Seminar Parenting Bhayangkari Bone, Dekan FUD Paparkan Strategi Keluarga Bahagia Ini

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) IAIN Bone pemantik di seminar parenting Bhayangkari Bone di Aula SAR (Satya Arya Racana) Polres Bone, Kamis (20/7/2022). Dekan FUD memaparkan strategi sukses membina keluarga bahagia di era milenial ini.

Seminar Parenting yang dihadiri lebih dari 100 peserta ibu-ibu Bhayangkari ini mengusung tema “Strategi Sukses Menuju Keluarga Bahagia di Era Milenial”. Seminar ini dihadiri Ketua Bhayangkari sekaligus ketua yayasan Kemala Bhayangkari Kabupaten Bone, Ikha Ardiansyah.

Dalam acara ini Dekan FUD IAIN Bone, Sarifa Suhra mengungkap pentingnya membangun keluarga bahagia karena keluarga adalah cerminan sebuah bangsa. Kata dia, Rumah tangga bahagia akan membuat negara kuat, sebaliknya rapuhnya keluarga berarti rapuhnya sebuah negara.

- Iklan -
Baca Juga:  Biro SDM Polda Sulsel Ajak Putra-Putri untuk Daftar Jadi Akpol

“Banyak femomena buruk yang menimpa keluarga di masa milenial sekarang ini akibat pengaruh medsos seperti: perselingkuhan, KDRT, munculnya pelakor, kenakalan remaja, pecandu narkoba, suami kurang tanggung jawab, istri kurang taat, dan lain-lain semua itu melemahkan institusi keluarga,” terangnya.

Sarifa juga memaparkan tentang adanya 4 strategi sukses membina keluarga bahagia di era millenial ini. Pertama, gunakan gadget (HP) untuk jalin komunikasi efektif dengan pasangan, baik melalui verbal (kata kata) maupun non verbal (gerakan tubuh dan mimik).

Bahkan frekuensi bahasa non verbal itu harus lebih intens karena suami ditakdirkan menjadi makhluk yang tak bicara banyak. karena itu merekatkan hubungan suami istri harus dilakukan dangan lebih banyak menggunakan bahasa non verbal.

- Iklan -
Baca Juga:  Tingkatkan Silaturahmi, Bupati Barru Laksanakan Safari Ramadan

Kedua, memahami psikologi keluarga supaya saling memahami kecenderungan masing-masing agar tak mudah saling menyalahkan. Berikutnya, Mengisi tangki cinta suami dan anak dengan memberi pujian, perhatian, hadiah dan waktu berkualitas bersama keluarga.

Dan keempat, budaya lokal dalam bentuk ‘pappaseng toriolo’ (pesan tetuah/tokoh masyarakat dulu) harus dijunjung tinggi diperkuat dengan aturan agama.

Acara seminar kemudian dilanjutkan dengan acara tanya jawab, foto bersama, pembagian doorprize dan makan bersama.*

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU