RHK 24 Desember 2022: Supaya Ada Keseimbangan

Renungan Harian Keluarga (RHK) 24 Desember 2022

Pembacaan Alkitab: 2 Korintus 8 : 13 – 15

Tema: “Supaya Ada Keseimbangan”

- Iklan -

Pengkhotbah: Pdt. Stefan F. Mawitjere, M.Th.

(Dilansir dari Kanal Youtube: Multimedia GMIM Bukit Moria Rike).

Renungan Harian Keluarga Hari ini 24 Desember 2022

Salam sejahtera bagi kita semua, Shalom! Saudara yang dikasihi Tuhan, Puji Tuhan kita semua boleh menikmati hari yang baru ini, karena anugerah Tuhan. Mazmur 119:105 berkata: “FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

- Iklan -

Oleh karena itu, marilah kita mengawali hari ini dengan membaca dan mendengarkan Firman lewat channel YouTube GMIM, supaya kita sebagai orang-orang percaya, semakin menyadari betapa pentingnya saling mengasihi, saling berbagi dengan orang di sekitar kita.

Firman Tuhan di hari ini dalam 2 Korintus 8:13-15. “Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.

Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.

- Iklan -

Seperti ada tertulis: ‘Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.”

Tema renungan hari ini, “Supaya Ada Keseimbangan.” Saudara yang dikasihi Tuhan, pernahkah kita mendengar seorang yang bernama Jose Mujica? Dia adalah seorang yang menjabat sebagai presiden ke-40 negara Uruguay, sekitar tahun 2010 sampai 2015.

Presiden yang dijuluki sebagai salah satu presiden termiskin di dunia. Dia tinggal bersama istrinya di pertanian atau di pinggiran ibukota Montevideo dengan pekarangan yang ditumbuhi rumput liar.

Mujica menolak tinggal di istana kepresidenan selama menjabat dan yang luar biasanya, dia mendonasikan 90% gaji bulanannya ke badan amal supaya boleh dimanfaatkan untuk orang-orang miskin dan yang sangat membutuhkan bantuan.

Baca Juga:  Hukum Mengadakan dan Mengikuti Halal Bil Halal

Dengan gaya hidupnya, dia dijuluki presiden termiskin di dunia, tapi yang menakjubkan dia malah menjawab bahwa, orang yang miskin adalah orang yang hanya sibuk mengejar kemewahan pribadi, dan tak peduli dengan orang lain yang kesusahan.

Ini adalah sebuah teladan yang sangat luar biasa bagi kita, sebagai orang Kristen soal memberi. Dalam bagian Firman ini, kita juga belajar tentang jemaat-jemaat yang berada di Makedonia, yaitu Tesalonika, Filipi dan Berea.

Mereka menunjukkan suatu kerelaan yang sangat luar biasa selagi dicobai dengan berbagai penderitaan, mereka juga termasuk jemaat-jemaat miskin, tapi mereka kaya dalam kemurahan.

Ini konsep kekayaan yang unik dan luar biasa dalam firman. Biasanya yang disebut kaya yaitu orang-orang yang memiliki uang banyak, jabatan populer, rumah mewah, dan harta melimpah.

Tapi kita diajarkan dan disadarkan lewat Firman hari ini, bahwa kekayaan yang sesungguhnya dalam pandangan Tuhan yaitu kekayaan dalam kemurahan, atau dengan kata lain yaitu orang yang hidup memiliki kebaikan-kebaikan yang nyata, mau memberi, dan membantu orang sekitar, termasuk bagi mereka yang sangat membutuhkan.

Paulus menjelaskan dalam ayat 13 bahwa kamu dibebani bukan supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Paulus menyadari bahwa tiap jemaat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Tidak selamanya Jemaat di Yerusalem akan kekurangan, begitu juga sebaliknya, tidak selamanya jemaat di Korintus akan berada dalam kelebihan. Poin penting disini, Paulus memberikan motivasi, supaya sebagai jemaat Kristen, mereka mau hidup saling membantu.

Ini adalah satu prinsip dasar jemaat mula-mula yang dijelaskan dalam Kisah Para Rasul 2:44 dan 45. “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikan kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.”

Baca Juga:  Tanda Diterimanya Amalan di Bulan Ramadan

Ini satu prinsip yang sangat luar biasa dalam kehidupan berjemaat, khususnya soal saling mengasihi, saling membantu, dan saling berbagi.

Paulus juga menjelaskan satu dasar yang sangat alkitabiah, yaitu kisah di Perjanjian Lama Ketika bangsa Israel mengumpulkan mana di padang gurun. Dalam peristiwa itu, tidak ada orang yang kekurangan, dan tidak ada yang kelebihan, tapi semuanya tercukupi sesuai kebutuhan masing-masing.

Jadi intinya, Firman ini mau memberikan motivasi bagi kita semua, bahwa orang-orang yang suka berbagi, tidak akan pernah kekurangan. Karena tidak ada satupun kisah dalam sejarah manusia bahwa orang yang suka berbagi dan membantu orang lain, akan menjadi miskin.

Malahan sebaliknya orang-orang yang memiliki kerelaan memberi, akan menikmati berkat-berkat yang luar biasa dalam hidupnya. Tuhan membukakan banyak pintu-pintu berkat bagi orang yang memiliki ketulusan memberi dan membantu orang lain.

Teolog terkenal bernama Rick Warner berkata: ‘Giving is the highs level of living‘ atau memberi adalah tingkatan tertinggi dalam kehidupan. Hal ini juga berkaitan erat dengan prinsip memberi dalam kisah rasul 20:35 “….Adalah lebih baik memberi, daripada menerima….”

Itulah yang sudah dilakukan dan diteladankan oleh Kristus yang rela memberi nyawanya. Ia yang sekalipun kaya, yang menjadi miskin, supaya kita semua menjadi kaya karena kemurahanNya.

Semoga firman Tuhan ini memberikan semangat yang baru bagi kita di hari ini, Tuhan Yesus memberkati kita semua, Amin.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU