarakat dan kerjasama juga perlu banyak hal yang perlu dikembangkan melalui SDM kita yang tersedia.

Angin Puting Beliung Menghantam Rumah Warga, Bupati Pangkep Sigap Kunjungi Lokasi

0

Pangkep, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau, sigap kunjungi warga yang tertimpa bencana angin puting beliung di Kelurahan Segeri, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Sabtu (27/02).

Muhammad Yusran terjun langsung sendiri meninjau kondisi rumah warga yang mengalami kerusakan cukup parah, ia menyampaikan bahwa pihak dinas lambat bergerak saat ada bencana dan komunitas sosial bergerak lebih dahulu.

“Ini kebiasaan, kalau ada bencana lebih dahulu komunitas sosial, dari pada pihak dinas, pak camat sama pak lurah diluar daerah katanya,” ujar Bupati yang baru sehari dilantik tersebut.

Selanjutnya untuk penanganan awal, ia meminta agar pihak kelurahan setempat segera melakukan pendataan kepada warga yang terkena dampak bencana.

“Saya minta segera didata ini, supaya bantuan dan kebutuhan segera turun,” tutup MYL dengan tegas.

Reporter : Adhan

Lantik 3 Kapolsek, Kapolres Bone Sampaikan Pesan Ini

0


Bone,FAJARPENDIDIKAN.co.id – Kapolres Bone AKBP Try Handako Wijaya Putra kembali melantik dan mengambil sumpah para perwira yang mendapat promosi jabatan sebagai Kapolsek, Jumat (26/2/2021).

Serah terima jabatan tersebut berlangsung di Aula Mapolres Bone dengan Komandan Upacara Kaur Bin Ops Satlantas Iptu Suherman dan dihadiri Wakapolres Bone Kompol Muh.Asrofi bersama para pejabat utama Polres Bone.

Upacara selesai dilanjutkan dengan pemberian ucapan selamat oleh Kapolres Bone bersama para pejabat utama kepada personel yang melaksanakan sertijab.

“Selamat pak Kapolsek, semoga jabatan bapak ini semakin mendekatkan diri kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan dan nantinya bernilai ibadah disisi Allah SWT,” pesan Try Handako

Adapun perwira yang dilantik yakni, Iptu Alimuddin dilantik sebagai Kapolsek Tellu Siattinge dan Kapolsek sebelumnya AKP Syarifuddin dilantik sebagai Kapolsek Sibulue, Iptu Makmur dilantik sebagai Kapolsek Patimpeng dan Kapolsek sebelu.

Reporter :Abustan

Ciptakan Agen Perdamaian, LAPAR Gelar Pelatihan Jurnalisme Keberagaman

0

Makassar,FAJARPENDIDIKAN.co.id – Benih-benih kebencian dan prasangka buruk pada orang lain menyeruak di mana-mana. Hal ini juga diperparah oleh politik identitas yang menyemai, tatkala negara menyelenggarakan pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah.

Melihat kenyataan tersebut, Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) menggelar Pelatihan Jurnalisme Keberagaman. Pelatihan berlangsung di Hotel Jolin Makassar, 26-28 Februari dan diikuti oleh berbagai lembaga/komunitas yang bergerak dalam isu perdamaian.

Direktur LAPAR, Muhammad Iqbal Arsyad saat membuka kegiatan mengatakan, pelatihan ini berangkat dari diskusi bersama beberapa komunitas yang prihatin dengan kondisi kehidupan masyarakat saat ini. Sifat iri dan dengki, sifat pemarah, sifat pendendam, sifat angkara murka pada orang lain dan umat lainnya dipertontonkan di linimasa media sosial, bahkan sudah menjangkau kehidupan masyarakat sehari-hari.

“Oleh karena itu, teman-teman di LAPAR menginisiasi kegiatan ini,” ujar Iqbal di hadapan peserta, Jumat, 26 Februari 2021.

Menurutnya, bangsa Indonesia yang multikultur berdiri di atas pondasi keberagaman. Pondasi ini diejawantahkan dalam satu napas Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika sejak lama dipraktikkan dalam lakon hidup seluruh bangsa Indonesia dari sabang hingga merauke, yang tujuan akhirnya agar merajut kesatuan dan persatuan negara Indonesia.

Namun, episode kerukunan dan persatuan bangsa tak semulus harapan bersama. Hoaks, ujaran kebencian, persekusi terhadap individu/kelompok yang berbeda, nyaris tak henti-hentinya menyeruak di media sosial.

Oleh karena itu, menurut Iqbal, posisi jurnalisme keberagaman menjadi penting. Jurnalisme keberagaman diharap mampu menghadirkan pemahaman bagi masyarakat, bagaimana memilah, memilih, menyaring, dan menyebarkan informasi di jagad internet.

Selain itu, lewat jurnalisme keberagaman, kesadaran akan hidup beragam di negara Indonesia semakin bertumbuh. “Hal ini tentunya semakin memupuk nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila.”

Berdasarkan hal itu, Iqbal menilai perlu untuk menciptakan agen-agen perdamaian yang memiliki keterampilan dalam dunia jurnalisme keberagaman, agar mampu merawat dan menjaga kualitas kerukunan, apalagi di tengah arus informasi tanpa jeda di media sosial.

“Semoga melalui kegiatan ini, konten kampanye perdamaian, keberagaman, kerukunan, bisa mengimbangi konten-konten negatif yang berkembang,” harap Direktur LAPAR ini. Diharapkan pula, akan ada sumbangsih gagasan baru, bagaimana mewujudkan kerukunan di masa kini dan masa depan. (Sriyanto)