Penerapan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) Menimbulkan Beberapa Akibat yang Bertuju pada Peningkatan Learning Loss di Masa Pandemi Covid-19

Penulis: Khusnul Khotimah

Pandemi COVID-19 sejauh ini belum berakhir tuntas dan masih terus menjangkiti tubuh manusia di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun saat ini, angka kesembuhan covid-19 tergolong terus meningkat.

Dari ini pun, masih banyak juga kegiatan yang berawalnya melibatkan sekelompok orang, tetap harus dilakukan di lingkungan kecil agar tidak terjadi penularan covid-19 setelahnya.

Sebagian besar dari para pekerja kantoran, pekerja lapangan, mahasiswa, murid sekolah dasar dan sekolah menengah yang awalnya bertatap muka masih melakukan banyak kewajiban dan kegiatannya di rumah masing-masing. Berkenaan dengan ini, maka muncul istilah “Pembelajaran jarak jauh (PJJ)”.

- Iklan -

Hal itu diakui oleh Suharti Sutar, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurutnya, ketika proses pembelajaran jarak jauh ini dilaksanakan, maka learning loss yang dirasakan oleh para pelajar di Indonesia akan terus meningkat. Khususnya bagi mereka dengan keadaan sulit seperti yang dialami para masyarakat di daerah 3T (daerah terdepan, terluar dan tertinggal), begitu pun bagi pelajar dengan orang tua yang berpendapatan rata-rata lebih rendah.

Menurut The Education and Development Forum (2020), Learning loss merupakan suatu kondisi di mana seorang pelajar kehilangan pengetahuan dan keterampilan, baik umum, khusus atau akademis, yang terjadi sebagai akibat dari jarak yang lama atau tidak berkelanjutan dari proses pendidikan.

Meninjau dari beberapa masalah yang ada selama pandemi, salah satunya adalah adanya kesenjangan. Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka di sekolah tidak bisa ditangguhkan lagi, guna untuk menyelamatkan pembelajaran dan kesehatan mental para siswa dan mahasiswa.

- Iklan -

“Sampai pada masa kini, proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah berjalan cukup lama. Karenanya, kita tidak bisa hanya menunggu tanpa memikirkan lebih lanjut berkenaan dengan proses pembelajaran dan juga pada kesehatan yang ada pada setiap pelajar.” Ungkap pak Nadiem pada acara Live Talkshow dalam rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Bapak menteri menerangkan terkait evaluasi dari pembelajaran jarak jauh yang diterapkan pada awal pandemi covid-19. Pertama, permasalahan terhadap konektivitas sinyal dan keterbatasan telepon genggam yang tidak dimiliki oleh semua anak didik. Awal dari ini saja termasuk sulit untuk diterapkan berbagai daerah. Sedangkan yang kita ketahui bahwa keduanya sangat perlu dimiliki agar proses PJJ dapat berjalan dengan baik.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU