Beranda blog Halaman 3332

Menelusuri Gelapnya Goa Batu di Bantimurung

FAJARPENDIDIKAN.co.id Wisata di area Taman Nasional Bantimurung Burusaraung memang cukup komplit. Selain terdapat penangkaran kupu-kupu, Museum Kupu-kupu, dan Air Terjun Bantimurung, di kawasan taman nasional ini juga terdapat goa yang bisa dikunjungi. Setidaknya ada dua goa yang berada di sana, yaitu Goa Batu dan Goa Mimpi. Anda tertarik menjelajah goa?

Jarak antara Goa Batu dengan Air Terjun Bantimurung kurang lebih 800 meter. Pengunjung bisa berjalan kaki menelusuri jalan setapak yang sudah disediakan dengan kondisi yang cukup baik.

Setelah menaiki beberapa anak tangga beton di samping air terjun, saya menyusuri tepian sungai di bawah pepohonan rindang yang membuat udara menjadi kian sejuk. Semakin mendekati lokasi goa, jalanan yang tadinya menyusuri tepi sungai kini semakin menjauh dari bibir sungai dan mulai masuk ke hutan.

Di tengah perjalanan, terdapat sebuah makam dengan nisan tanpa nama yang semakin menimbulkan aroma magis tempat ini. Meskipun berjalan sendirian di tengah hutan seperti ini, pengunjung tak perlu takut. Sebab beberapa pedagang makanan dan minuman ringan ditemui di jalanan setapak ini.

Setelah sampai di mulut goa, beberapa orang pun mendekat. Mereka menawarkan jasa penyewakan senter sebagai penerangan dan juga jasa pemandu. Kalau ingin masuk memang harus menyewa senter. Bukan karena dipaksa, tapi di dalam goa memang sangat gelap. Penerangan dengan layar HP tidak akan bisa menembus gelapnya Goa Batu.

Harga sewa senternya beragam, berdasarkan ukuran senter. Setelah mencapai kata sepakat (Rp 50.000 untuk 2 buah senter dan pemandu), saya segera menuju Goa Batu. Keunikan goa ini langsung terlihat.

Tidak seperti goa-goa pada umumnya yang memiliki mulut goa yang lebar, Goa Batu memiliki mulut goa yang sempit. Beberapa anak tangga diantara celah batu menjadi jalan wajib yang harus saya lewati untuk bisa sampai ke mulut goa.

Begitu masuk goa, di bagian mulut goa masih terlihat sinar matahari. Aroma pengap sudah mulai terasa di sini. Masuk lebih ke dalam lagi sudah tidak ada cahaya sama sekali. Bahkan sebuah lampu senter yang saya bawa cukup sulit menembus gelapnya goa.

Sesekali saya berhenti mengambil foto di tengah kegelapan. Dari hasil foto, barulah terlihat jelas bentuk stalaktit dan stalakmit dalam goa. Terkadang jalan masuk cukup sempit sampai-sampai saya harus menunduk atau jongkok untuk melewati lorong-lorong ini. Di dalam goa juga sangat becek dan licin.

Goa Batu merupakan goa alam yang masih alami. Cahaya matahari hanya mampu menerobos di antara celah batu hingga sampai ke mulut goa. Satu-satunya penerangan yang ada, ya hanya senter atau lampu petromaks yang bisa disewa dari masyarakat sekitar.

Saya melihat, memang belum banyak yang tertarik ke Goa Batu. Kebanyakan pengunjung yang datang hanya sampai di air terjun Bantimurung saja. Padahal, pemerintah kabupaten Maros telah membangun jalan beton hingga ke dalam Goa Batu.

Harus ekstra hati-hati memasuki goa ini, karena sangat licin. Hal ini disebabkan oleh adanya tetesan-tetesan air yang mengalir dari stalaktit hingga membasahi lantai goa. Goa Batu kaya akan ornamen-ornamen yang unik, seperti batu kera, batu gajah, batu akar, dan masih banyak lagi.

Kalelawar berukuran kecil yang menempel di langit-langit goa juga akan kita temui di dalam goa. (Foto: Sriyanto)
Kalelawar berukuran kecil yang menempel di langit-langit goa juga akan kita temui di dalam goa. (Foto: Sriyanto)

Seluruh ornamen pada goa ini berupa putih seperti kapas, atau keemasan. Pada satu bagian terdapat juga Batu Jodoh. Konon, setiap pasangan yang belum menikah dan mengikrarkan cintanya di sini akan berjodoh. Pasangan tersebut akan mengikatkan kain pada batu tersebut.

Selain itu, masih ada sebuah telaga kecil di dalam goa yang konon, airnya tidak pernah habis meskipun musim kemarau. Air dari danau tersebut dipercaya bisa membuat awet muda bagi siapa saja yang membasuh wajahnya dengan air danau tadi.

Diperlukan waktu kurang lebih 20 hingga 30 menit untuk menelusuri goa ini. Setelah puas menelusuri ceruk-ceruk goa dan mengambil beberapa gambar, saya pun segera keluar. Waktu sudah semakin sore.

Tak jauh dari tangga masuk goa, terdapat Danau Kassi Kebo. Konon jika musim kemarau, air pada danau tersebut berwarna hijau. Tapi saat musim hujan seperti saat saya ke sana, airnya keruh kecokelatan.

Dan danau ini diberi pagar sehingga pengunjung tidak bisa mandi atau bermain di danau karena alasan keselamatan. Konon katanya, meskipun danau tersebut kelihatan tenang, namun di bawah sana terdapat pusaran air yang deras. Itulah alasannya kenapa dilarang keras mandi di danau ini. (Sriyanto)

Tak Ada Kejahatan Sempurna. Lawan Kejahatan, Polres Bone Luncurkan Sikare

0
Launching Sikare ditandai dengan penekanan tombol secara simbolis oleh Kapolres, Kajari, Kepala PN, dan Kasat Reskrim Polres Bone.

Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Polres Bone dibawah komando Akbp Muhammad Kadarislam Kasim SH SIk MSi resmi meluncurkan aplikasi pelayanan berbasis teknologi di Ballroom Hotel Helios, Bone, Selasa (31/7/2018). Layanan itu disebut Sistem Informasi Perkara Reskrim (Sikare) Polres Bone.

Sikare hadir ditengah masyarakat, dimaksudkan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan merespon cepat setiap tindak kriminal (kejahatan) yang terjadi di Bumi Arung Palakka. Kehadiran Sikare diharap bisa bermanfaat khususnya dalam progres penanganan suatu perkara secara cepat, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sikare, sebagaimana dilansir FAJAR PENDIDIKAN di laman Tribrata News Polres Bone, merupakan terobosan kreatif Polisi berpakaian ‘preman’ di bawah pimpinan Akp Dharma Praditya Negara SIk. Juga disebut sebagai implementasi dari program Nawacita Presiden Republik Indonesia dan program Kapolri yaitu Promoter (Profesional, Modern dan Terpercaya), salah satunya pelayanan publik mudah berbasis teknologi seperti Sikare ini.

Aplikasi Sikare yang dapat diunduh (download) di Google Playstore tersebut, diantaranya berfungsi memudahkan masyarakat dalam melaporkan kejadian yang sangat mendesak. Melapor melalui aplikasi ini, maka operator sikare disebut siap melayani 24 jam, dan segera menindak lanjuti laporan yang ada.

Aplikasi yang dapat diunduh (download) di Google Playstore tersebut, diantaranya berfungsi memudahkan masyarakat dalam melaporkan kejadian yang sangat mendesak. Melapor melalui aplikasi ini, maka operator sikare disebut siap melayani 24 jam, dan segera menindak lanjutinya.

Melalui Sikare akses satu pintu kerja sama dengan Kejaksaan dan Pengadilan, masyarakat akan mendapatkan sejumlah layanan dari pihak kepolisian. Terdapat beberapa fitur diantaranya berita seputar wilayah Bone, cek perkara (perkembangan hasil penyidikan) dan laporan masyarakat.

“Pelaporan masyarakat nantinya akan direspon cepat dan tidak bisa mengada-ngada karena didalam aplikasi itu terdapat nomor hp dan alamat pelapor, dan jika itu terjadi (mengada-ngada) dapat diancam dengan pasal membuat laporan palsu,”kata Akp Dharma dilansir di laman yang sama.

Kapolres Bone Akbp Muhammad Kadarislam Kasim mengapresiasi peluncuran aplikasi Sikare yang di gagas sat Reskrim Polres Bone, sebagai bentuk pelayanan cepat dan mudah diakses oleh masyarakat tersebut. Kadarislam berharap, dengan hadirnya sikare, kedepan Sat Reskrim bisa menunjukkan Reskrim yang Promoter dan menjadikan hukum sebagai panglima tertinggi.

“Tidak ada kejahatan yang sempurna, mari kita lawan kejahatan,”tegas Kadarislam.

Reporter: Abustan

Dosen Unibos Bantu Pengembangan Industri Kuliner Tradisional Di Sidrap

Dosen Unibos yang memberikan pengembangan terhadap makanan kuliner khas Sidrap (FOTO:Ist)

 

 

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Dosen Universitas Bosowa (Unibos) kembali melakukan pengembangan desa mitra dalam pemberdayaan masyarakat. Kali ini tim Dosen Unibos, Dr Herminawati Abu bakar, Palipada Palisuri, M Si dan Dr Sukmawati pengabdian masyarakat di Kelurahan Rappang, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidrap, Selasa (31/07/18).

Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan ini dalam bentuk pengembangan industri rumah tangga yang berfokus pada kuliner tradisional. Termasuk, jajanan kha Kabupaten Sidrap seperti Bipang, Bolu Cukke dan Roti beras. Pengembangan didakukan dalam bentuk pendampingan dan pembinaan mulai dari proses produksi hingga ke pemasaran.

Ketua tim pemberdayaan masyarakat Kabupaten Sidrap, Dr Herminawati Abubakar menuturkan jika daerah ini dipilihnya sebab merupakan sentra industri kuliner tradisional sejak zaman dulu yang sudah terkenal baik dalam internal maupun eksternal daerah sidrap.

“Prospek pemasaran produk didaerah tersebut cukup bagus, tetapi masyarakat memiliki tata kelola dalam pengembangan yang masih bersifat tradisional. Sehingga pendapatan masyarakat masih belum meningkat dalam sektor tersebut,” ungkapnya.

Kuliner khas kabupaten Sidrap (FOTO: Ist)

”Pelatihan dan pendampingan ini kami lakukan memang selain tugas kami sebagai dosen pengabdi juga karena kami ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya industri  kuliner tradisinal agar lebih memiliki inovasi sehingga menarik dimata masyarakat bukan hanya dari segi rasa, tetapi kualitas produk dan pemasarannya,” tambahnya.

Pada proses ini, tim dosen Unibos memberikan pelatihan penggunaan mesin-mesin modern untuk tahapan produksi. Untuk tahapan permodalan, dosen Unibos bekerjasama dengan perbankan setempat memberikan akses permodalan industri tersebut.

Dari sisi pemasaran, dosen Unibos memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pemasaran yang lebih modern seperti perkenalan pemasaran online melalui media sosial.

Lurah Kelurahan Rappang, Hj. Muslihat menuturkan “kegiatan ini sangat membantu masyarakat juga sangat memfasilitasi dalam peningkatan produksi dan pendapatan didaerah ini. sehingga kami berharap kegiatan dari Unibos ini tetap terus dilanjutkan hingga bisa membantu pengembangan dalam sektor lainnya,” ungkapnya.

 

Reporter : Ahadri

Bendera FAJAR PENDIDIKAN Berkibar di Puncak Bulusaraung

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Hari itu, Minggu, 11 Mei 2014, udara pagi masih menusuk dinginnya tulang. Akhirnya saya menjejakkan kaki di ketinggian 1353 meter di atas permukaan laut (mdpl), puncak Gunung Bulusaraung. Dengan mengibarkan bendera FAJAR PENDIDIKAN, semua keletihan, rasa lelah seolah hilang, terbius dengan keindahan panorama alam yang menakjubkan.

Puncak Bulusaraung dengan ketinggian 1353 mdpl.
Puncak Bulusaraung dengan ketinggian 1353 mdpl.

Gunung Bulusaraung berlokasi di desa Tompobulu, kecamatan Balocci, kabupaten Pangkep dan masih dalam satu kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Gunung ini mempunyai 10 pos.

Pos 1 sampai pos 4 telah disediakan oleh Taman Nasional tempat untuk beristirahat berupa saung berukuran 3×3 meter. Sedangkan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda adalah pos 9. Selain lokasi tempatnya luas, di pos 9 ini juga terdapat sumber mata air.

Ekspedisi Puncak Bulusaraung
Ekspedisi Puncak Bulusaraung

Dari pos 9 cuma dibutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di puncak, dengan jalan yang mendaki dan terjal karena banyak bebatuan. Dan setibanya di puncak, saya menikmati view indah pegunungan karst terbesar ke-2 di dunia. Tidak di semua tempat Anda bisa menikmati keindahan pegunungan karst terbesar ke 2 dunia, bukan?

 

Oleh: Sriyanto

Kibarkan Merah Putih dan FAJAR PENDIDIKAN di Puncak Bawakaraeng

3.Perjalanan tim Jelajah Nusantara FAJAR PENDIDIKAN dimulai dari kaki gunung yang memiliki ketinggian 2830 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, tepatnya di desa Lembanna.(Foto: Fajar Pendidikan)
Perjalanan tim Jelajah Nusantara FAJAR PENDIDIKAN dimulai dari kaki gunung yang memiliki ketinggian 2830 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, tepatnya di desa Lembanna.(Foto: Fajar Pendidikan)

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Gunung Bawakaraeng tidak seasing dulu lagi. Sebuah anugerah Tuhan yang indah ini, hampir tak pernah sepi oleh kunjungan para pendaki maupun para pecinta alam. Gunung Bawakaraeng memiliki ketinggian 2830 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan merupakan salah satu puncak tertinggi yang berada di Sulawesi Selatan, tepatnya di kabupaten Gowa. Nama gunung Bawakaraeng berasal dari bahasa Bugis-Makassar. Bawa yang berarti mulut dan Karaeng berarti raja atau Tuhan. Sehingga secara keseluruhan berarti mulut Tuhan.

Pada Sabtu, 21 Juni 2014, tim Jelajah Nusantara FAJAR PENDIDIKAN menjalankan misi mengibarkan bendera merah putih dan FAJAR PENDIDIKAN di puncak Bawakaraeng. Tim beranggotakan 7 orang.

Pesona alam gunung Bawakaraeng memancarkan keelokan hutan tropis yang sangat menakjubkan. Gunung ini diselimuti pepohonan hijau dengan tebaran bunga gunung beraroma khas. Terdapat 10 pos untuk mendaki gunung Bawakaraeng sampai ke puncak.

Perjalanan tim Jelajah Nusantara FAJAR PENDIDIKAN dimulai dari kaki gunung, tepatnya di desa Lembanna. Medan yang dilewati berupa perkebunan warga, selanjutnya mulai masuk hutan pinus dan untuk mencapai pos 1 dibutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 40 menit.

Perjalanan dilanjutkan ke pos 2. Jalur ini tidak terlalu terjal dan dapat ditempuh kurang lebih 1 jam. Di pos 2 ini berupa daratan yang dikelilingi oleh semak-semak dan batu-batu sedang. Menuju pos 3, perjalanan cukup rumit karena terdapat banyak semak-semak yang merambat masuk ke dalam jalur.

Selanjutnya tim berjalan menuju pos 4 dan 5. Jalur ini ditumbuhi pohon-pohon besar beragam jenis dan beberapa batang pohon rebah dan menutupi jalur. Tiba di pos 5 yang terdapat dataran luas yang ditumbuhi rumput ilalang, para pendaki dapat beristirahat di pos ini karena terdapat pula sumber mata air.

Selanjutnya dari pos 5 menuju pos 6, mulai mendaki sepanjang perjalanan. Banyak pohon yang tumbang akibat kebakaran dan badai. Batu-batu berukuran besar juga berserakan di sepanjang jalur naik menuju pos 6.

Suasana sangat berbeda kami temukan ketika melalui jalur menuju pos 7. Jika di pos 6 tadi gersang dan banyak pohon tumbang, jalur ini justru sangat subur. Jalan menuju pos 7 ini sangat terjal dan cukup melelahkan. Namun segala kelelahan terbayarkan ketika para pendaki mencapai pos 7 dengan melihat pemandangan yang sangat indah.

Batu besar merupakan penanda di pos 7 ini. Pendaki dapat duduk beristirahat sekaligus menikmati keindahan alam. Lanjut perjalanan, kali ini kami melalui jalur penurunan menuju pos 8.

Jalur menuju ke pos 8 adalah jalur terberat menuju puncak. Beberapa kali kaki saya tergelincir masuk ke jurang sebelah kiri akibat penerangan (senter) yang tidak berfungsi dengan baik. Kami melintas di pos 8 saat hari sudah gelap, sekitar pukul 19.00 – 21.00 Wita.

Rencana awal yang kami sepakati akan mendirikan tenda di pos 10, terpaksa kami ubah. Jalur menuju ke pos 8 yang medannya sangat berat, membuat seluruh anggota tim kelelahan dan tidak bisa lagi melanjutkan pendakian. Kami pun memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 8, lalu beristirahat dan melanjutkan pendakian esok hari.

Minggu pagi, 22 Juni 2014, tim Jelajah Nusantara FAJAR PENDIDIKAN melanjutkan pendakian dari pos 8 ke pos 9 yang mulai menanjak melewati hutan basah dan lebat. Hanya 5 anggota tim yang memutuskan melanjutkan pendakian menuju puncak. Dua anggota masih kelelahan dan memilih untuk beristirahat mengumpulkan tenaga untuk perjalanan pulang.

Dan akhirnya, Minggu, 22 Juni 2014, pukul 09:24 Wita, tim Jelajah Nusantara FAJAR PENDIDIKAN berhasil mengibarkan bendera merah putih dan FAJAR PENDIDIKAN, setelah melalui pos 9 dan pos 10 yang sekaligus puncak triangulasi Gunung Bawakaraeng.

4.Jalan menuju puncak sangat terjal dan berbatu. Namun, semua terbayarkan ketika tim tiba di puncak dan melihat pemandangan indah di sekitar kami.(Foto: Fajar Pendidikan)
Jalan menuju puncak sangat terjal dan berbatu. Namun, semua terbayarkan ketika tim tiba di puncak dan melihat pemandangan indah di sekitar kami.(Foto: Fajar Pendidikan)

Jalan menuju puncak ini sangat terjal dan berbatu sehingga kami harus barhati-hati. Namun, semua terbayarkan ketika tim tiba di puncak dan melihat pemandangan indah di sekitar kami. Satu yang pasti, alam adalah tempat di mana kita lebih dekat dengan sang pencipta.

Haji Bawakaraeng

Pernah mendengar cerita haji Bawakaraeng? Salah satu hal menarik dari Gunung Bawakaraeng adalah adanya kelompok tertentu yang melaksanakan ibada haji di puncak gunung ini. Mereka melakukan ritual ini bersamaan dengan waktu pelaksanaan ibadah haji di Mekah.

Mereka memercayai bahwa berhaji di Gunung Bawakaraeng bernilai sama dengan berhaji di Mekah. Mereka pun melaksanakan ritual pada sebuah tempat di puncak Gunung Bawakaraeng.

Kelompok tersebut tidak hanya berasal dari daerah sekitar, bahkan dari beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Hebatnya lagi, mereka melakukan pendakian dengan minim peralatan menaklukkan tebing terjal untuk mencapai puncak.

 

Oleh: Sriyanto/Tim Jelajah Nusantara FAJAR PENDIDIKAN

 

Binmas Polres Bone Beri Penyuluhan dan Sembako ke Pesantren

0

Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Sat Binmas Polres Bone menggelar penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, di Aula Pesantren setempat, Senin (30/7/2018).

Selain memberi penyuluhan, pihak Binmas Polres Bone juga berbagi sembako ke Pondok Pesantren Modern Al Junaidiyah.

Hal itu terpantau dikabarkan warga net dengan nama akun Andi Anshari. Berikut status medsosnya yang dikutif FAJAR PENDIDIKAN

“Al Hamdulillah…
Agenda,Senin, 30 072018/17 Dzul Qaidah 1439 H.
Penyerahan Sembako utk Pondok Pesantren Modern Al Junaidiyah & Penyuluhan Narkoba utk Santri/Santriwati MTs Al Junaidiyah dari SATUAN BINMAS POLRES BONE. InsyaAllah..Semoga Allah menjauhkan dari kami pengaruh penyalagunaan NARKOBA,” tulisnya.

Reporter: Abustan

Gubernur Sulsel: “Jempol Buat Mayjend TNI Agus”

0
Dari kiri, Kapolda Sulsel Irjend Pol. Umar Saptono,H.M.Alwi Hamu, Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, Pangdam Hasanuddin Mayjend TNI Surawahad, Pjs Gubernur Sulsel Sony Sumarsono, Mayjend TNI Agus SB, dan Kajati Sulsel.

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id-Pjs. Gubernur Sulawesi Selatan, Soni Sumarsono, mengatakan dirinya tak akan bicara banyak soal sosok Mayjend TNI Agus SB selama menjadi Pangdam Hasanuddin. Hanya satu yang dapat dia sebutkan.

“Saya hanya bisa mengatakan jempol buat pak Mayjend TNI Agus SB. Jempol saya ini mewakili semua kesan saya terhadap beliau,” kata Soni Sumarsono sembari mengacungkan jempol kanannya.

Pujiannya itu dia katakan saat memberi sambutan pada acara pisah sambut Pangdam Hasanuddin di Sandeq Ballroom hotel Claron Makassar, Kamis (26/7/2018).

Di awal sambutannya, Soni melepaskan kalimat guyonan dan memuji istri Agus Surya Bakti, yakni Bella Shapira. Yang menurutnya, dua kata di belakang nama Agus, yakni SB, jika dibalik (Menjadi BS, maksudnya, red) maka memberikan arti sebagai pasangan jodoh yang pas, yaitu Agus – Bella Shapira.

Usai sedikit menghibur, Soni kemudian serius dengan menyambut Pangdam XIV Hasanuddin yang baru Mayjen TNI Surawahadi. Ia pun mengomentari kepindahan Agus Surya Bakti setelah sekitar tiga tahun bertugas sebagai Pangdam Hasanuddin.

“Alhamdulillah yang datang banyak sekali untuk melepas, terutama Bapak Agus Surya Bakti dan sekaligus menyambut kehadiran Mayjen TNI Surawahadi sebagai Pangdam yang baru,” ujar Soni.

“Saya mewakili pemerintah dan masyarakat Sulsel mengucapkan terimakasih kepada Bapak Agus Surya Bakti. Saya kira sebuah perjalanan yang panjang. Pangdam terlama, luar biasa,” lanjut Soni mengapresiasi.

Lebih jauh, Soni pun mengungkapkan apresiasinya terhadap suami Bella Shapira itu dan berharap dari jutaan bintang di atas langit, satu diantaranya agar jatuh ke pundak Agus.

“Saya ingin berdoa, Yaa Allah diantara banyaknya bintang di langit, jatuhkan lah lagi satu ke pundak Agus Surya Bakti. Karena sudah layak. Doa yang tulus dan ikhlas, semoga bisa dikabulkan,” ujar Soni dalam doanya.

Sementara Agus dalam pesan dan kesannya mengaku dirinya banyak mengambil hikmah dari makna dari falsafah Makassar yakni Ku alleangi tallanga na toalia (Bahasa Makassar artinya, Lebih ku pilih tenggelam dari pada harus kembali ke pantai, Red) kaitannya dengan falsafah Makassar lainnya yakni Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut ke Pantai.

Menurut jenderal TNI bintang dua itu, falsafah tersebut penuh dengan arti semangat juang yang layak tertanam pada setiap prajurit TNI.

Agus menyebut, selama bertugas di Kodam XIV Hasanuddin banyak masalah yang berhasil diselesaikan. Keberhasilan tersebut terjadi karena peran serta pemerintah, Polri, ulama, akademisi dan mahasiswa, dan warga masyarakat.

“Banyak kenangan, kebersamaan dengan satu tujuan. Meski apapun badai berkat kebersamaan pmerintah, polisi, akademisi, ulama dan bisa disesaikan dengan baik,” terangnya.

Mayjen TNI Agus Surya Bakti resmi berpindah tugas sebagai Asintel Panglima TNI di Mabes TNI. Pangdam digantikan oleh Mayjen TNI Surawahadi yang sebelumnya menjabat sebagai Danpussenif Kodiklat TNI AD.

Reporter: Iskandar

Tim KKN ENJ Unhas Berdayakan Masyarakat dengan Memanfaatkan Limbah

Limbah kulit kerang diubah menjadi sebuah lampu hias yang memiliki aspek estetika dan dapat berguna sebagai lampu pajangan maupun lampu tidur.(Foto: Ist.)
Limbah kulit kerang diubah menjadi sebuah lampu hias yang memiliki aspek estetika dan dapat berguna sebagai lampu pajangan maupun lampu tidur.(Foto: Ist.)

Sinjai, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Limbah di mata masyarakat umum merupakan sesuatu hal yang tak ternilai, bahkan sebagian besar limbah hanya dibuang begitu saja ke lingkungan sekitar. Begitu juga yang terjadi pada masyarakat pesisir. Limbah rumah tangga serta limbah pengolahan hasil laut hanya dibuang bahkan ditumpuk begitu saja di lingkungan sekitar. Kulit kerang merupakan salah satu limbah yang sangat banyak ditemukan di lingkungan masyarakat pesisir, kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat pesisir menjadikan limbah kerang hanya di tumpuk dan dibuang begitu saja, padahal jika limbah tersebut diolah dengan baik, dapat menjadi barang yang lebih bernilai ekonomis dan menjadi penghasilan tambahan oleh warga sekitar.

Tim KKN Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) Unhas 2018 yang bekerjasama dengan kementrian koordinator bidang kemaritiman republik Indonesia memandang hal tersebut sebagai sebuah peluang bisnis untuk masyarakat pesisir sebagai pendapatan sampingan. Limbah kulit kerang diubah menjadi sebuah lampu hias yang memiliki aspek estetika dan dapat berguna sebagai lampu pajangan maupun lampu tidur.

Tepatnya tanggal 30 juli 2018, Tim KKN ENJ Unhas 2018 yang tergabung dalam divisi ekonomi menjalankan salah satu program pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pelatihan kerajinan kerrang yang dilaksanakan di Pulau Desa Persatuan, Dusun Kanalo II. Kegiatan ini dibuka oleh Sekertaris Desa Pulau Persatuan. Fasilitator dalam kegiatan ini berasal dari salah satu anggota kelompok pengerajin yang ada di Desa Pulau Harapan, Dusun Pulau Kambuno, yaitu Sdr. Indri. Ia Bersama anggota Tim KKN ENJ UNHAS memberikan materi serta praktik pembuatan kerajinan lampu hias dari kulit kerang.

Kegiatan yang dihadiri berbagai macam elemen masyarakat seperti anggotoa PKK, BUMDES, Kelompok pengerajin, dan lainnya berlangsung sukses. Warga yang mengikuti kegiatan ini sangat antusias dan aktif dalam praktek langsung pembuatan kerajinan lampu hias dari kulit kerang.

“Semoga kegiatan ini dapat meberikan manfaat bagi masyarakat pulau persatuan serta kami berharap kepada pemerintah desa persatuan dapat mendukung pembentukan kelompok pengerajin kerang agar pembuatan kerajinan kerang dapat berkelanjutan”. Kata Zulfikar, koordinator divisi ekonomi KKN ENJ UNHAS.

Sementara dalam sambuatannya Sekertaris Desa Persatuan, berharap agar pelatihan kerajinan lampu hias dari kerang ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan beliau mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada tim KKN karena telah melaksanakan kegiatan tersebut.

Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan alat dan bahan pembuatan kerajinan lampu hias dari kerang, oleh Agung yang merupakan salah satu anggota divisi ekonomi kepada pemerintah daerah setempat. (FP)

 

Unibos Masuk Ranking 94 Universitas Se-Indonesia Versi Webometrics

Rektor Unibos. Prof Saleh Pallu (FOTO:Ist)

 

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Universitas Bosowa (Unibos) kembali menorehkan perkembangan. Hal ini ditunjukan dengan kemajuan signifikan yang dilakukan Unibos hingga tahun 2018 dan mencapai pada peringkat 100 besar perguruan tinggi se-Indonesia.

Ranking perguruan tinggi ini dilansir melalui laman pemeringkat universitas pada link website webometrics dan 4icu. Kedua laman tersebut merupakan laman pemeringkat perguruan tinggi bukan hanya se-Indonesia saja tetapi juga peringkat world university.

Pada link webometrics, Universitas Bosowa kini menduduki ranking 94 perguruan tinggi se-Indonesia dan peringkat 108 perguruan tinggi menurut laman 4icu.

 

Universitas Bosowa masuk rangking 94 dari seluruh universitas se-Indonesia (FOTO:Ist)

 

Peringkat dalam webometrics ini dinilai berdasarkan “presence” terkait jumlah laman dengan domain sebuah universitas yang terekam search engine, “impact” terkait dengan eksternal link yang tertaut di Google, “openness” mengacu pada kategori dokumen yang terekam secara online, dan “excellence” mengacu pada jumlah publikasi ilmiah civitas akademika di Google Scholar.

Pada intinya penilaian pemeringkatan webometrics mengacu pada jumlah publikasi yang dilakukan secara elektronik dan terunggah melalui laman website sebuah perguruan tinggi sehingga meningkatkan data statistik pengunjung laman tersebut.

Sedangkan penilaian pemeringkatan universitas melalui link 4icu merujuk pada penilaiannya berdasar kepopuleran situs yang dimiliki oleh Universitas. Dalam penilaiannya 4icu memiliki kebijakan khusus yaitu dengan mengacu pada Google Page Rank, Alexa Page Rank, dan Majestic SEO.

Sebelumnya, tahun 2016 Unibos menduduki peringkat 419 dan 385 pada tahun 2017 menurut webometrics, dan menurut 4icu, Unibos menduduki peringkat 275 pada tahun 2016 dan ranking 235 pada tahun 2017.

Rektor Unibos, Prof Saleh Pallu menuturkan jika perkembangan ini memang menjadi acuan dan target bukan hanya bagi civitas akademika Unibos tetapi juga founder bosowa.

“Ini suatu kemajuan yang memang menjadi target Unibos yang ditekankan founder bosowa, H.M. Aksa Mahmud. Jikalau hal ini tercapai, tidak lain dan tidak terlepas dari dukungan civitas akademika Unibos yang terus meningkatkan pelayanan, sistem pembelajaran, sarana dan penilaian lain yang idbutuhkan untuk memajukan perguruan tinggi,” tutur Prof. Saleh Pallu saat ditemui di Ruang Rektor, Senin (30/07).

“Kami berharap tahun 2019 Unibos bisa masuk ke peringkat 50 besar pt se-Indonesia. Ini akan kami lakukan dengan meningkatkan kualitas tenaga pengajar Unibos dan kegiatan mahasiswa dan dosen dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat,” harapnya.

Saat ini Unibos memiliki 32 program studi dalam sembilan naungan fakultas dan program pascasarjana yang dalam waktu dua tahun semua prodi tersebut telah beralih ke akreditasi B dan akreditasi A untuk Prodi PWK, kecuali prodi baru yang didirikan pada tahun 2017 dan 2018.

 

Reporter : Ahadri

 

HUT Bhayangkara ke-72, Bhayangkara One Day Trail Adventure Taklukkan Penjahat

0


Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Dalam rangka menyemarakkan HUT Bhayangkara ke-72, Kepolisian Resort (Polres) Bone menggelar Bhayangkara One Day Trail Adventure, Minggu (29/7/18). Kegiatan ini dibuka oleh Kapolres Bone AKBP Muhammad Kadarislam Kasim SH SIK MSi dan dilepas oleh Sekretaris Daerah Bone Drs Andi Surya Darma.

Tercatat ribuan peserta mengikuti Bhayangkara One Day Trail Adventure Jelajah Bumi Arung Palakka ini. Mulai dari Komunitas motor, baik dari pihak Kepolisian maupun dari masyarakat umum meramaikan even jelajah alam tersebut.

Peserta, tak hanya dari komunitas motor dengan rider-rider handalnya, tapi juga di ikuti pejabat yang ada di Bone, termasuk Kapolres Bone, Pejabat utama Polres Bone, Ketua DPRD Bone dan sejumlah anggota DPRD Bone lainnya. Bahkan pejabat dari luar daerah mengikuti kegiatan ini.

Para rider pun harus menelusuri dan menaklukkan 6 Kecamatan dengan jalur-jalur yang sudah di tentukan dan diberi nama yang unik, yang berhubungan dengan Kepolisian. Seperti jalur Buser, jalur Polwan/Polki, jalur komandan, jalur penjahat, jalur tidak cukup bukti, jalur DPO, tanjakan, 22 menit, tanjakan Serse dan lain sebagainya.

Star dari Lapangan Merdeka Jln Orde Baru di depan Rujab Bupati Bone, para rider pun menempuh sembilan zona. Jalur dengan nama yang unik dan sangat ekstrim, penuh tantangan mereka lalui. Mulai saat Star para rider harus melewati tumpukan ban mobil dan jalur yang berliku.

Kapolres Bone AKBP Muhammad Kadarislam Kasim, SH, S.IK, M. Si dalam pernyataanya di portal Tribrata News Polres Bone mengatakan, peserta yang ikut meramaikan Bhayangkara One Day Trail Adventure Jelajah Bumi Arung Palakka, bukan hanya dari Kabupaten Bone akan tetapi banyak dari luar Provinsi Sulsel. Seperti Kendari, Surabaya, Jakarta bahkan ada yang berasal dari Kalimantan. Kegiatan sebagai ajang silaturahmi dan mengajak masyarakat luar, untuk datang ke Bone menikmati suasana dan kondisi alam di Bumi Arung Palakka.

Hal senada disampaikan Kasat Reskrim Polres Bone AKP Dharma Praditya Negara. Ketua Panitia pelaksana itu mengatakan, Bhayangkara One Day Trail Adventure digelar, selain untuk menyemarakkan hari Bhayangkara ke –72, juga sebagai ajang silaturrahim antara masyarakat dengan rider yang datang dari berbagai daerah dan latar.
Reporter: Abustan