Beranda blog Halaman 219

6 Langkah SADARI, Deteksi dan Cegah Kanker Payudara

0

Kanker payudara bisa menjadi penyakit yang mematikan jika tidak terdeteksi sejak dini. Di Indonesia, kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker dengan jumlah penderita terbanyak.

Menurut data dari Globocan yang dikutip oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2020, tercatat ada 68.858 kasus baru kanker payudara, yang merupakan sekitar 16,6% dari total 396.914 kasus baru kanker. Angka kematiannya pun mencapai lebih dari 22 ribu kasus.

Salah satu faktor tingginya angka kematian akibat kanker payudara adalah kurangnya pengetahuan tentang deteksi dini. Diperkirakan sekitar 70% pasien baru terdeteksi saat kanker sudah berada di tahap lanjut.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah salah satu cara yang mudah dilakukan untuk mendeteksi kanker ini. Mari kita pelajari langkah-langkah SADARI berikut ini!

Panduan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Mempelajari langkah-langkah SADARI sangat penting agar Sahabat FAJAR PENDIDIKAN dapat mengenali perubahan pada payudara yang mungkin mengarah pada kanker. Dengan deteksi dini, peluang untuk sembuh dari penyakit ini akan semakin besar.

Berikut adalah cara melakukan SADARI:

  1. Berdiri di Depan Cermin: Berdirilah tegak dengan lengan menjuntai ke bawah. Perhatikan apakah ada perubahan bentuk yang signifikan pada payudara.
  2. Angkat Kedua Tangan: Letakkan kedua tangan di atas kepala dan periksa bentuk serta ukuran payudara.
  3. Tangan di Pinggang: Tempatkan kedua tangan di pinggang dan gerakkan lengan ke depan. Ini dapat membantu menonjolkan benjolan.
  4. Raba Payudara: Tekan payudara secara melingkar dan perhatikan apakah ada benjolan.
  5. Periksa Puting: Tekan bagian puting secara perlahan untuk melihat apakah ada cairan abnormal yang keluar.
  6. Posisi Berbaring: Ulangi langkah 4 dan 5 dalam posisi berbaring, angkat lengan ke atas, dan letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan.

Waktu yang Tepat untuk SADARI

SADARI sebaiknya dilakukan secara rutin. Waktu terbaik untuk melakukannya adalah pada hari ke-7 hingga ke-10 setelah hari pertama haid. Bagi wanita menopause, SADARI dapat dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan.

Dengan rutin melakukan SADARI, Sahabat FAJAR PENDIDIKAN dapat mendeteksi perubahan lebih awal dan mengambil langkah penanganan yang diperlukan. (*)

Kenali Gejala Awal Kanker Payudara, Ini Tanda-tandanya

0

Kanker payudara bisa menjadi penyakit yang mematikan jika tidak terdeteksi sejak dini. Di Indonesia, penyakit ini  salah satu jenis kanker dengan jumlah penderita terbanyak.

Menurut data Globocan yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2020, tercatat 68.858 kasus, yang berkontribusi sekitar 16,6% dari total 396.914 kasus baru kanker di negara ini. Selain itu, lebih dari 22.000 orang meninggal akibat penyakit ini.

Salah satu faktor tingginya angka kematian adalah kurangnya pengetahuan tentang cara mendeteksi kanker payudara pada tahap awal. Diketahui bahwa sekitar 70% pasien terdiagnosis sudah berada pada tahap lanjut.

Gejala Awal Kanker Payudara

Kanker merupakan kondisi di mana sel-sel kehilangan kendali normalnya, mengakibatkan pertumbuhan yang tidak teratur, cepat, dan tidak terkendali. Berikut adalah tanda-tanda awal yang memerlukan pemeriksaan ke dokter:

  1. Perubahan bentuk, ukuran, atau kontur payudara.
  2. Benjolan di payudara, yang terkadang terasa nyeri.
  3. Nyeri pada payudara.
  4. Cairan dari puting, bisa berwarna darah atau bening.
  5. Retraksi puting.
  6. Distorsi pada payudara.
  7. Pembengkakan atau peradangan.
  8. Kulit payudara atau puting menjadi kemerahan.

Langkah Selanjutnya untuk Pemeriksaan 

Jika Anda menemukan tanda-tanda tersebut, terutama benjolan atau perubahan saat melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri), jangan panik. Benjolan tidak selalu berarti kanker. Berikut langkah yang bisa diambil:

  1. Periksa Payudara secara Klinis. Jika Anda mencurigai adanya kanker payudara setelah SADARI, segera lakukan pemeriksaan klinis.
  2. Konsultasi dengan Dokter Spesialis Onkologi. Untuk memastikan apakah gejala tersebut adalah kanker payudara atau tidak, bicarakan dengan dokter spesialis.

Jadwal Pemeriksaan Rutin:
– Wanita usia 20-40 tahun: setiap 2 tahun.
– Wanita di atas 40 tahun: setiap tahun.

USG Payudara dan Mamografi

Skrining melalui USG payudara dan mamografi adalah penting untuk melengkapi pemeriksaan SADARI dan klinis. Banyak orang baru menyadari adanya masalah saat benjolan sudah cukup besar (sekitar 1 cm).

Pedoman Usia untuk Skrining:
– USG Payudara: untuk wanita di bawah 40 tahun.
– Mamografi: untuk wanita di atas 40 tahun.

Pemeriksaan ini sebaiknya diulang setiap 2-3 tahun, atau setiap tahun bagi wanita di usia 50 tahun ke atas.

Pentingnya Skrining Payudara

Gejala awal kanker payudara sering kali tidak disadari, sehingga banyak yang baru memeriksakan diri saat sudah stadium lanjut. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan SADARI secara rutin.

Selain itu, lakukan pemeriksaan klinis, USG payudara, dan mamografi secara berkala untuk menjaga kesehatan payudara. (*)

Renungan Harian Kristen, Kamis, 19 September 2024: Apakah Anda Terus Bersama Yesus?

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Kamis, 19 September 2024 berjudul: Apakah Anda Terus Bersama Yesus?

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Lukas 22:28

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Apakah Anda Terus Bersama Yesus?

Lukas 22:28– Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.

Pengantar:

Apakah ada pencobaan dari Tuhan? Jawabnya, dalam renungan hari ini, ya, bisa, yaitu dalam situasi rancangan Tuhan. Hal yang menarik dalam renungan ini, dituliskan bahwa sesungguhnya hal itu bukan pencobaan kepada kita, melainkan pencobaan kepada kehidupan Anak Allah yang ada dalam kita (melalui kelahiran baru). Masalahnya, apakah kita berjalan terus bersama dengan Yesus?

Renungan Harian Kristen, Kamis, 19 September 2024

Memang benar bahwa Yesus Kristus tinggal bersama dengan kita melalui semua pencobaan kita, tetapi apakah kita akan terus bersama Dia melalui pencobaan-Nya?

Banyak di antara kita berbalik dari bersama dengan Yesus, justru ketika kita mempunyai pengalaman tentang hal yang dapat dilakukan-Nya.

Perhatikanlah bila Allah mengubah situasi Anda untuk melihat, apakah Anda terus bersama dengan Yesus atau berpihak pada dunia, kedagingan, dan iblis. Kita mengenakan nama-Nya, tetapi apakah kita berjalan terus bersama Dia? Atau, seperti dikatakan dalam Yohanes 6:66, “Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia”.

Pencobaan-pencobaan yang dialami Yesus berlanjut sepanjang hidup-Nya di bumi, dan itu akan berlanjut sepanjang hidup Anak Allah dalam diri kita. Apakah kita akan berjalan terus bersama Yesus dalam kehidupan yang sedang kita hayati sekarang?

Kita mempunyai pemikiran bahwa kita harus melindungi diri dari hal yang diizinkan Allah terjadi dalam hidup kita, tetapi jangan pernah bersikap demikian!

Allahlah yang merancang situasi kita, dan apa pun bentuknya kita harus berusaha untuk menghadapinya serta terus-menerus tinggal bersama Dia dalam pencobaan-Nya. Pencobaan itu adalah pencobaan-Nya, bukan pencobaan kepada kita, tetapi pencobaan kepada kehidupan Anak Allah yang ada dalam kita. Kehormatan Yesus Kristus dipertaruhkan dalam kehidupan jasmani kita. Apakah kita tetap setia kepada Anak Allah dalam segala sesuatu yang menyerang hidup-Nya dalam kita?

Apakah Anda akan terus bersama Yesus? Jalannya melalui Getsemani, melalui gerbang kota, dan “di luar perkemahan” (Ibrani 13:13). Jalannya sunyi dan terus berlanjut sampai tidak ada lagi tanda, bahkan bekas kaki untuk diikuti — hanya suara yang berkata, “ikutlah Aku” (Matius 4:19).

Demikian Renungan hari ini, Kamis, 19 September 2024 diambil dari Lukas 22:28 yang mengisahkan tentang Apakah Anda Terus Bersama Yesus? dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

PWI Pusat Tetapkan HPN 2025 di Provinsi Riau

0

Rapat pleno perdana pengurus PWI Pusat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PWI digelar di Jakarta, Rabu (18/9). Itu bertepatan setelah sebulan KLB PWI diselenggarakan pada 18 Agustus lalu.

“Agenda pertama dan utama adalah silaturahmi dan perkenalan antar- pengurus yang diamanahkan formatur hasil KLB PWI sisa masa bakti 2023 – 2028,” ujar Ketua Umum PWI Pusat, Zulmansyah Sekedang kepada media.

Hadir antara lain Ketua Dewan Kehormatan, Sasongko Tedjo dan Wakil, Timbo Siahaan beserta jajaran, Ketua Dewan Penasihat, Ilham Bintang dan Wakil Ketua, Atal S Depari beserta jajaran, Ketua Dewan Pakar, Dhimam Abror dan Sekretaris, Nurjaman Mochtar beserta jajaran.

Pengurus Harian, hadir Ketum PWI, Zulmansyah Sekedang, Sekretaris Jenderal, Wina Armada Sukardi dan Bendahara Umum, Marthen Selamet Susanto. Juga hadir ketua-kedua bidang, ketua-ketua komisi, ketua-ketua departemen dan para direktur program.

Dalam rapat pleno perdana, ada 10 keputusan yang dihasilkan. Paling penting antara lain segera menempati kantor PWI Pusat di lantai 4 Gedung Dewan Pers sebagaimana disarankan oleh Dewan Penasihat PWI, Tribuana Said, Atal S Depari dan anggota DK PWI, Banjar Chairuddin.

“Kepengurusan PWI hasil KLB adalah sah, legal dan sesuai konstitusi PD PRT PWI. Ayo segera kita tempati kantor PWI di lantai 4 Dewan Pers. Saya siap bersama-sama dengan pengurus PWI hasil KLB untuk menempati kantor PWI Pusat. Merdeka.” kata Atal S Depari, mantan Ketum PWI Pusat 2018-2023 memberi semangat.

Rapat pleno PWI Pusat juga menetapkan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 tetap diselenggarakan di Provinsi Riau sesuai hasil Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) PWI pada HPN 2024 lalu. Karena itu, PWI Provinsi Riau diamanahkan tetap berkomunikasi dengan pemerintah dan mitra di daerah.

Pengurus PWI Provinsi yang belum dilantik, seperti PWI DKI Jakarta, PWI Sumatera Barat dan PWI Papua Barat Daya, diharapkan segera menetapkan tanggal pelantikan untuk dikukuhkan dan dilantik PWI Pusat.

“Pengurus PWI Provinsi yang sah dan legal adalah hasil konferensi provinsi. Abaikan saja PWI plt-plt yang bukan hasil konferprov. Semuanya PWI plt-plt tidak sah dan ilegal. Tak perlu ditanggapi,” tegas Zulmansyah.

Begitu pun soal UKW mandiri yang akan diselenggarakan PWI Jabar, PWI Jatim dan PWI Jateng, diminta segera berkoordinasi dengan Direktur UKW PWI Pusat, Aat Surya Safaat.

Ilham Bintang selaku Ketua Dewan Penasihat mengingatkan kepengurusan baru PWI Pusat agar menjaga etika, moralitas dan integritas profesi. “Jangan sampai kasus cash back berulang. Buat malu PWI se-Indonesia. Wartawan harus menjaga etika dan perilakunya sesuai KEJ dan KPW PWI,” tegas Ilham Bintang.

Secara defakto, PWI hasil KLB sudah mendapatkan pengakuan dari lembaga negara dan kementerian negara. Apalagi, aktanya sudah terbit. Karena itu, semua kegiatan seperti UKW, SJI, pelantikan pengurus dan perpanjangan KTA PWI segera dilakukan. (*)

Usmas Jasad: Kesalehan Individu Lahirkan Kesalehan Sosial

0

Islam bukan saja mengajarkan untuk membangun pribadi yang baik, tetapi juga untuk membangun masyarakat yang baik. Pribadi yang baik sering disebut sebagai kesalehan individu, sementara masyarakat yang baik sering disebut sebagai kesalehan sosial.

“Idealnya kesalehan individu itu mampu melahirkan kesalehan sosial, tetapi kenyataan yang sering terjadi adalah kesalehan individu belum mampu melahirkan kesalehan sosial,” kata Ketua Lembaga Dakwah Komunitas Muhammadiyah Sulsel, Dr Usman Jasad.

Hal itu ia kemukaan dalam ceramahnya pada Pengajian Bulanan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yang dirangkaikan Perayaan Maulid Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW), di Masjid Subulussalam Al-Khoory Kampus Unismuh, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Selasa, 17 September 2024.

Pengajian dan perayaan maulid dihadiri Wakil Rektor I Dr Burhanuddin, Wakil Rektor II Prof Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor III/IV Dr KH Mawardi Pewangi, para pimpinan fakultas dan lembaga, serta dosen, karyawan, dan mahasiswa Unismuh Makassar.

“Kalau ada orang melakukan puasa Ramadhan tetapi sering berbohong, setiap tahun berqurban tapi juga sering mengorbankan orang lain, melakukan ibadah haji tetapi suka menipu, rajin shalat tetapi menghardik dan tidak menyantuni fakir miskin, itu berarti orang tersebut baru memiliki kesalehan individu dan belum memiliki kesalehan sosial,” kata Ustadz Ujas, sapaan akrab Usman Jasad.

Ustadz Ujas kemudian mengutip Qur’an Surah ke-107, Surah Al-Ma’un yang terjemahannya, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.”

“Jadi orang yang tidak memiliki kesalehan sosial, oleh Alqur’an disebut sebagai orang yang mendustakan agama. Puasa, qurban, haji, dan shalatnya dianggap dusta karena dia tidak memiliki kesalehan sosial,” kata Ustad Ujas.

Salah satu wujud dari kesalehan sosial itu, lanjutnya, adalah masyarakat yang baik. Masyarakat yang baik telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan sebutan ‘Masyarakat Madani.’

Madani berasal dari Bahasa Arab dari kata ‘tamaddun’ yang berarti peradaban. Dalam Bahasa Inggris dikenal dengan kata ‘civilization’ yang juga berarti peradaban. Makanya ada yang menyamakan antara masyarakat madani dengan civil society.

Ustadz Ujas mengatakan, Rasulullah diutus untuk mengubah masyarakat jahilliyah yang biadab menjadi masyarakat madani yang berakhlak. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Baihaqiy)

“Jadi masyarakat yang berakhlak itulah masyarakat madani. Masyarakat yang tidak berakhlak itulah masyarakat jahiliyah. Masyarakat yang buang sampah pada tempatnya, itulah masyarakat madani. Masyarakat yang buang sampah sembarangan itulah masyarakat jahiliyah. Masyarakat yang tertib berlalu lintas, itulah masyarakat madani. Masyarakat yang tidak tertib berlalu lintas itulah masyarakat jahiliyah,” tutur Ustadz Ujas.

Ustad Ujas yang sehari-hari dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, menyebut empat ciri masyarakat madani.

Pertama adalah lingkungannya bersih. Ciri masyarakat madani yang kedua yaitu lingkungannya teratur. Ciri masyarakat madani yang ketiga adalah menghargai perbedaan.

“Ciri masyarakat madani yang keempat adalah masyarakatnya menjalankan tugas amar ma’ruf nahi munkar. Amar ma’ruf artinya mengajak kepada kebaikan. Nahi munkar artinya mencegah kemungkaran,” kata Ustadz Ujas. (*)

Film Indonesia Women From Rote Island Lolos ke Piala Oscars

0

Film Indonesia Women From Rote Island lolos seleksi untuk mengikuti kompetisi Piala Oscars ke-97 di Amerika Serikat. Komite Seleksi Oscar Indonesia yang dipimpin oleh aktor Deddy Mizwar telah memutuskan untuk mengutus film Women from Rote Island, karya sutradara Jeremias Nyangoen, untuk mewakili Indonesia dalam ajang Piala Oscars ke-97 untuk kategori Film Fitur Internasional.

Keputusan ini diambil setelah komite menonton sejumlah film unggulan Indonesia dan melakukan diskusi mendalam. Pertunjukan dan diskusi khusus berlangsung di bioskop MD Pictures di kawasan Kuningan, Jakarta.

Sebelumnya, terdapat sekitar 16 judul film yang telah diseleksi oleh komite sejak awal bulan. Komite Seleksi Oscar Indonesia, yang dibentuk oleh Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) dan diakreditasi oleh Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS), terdiri dari sembilan profesional dan pengamat perfilman: Deddy Mizwar, Cesa David Lukmansyah, Edwin Nazir, Garin Nugroho, Ilham Bintang, Ratna Riantiarno, Slamet Rahardjo, Thoersi Argeswara, dan Widyawati.

Sinopsis Fillm Women From Rote Island

Women from Rote Island mengisahkan tentang Orpa (Merlinda Dessy Adoe), seorang ibu tunggal dari tiga anak perempuan yang sedang berduka setelah suaminya, Abram, meninggal. Orpa menunda penguburan jenazah Abram karena menunggu kepulangan anak sulungnya, Martha (Irma Novita Rihi), yang bekerja sebagai TKI di Malaysia.

Setelah delapan hari menunggu, Martha akhirnya pulang, tetapi ia terlihat depresi dan menyimpan banyak luka. Ternyata, ia adalah korban kekerasan seksual dari majikannya di Malaysia. Sayangnya, alih-alih mendapatkan dukungan, Martha kembali menghadapi diskriminasi di kampung halamannya, membuat keluarga Orpa semakin tertekan.

Berpartisipasi Sejak 1987

Indonesia telah berpartisipasi dalam Piala Oscars untuk kategori Film Fitur Internasional sejak 1987. Penghargaan ini diberikan setiap tahun kepada film panjang yang diproduksi di luar Amerika Serikat dan sebagian besar menggunakan bahasa non-Inggris.

Hingga kini, Indonesia belum berhasil meraih piala bergengsi tersebut. Film Nagabonar, disutradarai oleh MT Risyaf dan dibintangi Deddy Mizwar, adalah film pertama yang dikirim ke Academy Awards.

Beberapa film Indonesia lainnya yang pernah ikut serta adalah Surat dari Praha, Turah, Perempuan Tanah Jahannam, Kucumbu Tubuh Indahku, Ngeri-Ngeri Sedap, dan yang terbaru Autobiography.

Dalam rapat Komite Seleksi, Deddy Mizwar mengharapkan dukungan aktif dari semua pihak terkait industri film untuk menyukseskan partisipasi Indonesia di Piala Oscars. Ia menekankan pentingnya peran pemerintah dalam membiayai promosi film tersebut di ajang internasional.

“Hasil evaluasi kami menunjukkan bahwa dukungan promosi film di Piala Oscars masih lemah. Ini menyulitkan panitia untuk menarik perhatian juri dan publik. Misi kita bukan hanya untuk meraih Oscars, tetapi juga menempatkan film Indonesia di peta perfilman dunia,” jelas Deddy.

