Sahabatku, Idamanku

Suasana pagi mulai cerah dengan sinar matahari yang beranjak naik menampakkan senyuman manis yang mengembang dari wajah oval Sheyra dengan lesung pipitnya. Terdengar suara kicauan burung yang menggema membuat Sheyra bangkit dari tempat tidurnya. Sheyra terbangun untuk melaksanakan rutinitas seperti biasanya, apalagi kalau bukan ke kampus.

“Yeay.. hari ini aku ngampus lagi pasti bakal asyik nih,” kata Sheyra dalam hatinya.

Sheyra meneguk secangkir teh panas dan roti bakar yang telah dibuatnya. Kemudian mencari kendaraan umum menuju kampus tercinta dengan stylenya yang feminim, yuppss.. jilbab pink dan kacamata minusnya. Tak lupa, Sheyra mengabari ibu dan ayahnya di kampung agar kekhawatiran tidak muncul dalam benak mereka.

- Iklan -

Sheyra menjalani kehidupannya dengan rutinitas kuliah yang semakin padat dengan tugas yang menumpuk, sehingga sering begadang kala malam sudah semakin sunyi dan gelap. Namun, ada seorang teman yang tidak menyukainya, si cewek glowing Celine.

Tampilan glamornya membuat perempuan yang satu itu menjadi begitu sombong. Apalagi Sheyra hanyalah anak desa yang merantau ke Jakarta. Beda dengan Celine, asli Jakarta dengan logat kotanya yang begitu familiar di kampus karena berasal dari keluarga kaya raya.

“Iihhh… biasa banget sih tampilan kamu,” kata Celine mengejek Sheyra yang kemudian membalas Celine dengan kata ajaibnya.

- Iklan -

“Iyyuhh.. justtru aku yang malu lihat tampilan kamu dari atas sampai bawah itu banyakan palsu hehe…” membuat Celine memberontak marah dan pergi.

Dibalik kejadian itu, ada seorang laki-laki yang memperhatikan Sheyra dari kejauhan dan mencoba mendekatinya dengan niatan awal ingin bersahabat.

“Hey.. Aku Rayn anak jurusan Fakultas Seni dan Desain. Aku takjub tadi ngeliat kamu bisa bikin Celine nggak semudah itu menginjak harga diri kamu, bahkan dia langsung pergi begitu aja ninggalin kamu,” kata Rayn memuji Sheyra.

- Iklan -

Dan Sheyra membalas dengan senyuman khasnya. Mereka semakin akrab hingga menjadi sahabat. Namun, apakah ada persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan tanpa ada perasaan suka dan nyaman yang terselip, entah salah satu atau keduanya?

Well.. ternyata tanpa menunggu waktu lama, Rayn menyatakan perasaannya pada Sheyra bahwa sebenarnya dia mendekatinya bukan hanya sekadar ingin bersahabat tapi lebih dari itu.

Padahal mereka sudah menjalin persahabatan hampir satu tahun lamanya, dari makan bareng antar ke kampus memang mirip orang pacaran, tapi Sheyra menganggapnya hanya sahabat, teman yang selalu ada buatnya kala suka maupun duka.

Mendengar apa yang diutarakan Rayn, Sheyra merasa takut jika nantinya hubungan persahabatan mereka akan hancur. Rayn begitu baik padanya. Hubungan persahabatan tidak mungkin terputus semarah apapun itu. Akan tetapi, hubungan yang lebih dari teman akan mudah terputus begitu saja ketika ada perselisihan diantara dua orang yang menjalin

hubungan. Apalagi Sheyra ingin menyelesaikan studi, tidak ingin terusik dengan suatu hubungan yang belum tentu akan bertahan lama. Sheyra trauma, dia hanya ingin bertemu dengan laki-laki yang serius mengajaknya menikah bukan lagi berpacaran.

Dia takut berbuat dosa dengan berpacaran. Dia ingin fokus dalam pendidikan karena baginya dengan belajar, ilmunya akan bartambah dan waktunya semakin bermanfaat dengan hal-hal positif.

Hari demi hari terlewati dengan diamnya dua orang yang bersahabat. Semenjak jujur dengan perasaannya, Sheyra menjadi diam seribu bahasa pada Rayn tanpa memberikan jawaban apapun. Terlalu banyak kalimat yang berkecamuk dalam hatinya yang tak bisa diungkapkan langsung pada Rayn.

Begitu banyak pula ketakutan yang bermunculan dalam benaknya. Sheyra berusaha keras menguatkan hati dan imannya agar tidak goyah karena perasaan cinta. Dalam pikirannya memang hanya menganggap Rayn sahabat, namun dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia menganggap laki-laki tampan itu adalah sosok idaman yang kelak bisa menjadi pasangan halalnya.

Yah. seorang Sheyra juga telah jatuh hati pada Rayn. Dia merasa nyaman dekat dengan Rayn, tapi tidak ingin melewati batas yang seharusnya tanpa ada ikatan sah. Dia juga takut merasakan patah hati terhebat yang bisa membuatnya drop.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU