Teks Khutbah Jumat 17 Maret 2023, Tema : Setan, Jin dan Manusia Lengkap Doanya

Teks Khutbah Jumat 17 Maret 2023, Tema : Setan, Jin dan Manusia Lengkap Doanya, berikut ini akan menjelaskan secara lengkap tentang posisi dan perbedaan dari Setan, Jin dan Manusia.

Simak berikut ini Teks Khutbah Jumat 17 Maret 2023, Tema : Setan, Jin dan Manusia Lengkap Doanya.

Khutbah Jumat Pertama

الحَمْدُ للهِ الّذِي خَلَقَ الخَلْقَ لِعِبَادَتِهِ، وَأَمْرُهُمْ بِتَوْحِيْدِهِ وَطَاعَتِهِ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَكْمَلُ الخَلْقِ عُبُودِيَّةً للهِ، وَأَعْظَمَهُمْ طَاعَةً لَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ

اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Ma’asyiral Muslim, Jum’ah Session Rohimakumullah..

- Iklan -

Di hari Jum’at ini, marilah kita bersama-sama meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Karena berbekal Taqwa kita bisa hidup bahagia dunia hingga akhirat.

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Sholat Jum’at Rohimakumullah..

- Iklan -

Pada kesempatan kali ini khatib akan membahas tentang setan, jin dan manusia. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ

Wa każālika ja’alnā likulli nabiyyin ‘aduwwan syayāṭīnal-insi wal-jinni yūḥī ba’ḍuhum ilā ba’ḍin zukhrufal-qauli gurūrā(n), dan lau syā’a rabbuka mā fa’alūhu fa żarhum wa mā yaftarūn(a).

Demikianlah (sebagaimana Kami jadikan musuh bagimu) Kami jadikan (juga) bagi setiap nabi musuh yang terdiri dari setan (dalam bentuk) manusia dan jin. Beberapa dari mereka membisikkan kata-kata indah kepada orang lain sebagai tipuan. Jika Tuhanmu menghendaki, mereka tidak akan melakukannya. Jadi tinggalkan mereka dengan apa yang mereka temukan (kebohongan). (Surat al-An’am: 112)

- Iklan -

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah..

Ayat di atas menunjukkan bahwa setiap nabi memiliki musuh setan dari unsur jin dan manusia. Siapakah jin, setan dan manusia?

Baca Juga:  Ramadan Berakhir, Perjuangan Amal Ibadah Jalan terus (3)

Perlu kita pahami bahwa ada setan berupa nama yang melekat pada suatu benda, ada pula yang memiliki tujuan alamiah.

Misalnya singa. Ada hewan yang bernama singa, artinya sampai mati, hewan ini tetap disebut singa.

Namun, ada juga singa yang disematkan pada pemberani.

Karena keberaniannya, ia kemudian dipanggil “singa”, namun namanya tidak selalu melekat.

Suatu ketika ketika tubuhnya mulai melemah, nama “singa” tidak lagi melekat pada tubuhnya karena sifatnya yang hilang.

Begitu juga anjing. Anjing berperan sebagai hewan berkaki empat, sejenis kambing yang jika disentuh dianggap najis dalam fikih sebagai najis mughalladhah.

Namun, kata “anjing” juga digunakan untuk mencaci maki seseorang yang memiliki sifat seperti anjing.

Labeling seperti ini bisa melekat dan sewaktu-waktu sebutan “anjing” bisa berubah karena dia sudah menyadari dan memperbaiki perbuatannya.

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah..

Setan juga seperti itu. Setan yang bernama asli Setan dan keturunannya secara genetik.

Ada juga setan berupa sifat-sifat yang melekat pada jin dan manusia.

Maka dalam QS Al-An’am: 112 di atas disebutkan:

شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ

Syayāṭīnal-insi wal-jin

Artinya: “Setan dari golongan manusia dan jin.”

Sebagaimana firman Allah dalam QS An-Nas ayat 5-6:

لَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ

Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. (Surat an-Nas: 5)

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ

Minal jinnati wan-nās

dari (golongan) jin dan manusia.” (QS An-Nas: 6)

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah..

Orang gila dalam bahasa arab disebut majnun, artinya pikirannya tertutup. Di malam hari, karena gelap, tidak ada yang bisa dilihat, dalam bahasa Arab digunakan istilah janna.

Sehingga antara jin, janna, majnun yang terdiri dari susunan huruf jim dan nun yang ditasydid, masing-masing memiliki akar yang sama sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an:

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۗقَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ

Falammā janna ‘alaihil-lailu ra’ā kaubabā(n), qāla hāżā rabbī, falammā afala qāla lā uḥibbul-āfilīn

Ketika malam sudah gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (kemudian) dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Jadi, saat bintang itu terbenam, dia berkata, “Saya tidak suka latarnya.” (Surat al-An’am: 76)

Baca Juga:  Apakah Makmum Juga Baca Fatihah atau Tidak? (3)

Yang perlu digarisbawahi adalah jangan sampai dipukul rata bahwa setiap jin dan manusia disebut setan, begitu pula sebaliknya.

Jika ada manusia dan jin yang berwatak buruk, tidak sholat, mabuk dan sebagainya, maka bisa disebut setan.

Manusia yang berpenampilan Islami dalam pakaiannya tetapi menjual agama disebut juga dengan setan. Selama sifat mereka masih seperti setan, maka keduanya disebut setan.

Setan di sini berdasarkan sifat alamiah, bukan nama sebenarnya. Sedangkan asal usul iblis adalah iblis dan keturunannya secara genetis.

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah..

Selanjutnya dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 112 menjelaskan:

يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

Yūḥī ba’ḍuhum ilā ba’ḍin zukhrufal-qauli gurūrā(n), wa lau syā’a rabbuka mā fa’alūhu fa żarhum wa mā yaftarūn(a).

Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. (QS Al-An’am: 112).

Artinya, mereka saling melengkapi hingga menimbulkan kerusuhan agama. Orang yang dapat menciptakan suara melalui bahasa atau ucapan lisan ini adalah manusia setan.

Setan unsur jin tidak boleh berbicara atau menyebut ayat karena tidak diperbolehkan membalik kata, sedangkan setan unsur manusia juga sangat canggih dalam mengolah kata.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia mungkin termasuk dalam kategori setan.

Selain itu, kita dapat melihat dengan jelas dalam doa yang diajarkan Nabi kepada kita:

Dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami sendiri

Wana’udzu billahi min syururi anfusinaa

Artinya: “Kami memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan pribadi kami.”

Kemudian di lain waktu kita diminta oleh Allah untuk berdoa agar terhindar dari setan.

أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

A’udzu billahi minassyaithonirrojimi. 

Artinya: “Saya meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah..

Dari penjelasan ini sangat jelas bahwa kita juga disuruh berlindung dari diri kita sendiri yang terkadang memiliki sifat seperti setan.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU