Renungan Harian Katolik, Sabtu 16 Juli 2022: STEP BACK

Renungan Harian Katolik hari ini, Sabtu 16 Juli 2022 berjudul: “STEP BACK?”.

Renungan Harian Katolik hari ini, Sabtu 16 Juli 2022 dikutip dari halaman website renunganlenterajiwa. Sebagai penulis Fr. Alfredo Lois Ngutra.

Hari Biasa (H).

- Iklan -

Mi. 2:1-5; Mzm. 10:1-2,3-4,7-8,14; Mat. 12:14-21.

Ungkapan step back bagi sebagian orang memiliki konotasi negatif. Orang berpandangan bahwa mengalami step back berarti mengalami kemunduran hidup.

Mereka lupa bahwa dengan selalu menekankan step forward (terus maju tanpa menoleh ke belakang) berkonsekuensi pula pada kejatuhan yang fatal.

- Iklan -

Sebab, beberapa momen mengarahkan manusia ke belakang (step back) bukan untuk berhenti, tetapi mengambil ancang-ancang sebelum mengarahkan diri ke depan.

Injil hari ini mengisahkan tentang Yesus yang mewartakan injil dan melakukan mukjizat. Namun, Ia mengetahui bahwa orang Farisi telah bersekongkol untuk membunuh Dia.

Ia pun memilih untuk menyingkir dari mereka. Yesus menyingkir bukan karena takut kepada orang Farisi, tetapi karena Ia sadar saat-Nya belum tiba.

- Iklan -
Baca Juga:  Introspeksi Diri Terhadap Perjalanan Ibadah Ramadan (1)

Ia tahu bahwa banyak orang harus mendengarkan pewartaan-Nya. Sehingga, meski pun Ia adalah Allah, tetapi mampu bersikap rendah hati.

Dengan kerendahan hati inilah Ia memiliki banyak waktu untuk mewartakan kerajaan Allah kepada banyak orang hingga waktunya tiba.

Dalam hidup beriman, step back itu juga penting. Step back dalam hidup membantu kita untuk menarik diri dari keramaian dan kesibukan duniawi.

Bukan karena takut dengan dunia, tetapi pergi berjumpa Tuhan dalam kesunyian dan keheningan.

Keadaan ketenangan bersama Tuhan itulah yang akhirnya mengarahkan kita untuk melihat cara hidup kita yang telah berlalu.

Keadaan itu tidak membuat kita stuck pada masa lalu, tetapi merupakan bentuk step back, untuk mengambil sikap ancang-ancang.

Dengan kata lain, mempersiapkan diri untuk mengarahkan diri untuk hidup yang lebih baik.

Yesus mengajarkan kita melalui injil hari ini agar belajar melihat hidup kita yang telah berlalu sebagai pedoman perbaikan diri ke arah yang lebih baik.

Baca Juga:  Khadijah, Wanita Mulia

Sebab itu, kebanyakan orang yang kurang berkembang dengan baik secara jasmani maupun rohani, sesungguhnya dikarenakan oleh kurangnya waktu untuk refleksikan hidup yang telah berlalu.

Konsekuensi nya, hidup berjalan begitu saja tanpa adanya pelajaran yang diperoleh. Maka, sebagai umat beriman step back yang dilakukan mengarahkan kita pada hidup yang berkualitas sebagai saksi Kristus.

Kita harus senantiasa percaya bahwa segala rancangan Tuhan merupakan hal-hal baik yang dikehendaki-Nya kepada kita.

Bahkan, kendati tidak terlaksana secepat yang diinginkan, namun waktu Tuhan adalah waktu yang terbaik.

“Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa (Mat. 12:18b).”

Marilah Berdoa:

Ya Allah tuntunlah kami, supaya mampu melihat hidup kami yang telah berlalu dan memperbaikinya, agar kami semakin terarah menjadi lebih baik untuk menjadi saksi-Mu.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU