Beranda blog Halaman 502

Doktor Hukum Buat Seorang Dokter RSPAD

0

Catatan: Marah Sakti Siregar (Jakarta, 2 Agustus 2023)

Seorang dokter TNI yang pernah bertugas lebih 15 tahun di RSPAD, Gatot Subroto, Jakarta, Selasa siang (1/8/2023) meraih gelar Doktor Hukum. Sang dokter, Mayjen TNI Sutan Finekeri Arifin Abidin, 58, berhasil mempertahankan disertasinya “dengan sangat memuaskan” di depan para profesor penguji Sidang Terbuka Promosi Doktor,
yang dipimpin Profesor Ir H Bambang Bernanthos Msc, Rektor Universitas Borubudur, Jakarta.

Disertasi Dokter Finekri menarik perhatian. Setidaknya bagi komunitas kedokteran.

Bisa jadi, karena topik disertasi itu: ” Perlindungan Hukum Terhadap Pasien dari Pelaku Pengobatan yang Belum Berbasis Bukti (Evidence-Based Medicine),”
bisa membangunkan lagi ingatan mereka pada terapi pengobatan seorang dokter TNI yang juga kolega sekaligus atasan Dokter Finekri di RSPAD. Dialah Letjen (Pur) Prof DR dr Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan dan juga mantan Kepala RSPAD (2015-2019).

Ketika bertugas di RSPAD, Dokter Terawan sempat menjadi sosok kontroversial. Itu karena sejak tahun 2010, dia menerapkan terapi pengobatan “cuci otak” untuk pasien stroke. Terapi pengobatan itu gencar disorot kalangan kedokteran dari IDI, karena sudah dipraktikkan kepada pasien, padahal belum pernah melalui proses uji klinik.

Dokter Terawan menyebut, terapi pengobatannya yang menghebohkan masyarakat Indonesia itu dengan nama generik: Digital Subtraction Angiography (DSA). Ini semacam tindakan medis yang dulu dikenal sebagai teknik menggambar pembuluh darah dengan menyemprotkan zat kontras (iodine) agar bisa dideteksi alat X-Ray guna keperluan diagnostik.

Tapi, oleh Dokter Terawan, DSA itu kemudian dimodifikasi menjadi terapi pengobatan, terutama untuk pasien yang terkena stroke. Banyak pasien setelah menjalani terapi itu menyatakan mereka sembuh. Para pasien itu bersyukur dan memberikan testimoni yang memuji-muji terapi pengobatan stroke Dokter Terawan.

Tetapi, para sejawat Terawan di komunitas kedokteran yang bernaung di bawah IDI (Ikatan Dokter Indonesia) banyak yang penasaran dan mempertanyakan basis ilmiah terapi pengobatan tersebut.

Apakah terapi “cuci otak” itu sudah melalui prosedur penelitian medis/uji klinis dengan memperlihatkan bukti yang berbasis medis yang terintegrasi
(EBM). Itulah di antara pertanyaan kritis dari komunitas kedokteran.

Pengurus Pusat IDI dan MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) pernah beberapa kali mengundang Dokter Terawan untuk menjelaskan basis ilmiah terapi yang diterapkannya itu. Namun, komunitas kedokteran dan masyarakat, kecewa. Pertemuan atau diskusi untuk berbagi informasi medis ilmiah itu, urung terlaksana. Malah, yang terjadi kemudian adalah “dispute” berkepanjangan.

Sampai akhirnya, tahun 2018, MKEK menginformasikan keputusan mereka kepada PB IDI bahwa Dokter Terawan telah sah melakukan pelanggaran etika kedokteran kategori berat. Antara lain, karena tidak menghadiri undangan pertemuan dan terus melakukan terapi pengobatan stroke yang dinilai belum atau tidak berbasis bukti medis (EBM).

MKEK kemudian merekomendasikan kepada PB IDI untuk memberhentikan Dr Terawan sebagai anggota IDI. Tetapi, eksekusi ini tertahan. Pengurus IDI waktu itu masih menimbang-nimbang posisi Dr Terawan sebagai salah satu dokter kepresidenan. Tak diduga, setahun kemudian Dokter Terawan malah diangkat Presiden Jokowi menjadi menteri kesehatan.

Akhirnya, baru pada 2022, setelah Dr Terawan diganti dan tidak lagi jadi menteri kesehatan, eksekusi pemecatan dirinya secara permanen dilakukan PB IDI. Dan eksekusinya dilakukan dengan tegas. Maklum, sudah tertahan lama dan PB IDI sampai mendapat tekanan melalui rekomendasi dari para peserta Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh, 25 Maret 2022, untuk segera memecat Dokter Terawan.

Harus diakui, kasus Teraean itu agaknya cukup membekas bagi para dokter.
Apa lagi, sangat terasa, Dokter Terawan menjadi dokter yang tak tersentuh oleh sanksi pelanggaran aturan etik kedokteran.

Terbukti, meski pun sudah ditegur dan kena sanksi dari IDI, terapi “cuci otak” Dr Terawan terus berjalan. Malah, sampai sekarang terapi tersebut masih terus menerima pasien di RSPAD.

Terapi “cuci otak” dengan demikian menjadi salah satu dari banyak terapi pengobatan di Indonesia yang eksis, meski pun belum berbasis bukti ilmiah (EBM) sebagaimana dipatokkan oleh dunia kedokteran.

Realitas ini agaknya menjadi tantangan tersendiri bagi komunitas dokter. Masih validkah saat ini urgensi metode EBM di dunia kedokteran?

Pertanyaan itu jelas menantang topik disertasi Dokter Finekeri, yang masih berkukuh bahwa semua pengobatan wajib berbasis bukti (EBM). Maka, bisa dimaklumi jika ada perhatian cukup besar terhadap Sidang Promosi Dokter Finekri. Sejumlah tokoh pendidikan dan guru besar kedokteran hadir.

Menurut Panitia, ada 11 profesor yang datang. Delapan guru besar berasal dari FKUI,  dan 1 dari  FK UKI. Di antara profesor yang hadir, terlihat Prof AM Hendropriyono, guru besar Filsafat Intelijen; pengacara senior Prof Dr Otto Cornelis Kaligis SH MHum LLM.

Delapan guru besar FKUI: Prof Dr dr Ari Fahrial Syam Sp PD KGEH, Dekan FKUI, Prof Dr dr Sukman T Putra SpA (K) FACC, FESC – Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak, Prof Dr dr Nur Rasyid SpU (K) – Guru Besar dan Ketua Tim Transplantasi Ginjal, Prof Dr dr. Wachyu Hadisaputra SpOG-KFER, spesialis Kebidanan Kandungan,

Prof Rino Alvani Gani SpOD KGEH, Sekretaris Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PADDI), Prof Dr Dr Mulyadi M Djer SpA (K), Prof DR dr Hanifah Oeswari, guru besar Ilmu Kesehatan Anak, dan Prof DR dr Budi Iman Santoso SpOG, Dokter Obstetri dan Ginekologi FKUI.

Selain itu, tampak hadir juga Ketua Umum PB IDI, DR M Adib Khumaidi dan sejawatnya dari MKEK IDI. Juga, Kepala RSAD, Letjen Prof Dr Dr dr Buri Sulistya SpTH.

Perlunya Perlindungan Terhadap Pasien

Di Sidang Terbuka, Promovendus, yang mantan Direktur Pengembangan dan Riset RSPAD dan kini menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Unhan RI (Universitas Pertahanan RI) itu, menjelaskan poin-poin penting berkaitan dengan tujuan dan manfaat yang disasar oleh penelitian disertasinya.

Promovendus menyatakan, tujuan penelitiannya adalah untuk menganalisis perlindungan hukum dan konstruksi perlindungan hukum terhadap pasien dari pelaku pengobatan yang belum berbasis bukti (EBM). Selain itu, juga untuk mengkaji dan menelaah upaya pemerintah dalam melakukan pencegahan terhadap pasien dari pelaku pengobatan yang belum berbasis bukti (EBM).

Promovendus kemudian menguraikan tiga bagian hasil penelitiannya. Yakni, pertama: “Perlindungan hukum terhadap pasien dari pelaku pengobatan yang belum berbasis bukti (EBM).”

Kedua: “Konstruksi perlindungan hukum terhadap pasien dari pelaku pengobatan yang belum berbasis bukti (EBM).”

Ketiga: “Upaya pemerintah dalam melakukah pencegahan terhadap pasien dari pelaku pengobatan yang belum berbasis bukti (EBM).

Dari ketiga unsur yang terkait dengan pengobatan berbasis bukti, yaitu, dokter, pasien dan pemerintah, maka Promovendus menilai posisi paling lemah adalah pasien.

Hubungan antara dokter dan pasien, misalnya. Keduanya adalah subyek hukum yang terkait dengan hukum kedokteran. Keduanya membentuk hubungan medik dan hukum. Dalam pelaksanaan hubungan diatur oleh peraturan-peraturan tertentu. Dokter memiliki keahlian di bidang kedokteran. Sedangkan, pasien adalah orang sakit yang membutuhkan bantuan dokter. Karena itu mereka mempercayakan diri sepenuhnya kepada dokter untuk disembuhkan.

Hubungan keduanya berlangsung sebagai hubungan biomedis aktif-pasif. Dalam hal medik, jelas hubungan ini tidak seimbang. Terlihat adanya superioritas dokter terhadap pasien. Secara biomedis ada kegiatan dokter (aktif) sedangkan pasien hanya menerima (pasif).

Jadi, dasar dari hubungan dokter dan pasien adalah atas dasar kepercayaan. Pasien percaya atas kemampuan dokter untuk berusaha semaksimal mungkin menyembuhkan penyakitnya.

Tanggung Jawab Dokter dan Pemerintah

Menilik posisi hubungan yang tidak seimbang antara dokter dan pasien itu, maka para dokter diharapkan lebih bertanggung jawab atas pengobatan yang dilakukannya kepada pasien. Promovendus menegaskan bahwa setiap tindakan dokter yang merugikan pasien dalam pelayanan kesehatan karena kelalaian atau kurang kehati-hatian dokter dalam melakukan tindakan yang merugikan pasien, dapat diminta pertanggung jawaban. Baik secara pidana mau pun perdata.

Pemerintah mempunyai peran yang sangat penting terhadap perlindungan pasien sebagai konsumen dari pelaku pengobatan yang belum mempunyai EBM. Dan menjadi tugas pemerintah (pusat dan daerah) bersama Konsil Kedokteran Indonedia dan organisasi profesi untuk membina serta mengawasi praktik kedokteran oleh pelaku pengobatan yang belum berbasis bukti (EBM).

Jika menemukan terjadi pelanggaran dalam pengobatan yang tidak berbasis bukti, pemerintah wajib melaporkannya kepada penyidik Polri sesuai ketentuan perundangan. Dan merujuk pasal 1 ayat 188 ayat 1, UU NO 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Kementerian pun dapat melakukan tindakan administratif terhadap pelaku pengobatan yang belum berbasis bukti (EBM).

Dokter Finekri menyusun disertasinya dibimbing oleh promotor Prof Dr Faisal Santiago SH MM, Direktur Program Pasca Sarjana Unkversitas Borobudur selaku ketua dan Dr Suparno SH, anggota.

Tampil sebagai penguji, selain rektor Universitas Borobudur, adalah dua penguji eksternal/ luar institusi. Yakni, Ketua MPR Dr Bambang Soesatyo dan Prof Dr Ade Saptomo SH MSi. Sedangkan penguji dari dalam institusi adalah Dr Ahmad Redi SH MH.

Setelah berlangsung sekitar dua jam, Sidang Terbuka itu diskors. Ini untuk memberi kesempatan Tim Penguji memberikan penilaian. Tak lama, Rektor Prof Ir Bambang Bernanthos mengumumkan Promovendus dinyatakan lulus dengan predikat: Sangat Memuaskan. Nilai yudisiumnya: 3,91. Dokter Sutan Finekri Arifin Abidin menjadi Doktor ke-195 yang diluluskan Universitas Borobudur, Jakarta.

Usai Sidang Terbuka, Doktor Sutan Finekri menyatakan kelegaan dan kepuasannya. Sebab, disertasinya terkait perlu perlindungan hukum bagi pasien telah diaksep dan dihargai para penguji.

“Memang perlindungan pasien sudah menjadi obsesi dan aspirasi saya untuk terus diperjuangkan. Sebab, semua kita ini suatu saat akan menjadi pasien,” ujarnya.

End.

Kodam XIV/Hasanuddin Luncurkan Motor Ambulans Dukung OMSP

0

Kondisi geografis wilayah khususnya daerah pelosok atau terpencil, menjadi tantangan tersendiri bagi Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso dalam menjalankan salah satu tugas pokoknya, yaitu Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang tertera pada UU No 34/2004 tentang TNI, dalam hal membantu tugas pemerintah daerah yang bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Atensi orang nomor satu di Kodam Hasanuddin ini, dalam memperhatikan kesulitan masyarakat menginginkan inovasi motor ambulans yang telah di-launching beberapa waktu lalu, dapat segera beroperasi. Ia pun mengecek langsung kondisi pembuatan motor ambulans tersebut yang dilakukan di Perbengkelan Daerah (Bengrah) Paldam XIV/Hasanuddin Kota Makassar, Senin (7/8).

Pembuatan/pengadaan sepeda motor ambulans Kodam XIV/Hasanuddin merupakan salah satu program orang nomor satu di Kodam Hasanuddin, Mayjen Totok sebagai implementasi Perintah Harian Kasad. Tepat di HUT ke-78 RI (17/8), nantinya akan dibagikan ke Kodim jajarannya yang berada di wilayah Sulsel, sejumlah 19 unit.

“Kita berupaya segera selesai dan langsung kita bagikan ke jajaran, tidak usah lama-lama, kita aksi segera. Harapan kami ini dapat membantu seluruh lapisan masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan secara cepat dan tepat,” ungkapnya.

“Wilayah kita banyak di pelosok dan terpencil yang wilayahnya tak dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat. Nah, motor ambulans ini nantinya akan menjajal hingga ke pelosok daerah, ini akan kita kirim ke sana”, tandasnya.

Untuk diketahui, pembuatan/pengadaan Sepeda Motor Ambulans Kodam XIV/Hasanuddin ini telah di-launcing beberapa waktu lalu, bertepatan dengan puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kodam XIV/Hasanuddin yang ke-66 tahun. (Nas)

SDN Butung 1 Makassar Laksanakan Program 18 Revolusi Pendidikan

0

Tiap sekolah tingkat SD dan SMP wajib menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk mendukung 18 Revolusi Pendidikan. Ini merupakan program kerja Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto yang bertujuan semua anak wajib sekolah.

Saat wawancara dengan wartawan fajarpendidikan.co.id, Senin (7/8), guru sekolah UPT SPF SDN Butung 1, Muhammad Ishak mengatakan, secara umum program 18 Revolusi Pendidikan itu sudah dilaksanakan di sekolah. Apalagi, kepala sekolah dan guru sudah sering mengikuti pelatihan pelaksanaan 18 Revolusi Pendidikan.

“Terkait setiap anak wajib sekolah, itu sudah dilaksanakan. Kemarin Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023, pihak sekolah menampung semua anak yang wajib sekolah. Bahkan para guru komunikasi dengan orang tua siswa, bila ada tetangganya ingin sekolah segera daftar di SDN Butung 1 jalan Sarappo Kecamatan Wajo, ” ucapnya.

Ditambahkannya, terkait Sekolah Adiwiyata sementara proses menuju ke arah Adiwiyata. Masalah satu anak satu tarian, itu sudah lama berjalan setiap Sabtu, sekolah laksanakan eskul untuk menggali potensi peserta didik.

Program inovasi itu digelar setiap Senin, pihak sekolah melaksanakan menu makanan sehat. Setiap satu kali sebulan dilaksanakan program wirausaha, market day, ini secara bergiliran dari kelas 1 hingga kelas 6. “Selanjutnya satu anak satu olahraga yang dibimbing oleh guru SDN Butung 1,” kata Muhammad Ishak. (Nas)

SMP Negeri 50 Makassar Laksanakan Program Jagai Anakta

0

Untuk mendukung “Jagai Anakta” yang merupakan program kerja Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, UPT SPF SMP Negeri 50 Makassar membentuk komunitas orang tua cinta dan sayang anak (Kita Asa).

“Terkait 18 Revolusi Pendidikan mewajibkan anak tetap sekolah yang merupakan program kerja Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, pihaknya sudah melakukan pendataan bekerjasama dengan pemerintah Kecamatan Wajo guna mendata anak yang putus sekolah agar disekolahkan di SMPN 50, ” kata Kepsek SMPN 50, Abdul Azis Hasan kepada wartawan fajarpendidikan.co.id, Senin (7/8).

Ditambahkannya, program Jagai Anakta, pihak sekolah bekerjasama dengan orang tua siswa dan pengurus komite sekolah, membentuk Komunitas Kita Asa. Kita Asa ini bertujuan melakukan kajian cara mendidik anak milineal.

“Pihak sekolah bersama orang tua siswa secara terjadwal melakukan pertemuan satu kali sebulan. Di sisi lain, hubungan silaturahmi antara orang tua siswa dengan guru semakin akrab,” ucapnya.

Abdul Azis mengatakan, selanjutnya pihaknya melakukan eskul pembinaan dan membaca Alquran terhadap peserta didik yang kelas tujuh, di mana salah satu syarat naik kelas harus bisa menghafal Alquran 30 juz.

“Yang membanggakan ada laporan dari siswa, dua orang siswa SMP Negeri 50 lulus di SMA Negeri 1 Makassar tahun ajaran 2023, diantaranya Muh Febri alumni kelas 9, 1, dan Nurul Hikma alumni kelas 9, 2,” pungkasnya.

Untuk diketahui UPT SPF SMPN 50, membangun Musholla yang berada di wilayah sekolah dengan menggunakan dana swadaya pihak sekolah dan donatur. (Nas)

Kabag Ops, Kasat Reskrim dan 3 Kapolsek Jajaran Polres Bone Berganti

0

Upacara serah terima jabatan (Sertijab) dan pengambilan sumpah Kabag Ops bersama Kasat Reskrim dan 3 Kapolsek jajaran digelar di halaman Mapolres Bone, Selasa (8/8). Sertijab ini dipimpin oleh Kapolres Bone, AKBP Arief Doddy Suryawan.

Pejabat sertijab yakni Kompol Andi Ikbal menyerahkan tugas tanggungjawab jabatan Kabag Ops kepada Kompol Antonius Tutleta, AKP Boby Rachman menyerahkan tugas tanggungjawab jabatan Kasat Reskrim kepada AKP Deki Marizaldi.

Selain itu, tiga Kapolsek jajaran ikut sertijab. Yakni Kapolsek Tonra, AKP Muhamma Takdir digantikan oleh Iptu Ami Suandi. Kapolsek Patimpeng, Iptu Usman digantikan oleh Iptu Kamaruddin dan Kapolsek Tellu Siattinge, Iptu Syafriadi digantikan oleh Iptu Usman.

Iptu Syafriadi menempati jabatan baru sebagai Kasikum Polres Bone, jabatan ini sebelumnya dijabat oleh Iptu Kamaruddin.

Upacara sertijab selesai dilanjutkan acara ramah tamah di Aula Sarja Arya Racana Mapolres Bone yang dihadiri oleh Wakapolres, Kompol Sarifuddin bersama para Pejabat Utama dan Kapolsek jajaran, Ketua Pengurus Bhayangkari Cabang Bone, Ny Zulfa Doddy bersama Ketua Bhayangkari Ranting jajaran.

Kasubsi PIDM Sihumas Polres Bone Iptu Rayendra Muchtar menjelaskan, pergantian pejabat dilingkungan Polri adalah hal biasa dalam rangka penyegaran personel dalam melaksanakan tugas. Selain itu, tanggung jawab sebagai pejabat di lingkungan satuan kerja masing-masing.

“Alhamdulillah sertijab pejabat Polres Bone dan 3 Kapolsek jajaran telah kita laksanakan dengan Inspektur Upacara Kapolres Bone, Adapun pejabat sertijab adalah Kabag Ops, Kasat Reskrim, Kapolsek Tonra, Tellu Siattinge, Patimpeng dan Kasikum,” ungkapnya.

“Pergantian pejabat hal biasa dalam rangka penyegaran personel dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pejabat di lingkungan satuan kerja masing-masing.”lanjut Ray sapaan akrab Iptu Rayendra Muchtar. (*)

Camat Wajo Bahas Pemutakhiran Data Retribusi Sampah dengan RT-RW 

0

Untuk melakukan pendataan dan pemutakhiran data retribusi sampah, Kepala Pemerintahan Kecamatan Wajo, Hj Hamna Faisal didampingi Lurah Mampu, Liana Sari menggelar kegiatan rapat koordinasi (Rakor) bersama Pj RT-RW Kelurahan Mampu di kantor Camat Wajo, Senin (7/8).

Pelaksanaan rakor tersebut dibahas juga terkait penertiban pembayaran retribusi sampah di wilayah Kelurahan Mampu. Terkait adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Rakor ini dilaksanakan terkait adanya temuan BPK masalah pembayaran retribusi sampah. Misalnya, ada rumah tidak membayar retribusi sampah karena, sudah lama tidak ada penghuninya, atau sebaliknya, dulu rumah tersebut tidak ada penghuninya namun sekarang sudah ada penghuninya itu namanya pemutakhiran data atau potensi pembayaran retribusi sampah, ” kata Camat Wajo, Hj Hamna Faisal .

Ditambahkannya, saya inisiatif undang rakor semua RT-RW, karena yang tau kondisi warga dan wilayah adalah RT-RW setempat. Jadi saya harapkan kerjasamanya guna membantu Lurah untuk pendataan dan pemutakhiran retribusi sampah, ” pungkasnya.

Sementara itu, Pj RW 01, Edy Husain mengatakan, pendataan dan pemutakhiran data retribusi sampah perlu segera dilakukan. Sebab kalau PBB yang dijadikan acuan pembayaran retribusi sampah ini rancu pasalnya, di rumah saya itu terbit 2 PBB sementara retribusi sampah hanya satu, ” ujarnya.

Lebih lanjut Edy mengatakan, jadi rumah yang luas itu bisa terbit lebih dari satu PBB, sementara pembayaran retribusi sampah hanya satu. Kondisi ini juga terjadi di wilayah RT yang lain, makanya saya harap teman-teman RT membantu Lurah melakukan pendataan dan pemutakhiran data PBB,” harapnya. (Nas)

Ketum IKA Unhas Berhasil Kolaborasikan 500.000 Orang di Gerak Jalan Santai 

0

Ratusan ribu masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) mengikuti kegiatan jalan sehat ‘Anti Mager’ dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-354 Provinsi Sulawesi Selatan dan Dirgahayu Republik Indonesia (RI) ke-78.

Kegiatan ini juga bagian dari upaya Pemerintah provinsi (Pemprov) untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat dengan melangkah 10 ribu langkah atau 5 kilometer setiap hari.

Ratusan ribu masyarakat Sulsel ini sudah datang berbondong-bondong memenuhi jalan depan Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak Pukul 05.00 WITA pagi guna mengikuti kegiatan jalan sehat Anti Mager atau Anti Malas Gerak ini.

Kegiatan Jalan Sehat ini dibuka oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, didampingi Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Ketua Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) yang juga mantan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dan Staf Khusus Menhan, Sjafrie Syamsuddin; Wakil Ketua Komisi V DPR, Iwan Darmawan Aras, Ketua Umum Sahabat Rakyat Indonesia, Sukriansah S. Latief, sejumlah kepala daerah, dan berbagai tokoh masyarakat di Sulsel.

Gubernur Sulsel Andi Sudirman menuturkan, kegiatan jalan sehat ini dihadiri kurang lebih 400 ribu lebih masyarakat Sulsel. Adapun jalan sehat sejauh 5 kilometer ini mengambil rute dari  Rumah Jabatan Gubernur Provinsi Sulsel, Jln. Jend. Sudirman, Jln. Haji Bau, Jl. Sombs Opu, Jln. Penghibur, Jln. Ujung Pandang, Jln. Riburane, dan berakhir kembali di Rujab Gubernur Sulsel.

“Jadi lima kilometer itu, sama dengan 10 ribu langkah. 10 ribu langkah ini  cukup turunkan, ya kira-kira kalau satu hari itu ya sekitar 2-3 mangkok coto,” canda Gubernur Andi Sudirman, saat menyapa warga dari panggung Sulsel Anti Mager, di Makassar, Sulsel, Minggu (6/8).

Andi Sudirman lalu ikut memandu kegiatan jalan sehat ini. Sesekali, dia melempar sejumlah kaus warna putih bertema acara jalan sehat anti mager yang diikuti hampir setengah juta orang ini.

“Ini adalah Anti Mager terbesar yang kita selenggarakan dengan 450 ribu pendaftar baik online maupun offline,” bangga Gubernur Sulsel yang akan non aktif pada September mendatang.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur termuda di seluruh Indonesia ini juga memastikan kegiatan ini netral, bebas dari politik. Semua peserta yang mengikuti kegiatan ini diwajibkan menggunakan baju kaos putih dari rumah.

“Semua disini tidak ada yang berwarna-warna, kecuali yang tidak memiliki baju putih. Kalau tidak memiliki baju putih, boleh pakai ini,” bilang Gubernur seraya melempar belasan gulungan baju putih dari atas panggung.

Dalam kesempatan tersebut, Andi Sudirman juga mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang mendukung kegiatan ini diantaranya 2200 kepala desa se-Sulsel, Tim Drumband Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan TNI Angkatan Udara (AU) yang ikut serta menyukseskan kegiatan ini dengan mengirimkan tim penerjun Paramotor dan pesawat Sukhoi yang terbang dari atas lokasi kegiatan. “Terima kasih kepada TNI AU atas supportingnya,” ujarnya.

Tak lupa, dia juga menyampaikan ucapan terima kasih dan bangga kepada Menhan Prabowo yang bersedia hadir sekaligus membuka jalan sehat ini.

“Alhamdulillah, Pak Prabowo hadir sebagai Menhan. Beliau masih muda. Cakepnya mirip-mirip saya,” canda Andi Sudirman kemudian mempersilahkan Prabowo.

Sementara itu, Menhan Prabowo menyampaikan rasa bangga kepada masyarakat Sulsel yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini.  “Selamat pagi. Rakyat Sulawesi Selatan luar biasa. Luar biasa,” sapa Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra ini memutuskan menyampaikan pidato singkat  di pembukaan Jalan Sehat Anti Mager ini. Dia hanya menyampaikan terima kasih dan rasa bangganya telah diundang sekaligus membuka jalan sehat ini.

“Saya bangga berada disini, bangga berada di tengah-tengah rakyat Sulawesi Selatan. Saya sangat bangga dengan semangat saudara-saudara kialian,pada kesetiaan NKRI,” ujar Prabowo bangga. (NAS)

LSM Soroti Pelabuhan Ta’dette Luwu Didapati Bongkar Gohan Berbahaya Kelas C 

0

Pelabuhan yang terletak di Desa Senga Selatan, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu ini diduga melakukan aktivitas bongkar muat kargo jenis aspal golongan bahan (Gohan) berbahaya kelas C dan sejumlah material lainnya.

Kabiro LSM Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah Keadilan (LP-KPK), Andi Baso Tenri Liweng angkat suara terkait hal itu.

“Inikan termasuk bahan berbahaya yang bisa mengancam kehidupan manusia dan budidaya laut kalau tidak safety cara penanganannya. Sehingga ini wajib untuk dikawal oleh pemerintah dan semua pihak yang terkait. Kelayakan dan status pelabuhan Ta’dette perlu dipublikasikan dengan adanya aktivitas yang rutin belakangan ini dan disaksikan oleh masyarakat secara langsung” jelas Andi Baso, Senin (7/8).

Ditambahkannya, siapa yang bertanggung jawab kalau terjadi pencemaran lingkungan ataupun kecelakaan kerja khususnya di darat (pelabuhan-red). Lalu kemudian bagaimana izin sandar dan bongkar muatnya.

“Ini yang kami pertanyakan, melihat status pelabuhan Ta’dette ini belum jelas keberadaannya karena belum juga diresmikan. Kemudian, seharusnya kewenangan pemerintah daerah kabupaten Luwu untuk lebih aktif melakukan pencegahan yang berpotensi merusak lingkungan yang merugikan masyarakat, daerah dan negara.”

Andi Baso berharap agar Forkopimda Luwu turun tangan untuk menertibkan dan mengevaluasi aktivitas di Pelabuhan Ta’dette, karena petugas pelabuhan terkesan semena-mena dan ini patut kita tengarai adanya kong-kalikong antara petugas pelabuhan dengan pemilik kargo dimana status Pelabuhan Ta’detta saat ini belum jelas sama sekali. Dengan demikian tentunya pemerintah daerah masih memiliki kewenangan untuk mengatur aktivitas di Pelabuhan Tadette demi peningkatan daerahnya.

“Ada apa ini sebenarnya, jangan-jangan, itulah yang selalu ada dipikiran kami selama ini terkait aktivitas pelabuhan Ta’dette, ” ujarnya.

Dari penelusuran wartwan, didapati bahwa Kargo tersebut dibongkar dari tongkang Tugboat TMH 02, GT 265 NO 4465/IIK 2021 IIk No.5414,L. pada Minggu (9/7) lalu dengan jenis muatan Abu Batu, Cipping dan Medium. Kemudian disusul kapal HARAPAN MAJU 04 GT.79 NO.563/IIi 2010 LLa No.2769/L. Kamis (13/7) dengan jenis muatan, Lawele Granular Asphalt (LGA).

Muatan yang dibongkar di Pelabuhan Ta’dette, jenis Lawele Granular Asphalt (LGA) berasal dari Buton Sulawesi Utara, Abu Batu, Cipping dan Medium diduga merupakan milik HB. HB diketahui juga merupakan Ketua salah satu Lembaga Ormas Luwu Raya.

Awak media ini pun mencoba untuk mendapatkan informasi sekaitan bongkar muat kargo di pelabuhan yang sampai saat ini belum diresmikan tersebut, HB pun dikonfirmasi melalui chat Whatsapp (WA) pada (14/7) oleh wartawan. Lalu HB membalas chat tersebut dengan menuliskan, “Jangan mi beritakan ki. Nantilah kita ketemu saya dek.”

Namun, setelah konfirmasi kedua, HB pun menutup ruang konfirmasi selanjutnya, hingga berita ini tayang.

Tidak sampai disitu, awak media ini terus melakukan investigasi dan mencari informasi melalui agen resmi Pelabuhan Ta’dette, yakni Herman selaku Direktur PT Ayu Teknik Agro Bahari. Menurutnya, kargo milik HB bukan baru kali ini masuk dan dibongkar di Pelabuhan Ta’dette.

“Di tahun 2022 lalu satu kali masuk dibongkar jenis muatan yang sama yakni Abu Batu, Cipping dan Medium. Dan di tahun ini (2023-red) sudah Dua kali masuk membongkar. Ini merupakan bahan berbahaya (kelas C-red)” kata Herman.

Penelusuran lebih jauh terkait pelabuhan Taddette, dari pantauan media ini bahwa tidak adanya rambu-rambu di jalur kapal di sekitaran pelabuhan, seperti Navigasi Jalur, Navigasi pelabuhan, Light Raft, Light Buoy dan beberapa Karet Fender Pelabuhan sudah rusak dan tidak terpasang. Bahkan di sekitar pelabuhan terlihat pelampung dan bentangan tali budidaya rumput laut milik para petani.

Hasrianti, saat ditemui di Kantor Pelabuhan Ta’dette, Jum’at (14/7) yang merupakan salah satu staf Syahbandar Palopo yang ditugaskan di Wilker Pelabuhan Ta’dette Belopa Kabupaten Luwu, menegaskan bahwa izin sandar dan bongkar muat kargo lengkap. (NAS)

Resmi Buka Pameran Pendidikan, Rektor UNM: Dies Natalis ke-62 Paling Semarak

0

Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Pameran Pendidikan dalam rangka Dies Natalis ke-62 yang berlangsung di Pelataran Menara Pinisi UNM, mulai 7-10 Agustus 2023.

Pameran pendidikan ini merupakan event tahunan rangkaian Dies Natalis menghadirkan berbagai stand dari setiap fakultas dan lembaga dalam lingkup UNM serta mitra kerja UNM yang menampilkan karyanya.

Ketua Panitia Dies Natalis UNM Ke-62, Muhammad Yahya melaporkan bahwa pameran Dies Natalis tahun ini sangat semarak dengan dengan diikuti sebanyak 62 booth atau stand pameran.

Dari internal sebanyak 23 booth yang berasal dari fakultas, program Pascasarjana, UPT, program studi, dan koperasi. Sedangkan dari eksternal sebanyak 39 boot termasuk mitra kerja.

“Insya Allah kegiatan pameran ini akan berlangsung dari tanggal 7 Agustus hingga 10 Agustus 2023. Dalam sela kegiatan pameran, juga dihadirkan kegiatan pengisi seperti berbagai lomba,” ujarnya.

Seperti, Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ-MN) LPTK Negeri se-Indonesia, kompetisi robot line follower, inovasi media pembelajaran, fashion, lomba menyanyi, festival band se-Sulselbar, dan donor darah melibatkan sejumlah perguruan tinggi dan satuan pendidikan SMA/SMK.

Sementara itu, Rektor UNM, Husain Syam merasa bangga karena ada banyak stand dari berbagai unit, lembaga serta mitra kerja UNM yang tampil langsung pada pameran pendidikan tahun ini.

“Tahun ini pameran pendidikan dalam rangka Dies Natalis ke-62 yang paling banyak dan ramai melibatkan banyak pihak, ini menunjukkan bahwa UNM itu eksis dan selalu hadir ditengah masyarakat,” ungkapnya.

Dengan adanya pameran pendidikan ini, menurut Rektor yang akrab disapa PHS mengajak seluruh pihak untuk terus berkontribusi dalam dunia pendidikan mulai dari hal-hal kecil.

“Disini ada lomba media pembelajaran, kompetisi karya robot serta Musabaqoh Tilawatil Quran, mari junjung tinggi sportivitas untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas,” tukasnya.

Usai membuka secara resmi pamerkan pendidikan Dies Natalis ke-62, Rektor UNM didampingi para Wakil Rektor, Ketua Senat, Dekan, Direktur Pascasarjana serta pejabat lingkup UNM berkeliling meninjau tiap stand pameran.
Humas Institusi UNM Burhanuddin mewartakan (*)

Istri Teuku Umar Tak Hanya Cut Nyak Dhien

0

Tak banyak yang mengetahui bahwa Teuku Umar memiliki tiga istri. Cut Nyak Dhien merupakan istri ketiga Teuku Umar. Sementara Teuku Umar merupakan suami kedua Cut Nyak Dhien. Suami pertamanya, Teuku Ibrahim Lamnga yang tewas dalam pertempuran melawan Belanda.

Sebelum menikah dengan Cut Nyak Dhien, Teuku Umar telah menikah dengan dua wanita lain, yakni Cut Nyak Asiah, putri Uleebalang Geulumpang dan Cut Nyak Meuligoe, putri Panglima Sagi XXV Mukim. Namun, diantara ketiga istrinya itu, Cut Nyak Dhien yang sangat memberi pengaruh padanya.

Dalam buku Prominet Women In The Glimpe of History yang diterbitkan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA) dijelaskan bahwa Cut Nyak Dhien mampu mempengaruhi dan membatasi tindakan-tindakan buruk yang biasanya dilakukan Teuku Umar, seperti menghisap candu.

Dari perkawinan Teuku Umar dengan Cut Nyak Dhien, mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Cut Gambang, yang ketika dewasa kelak dinikahkan dengan Teungku Mayed Di Tiro alias Teungku Di Buket, putra Teungku Chiek Di Tiro.

Pengaruh Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien semakin besar, ketika mereka dengan pasukannya berhasil dalam berbagai peperangan melawan Belanda. Puncaknya ketika mereka yang sudah mengungsi ke Montasik, berhasil merebut kembali wilayah VI Mukim bagian dari Sagi XXV Mukim yang dikuasai Belanda.

Wilayah VI Mukim itu sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan ayah Cut Nyak Dhien, yakni Teuku Nanta Setia. Keberhasilan itu membuat Cut Nyak Dhien bisa kembali ke kampung halamannya.(Iskandar Norman/ana)