BARRU – Proyek rehabilitasi ruang kelas, pembangunan laboratorium IPA, dan pemasangan paving block di UPTD SMP Negeri 18 Barru, Jalan menuju Pacekke Mangkoso, Dusun Kiru-Kiru, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, mulai menunjukkan kerusakan fisik.
Padahal, proyek yang baru rampung sekitar setahun lalu ini diduga belum memenuhi standar kualitas yang diharapkan.
Proyek yang bersumber dari APBD Tahun 2024 ini memiliki nilai pagu paket sebesar Rp2.656.776.345 dan HPS (Harga Perkiraan Sendiri) Rp2.656.408.000. Setelah melalui proses evaluasi tender, pemenang proyek ditetapkan dengan nilai kontrak Rp2.414.300.000.
Pantauan FajarPendidikan.co.id pada Sabtu (25/10/2025) menunjukkan sejumlah pekerjaan di lingkungan sekolah belum maksimal.
Area paving block terlihat tidak rata, rumput mulai tumbuh di sela-sela batu, dan beberapa titik sudah berlubang serta terkikis.
Selain itu, laboratorium IPA juga memerlukan perbaikan pada bagian finishing, khususnya di area ventilasi dan kusen jendela.
Beberapa jendela diketahui belum dipasangi kaca, sementara lubang ventilasi dibiarkan terbuka. Kondisi tersebut memunculkan pertanyaan mengenai kualitas pengerjaan serta pengawasan proyek yang menelan anggaran cukup besar.
Satpam UPTD SMP Negeri 18 Barru, Andi Hasaruddin, mengungkapkan bahwa sejumlah fasilitas di sekolah tersebut belum berfungsi sebagaimana mestinya.
Hal itu disampaikan Andi saat ditemui FajarPendidikan.co.id pada Sabtu (25/10/2025).
Lampu di pintu masuk bertuliskan SMP Negeri 18 Barru tidak menyala sejak pertama kali dipasang. Stop kontaknya ada di dalam, tapi lampunya tak hidup,” jelas Andi.
Selain lampu pintu, Andi juga menunjukkan sejumlah kerusakan lain.“Coba lihat sendiri, cat dinding sudah mengelupas. Paving-nya ada yang berlubang, bahkan sebagian hancur,” tambahnya.
Ia menuturkan, beberapa lampu plafon dan kaca jendela di sekolah tersebut belum terpasang dengan sempurna.

Proyek baru setahun rampung, tapi kondisi ini memunculkan pertanyaan soal kualitas pengerjaan.
Lampu tidak menyala, sebagian plafon masih berlubang. Karena beberapa kaca jendela belum terpasang, cat dinding sudah mulai terkupas,” katanya.
Andi menambahkan, pihak sekolah bahkan memasang sendiri besi teralis untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. “Kami bahkan memasang sendiri besi teralis. Kepala sekolah juga meminta agar dipasang besi pengaman karena lubangnya cukup besar,” ujarnya.
Kepala SMPN 18 Barru, Ilham, membenarkan kondisi tersebut. Ia menjelaskan bahwa proyek rehabilitasi sekolah masih dalam tahap perbaikan oleh pihak pelaksana.
Itu pekerjaan dari pelaksana, dan masih ada tenggang waktu untuk perbaikan. Kami tidak bisa memperbaiki sendiri karena tanggung jawabnya ada di pihak kontraktor,” jelas Ilham.
Ia berharap pihak pelaksana segera menindaklanjuti bagian yang belum sempurna.
Kami berharap agar pelaksana segera memperbaikinya, karena sekolah tidak memiliki dana tambahan untuk menanganinya,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Inspektorat Kabupaten Barru, Abdul Rahim, mengatakan pihaknya akan meninjau dan berkoordinasi lebih lanjut terkait pencairan retensi proyek di SMPN 18 Barru.
Kalau retensi untuk 2024 belum terealisasi, memang belum dibayarkan,” ujarnya di ruang kerjanya, Selasa (28/10/2025).

Ia menambahkan, “Kalau sudah ditangani BPK, kami belum mengetahui detailnya, tapi akan kami cek nanti. Ada juga konsultan pengawas yang menangani. Biasanya, jika anggaran sudah besar, BPK yang menindaklanjuti.”
Abdul Rahim menegaskan, pihaknya akan terus berkoordinasi terkait pencairan retensi.
Retensi pasti masih ada dan belum dicairkan. Kami juga menerima masukan ini. Ke depan harus ada perubahan, karena kami ingin membangun dan memperbaiki,” ujarnya.
Sementara itu, Ismail dari Bidang Prasarana menyampaikan bahwa beberapa temuan BPK terkait proyek, seperti pintu kaca dan lampu yang tidak menyala, sudah diarahkan untuk diperbaiki.
Memang ada sisa sekitar lima persen untuk pemeliharaan, tapi sudah ada petunjuk untuk memperbaiki semuanya. Kemarin BPK sudah menyuruh mengganti semua kaca yang rusak,” jelasnya kepada FajarPendidikan.co.id.
Ia menegaskan, “Kami akan menyampaikan kepada kontraktor, karena jika perbaikan tidak dilakukan, pencairan dana retensi tidak akan dilakukan.”
Proyek ini diharapkan dapat memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 18 Barru. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan perlunya pengawasan lebih ketat agar hasil pekerjaan sesuai dengan nilai kontrak dan standar mutu yang ditetapkan.
Hengki