Perhelatan Oscars ke-97 akan diadakan pada 2 Maret 2025, disiarkan langsung dari Dolby Theatre di Ovation Hollywood, Los Angeles, California, ke lebih dari 200 wilayah di seluruh dunia. (*)

Resep Keripik Kentang, Camilan Sehat untuk MPASI

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Keripik Kentang. Kentang adalah bahan makanan yang serbaguna dan bisa diolah menjadi berbagai hidangan. Mengolah kentang sendiri di rumah memberikan kontrol penuh atas bahan yang digunakan, memastikan camilan lebih sehat dan bebas dari tambahan yang tidak diinginkan.

Snack kentang adalah pilihan yang sempurna untuk MPASI karena mudah dicerna dan kaya nutrisi. Rasanya yang enak membuatnya mudah untuk dikreasikan.

Dengan berbagai variasi resep, Anda bisa menciptakan variasi rasa yang menarik dan menyehatkan bagi si kecil. Yuk, coba kreasi snack kentang yang lezat dan bergizi!

Berikut ini adalah resep camilan kentang yang bisa Anda buat di rumah untuk si kecil. Dijamin lebih sehat dibandingkan membeli di luar!

Resep Keripik Kentang

Keripik kentang yang banyak dijual di supermarket seringkali mengandung bahan tambahan dan garam tinggi. Sebagai alternatif yang lebih sehat, Anda bisa membuat keripik ini sendiri di rumah.

Bahan:

  • 2 buah kentang besar
  • 2 sdt minyak zaitun
  • Garam secukupnya (opsional)

Cara Membuat Keripik Kentang

  1. Panaskan oven pada suhu 200 derajat Celsius (400 F) dan siapkan loyang yang telah dilapisi baking paper.
  2. Iris kentang tipis-tipis menggunakan pisau tajam atau mandolin agar hasilnya seragam. Masukkan ke dalam wadah.
  3. Tambahkan minyak zaitun dan sedikit garam, lalu aduk perlahan hingga semua kentang terlapisi.
  4. Susun irisan kentang di atas loyang, pastikan tidak saling menempel. Panggang selama 10 menit, lalu keluarkan dan balik sisi lainnya. Panggang kembali selama 7 menit.
  5. Keluarkan dari oven dan biarkan dingin. Keripik kentang siap dinikmati!

Jika Anda ingin menambahkan rasa, bisa juga menggunakan bubuk keju parmesan, bubuk rumput laut atau bumbu lain sesuai selera. Selamat mencoba! (*)

Resep Bugis Mandi, Cita Rasanya Unik dan Kenyal

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Bugis Mandi ala @kuesabine_bytutiputu. Kue Bugis Mandi adalah salah satu makanan tradisional yang berasal dari masyarakat Bugis di Sulawesi. Kue ini terkenal karena cita rasanya yang unik dan teksturnya yang kenyal.

Ciri-ciri Kue Bugis Mandi

Bahan Utama: Kue ini biasanya terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan air dan bahan lainnya. Isian yang umum digunakan adalah gula merah atau kelapa parut yang dicampur dengan gula.

Proses Pembuatan: Adonan yang telah dicampur kemudian dibentuk bulat atau pipih, diisi dengan gula merah atau kelapa, lalu dibungkus dengan daun pisang dan dikukus hingga matang.

Rasa: Kue ini memiliki rasa manis dari gula merah dan aroma khas daun pisang, serta tekstur yang kenyal.

Makna Budaya

Kue Bugis Mandi sering disajikan dalam berbagai acara adat atau perayaan, seperti pernikahan, syukuran, atau perayaan hari besar. Selain menjadi makanan penutup, kue ini juga memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan kebersamaan dan tradisi masyarakat Bugis.

Resep Bugis Mandi

(Untuk 40 buah)

Bahan Kulit:

  • 500 gr tepung ketan kemasan
  • 200 ml santan sedang
  • 100 ml Air blenderan daun suji dari 15 lbr daun suji
  • 3 sdm mìnyak sayur
  • 1 st garam
  • Beberapa tetes warna hijau tua

Cara Membuat Bugis Mandi

  • Campur semua bahan menjadi satu dalam baskom. Cairan jangan dimasukkan sekaligus. Bisa ditambah atau kurangi sedikit dari resep (andalkan feeling agar tekstur adonanya tidak lembek tapi padat lembut).
  • Uleni sampai tercampur rata dan kalis. Sisihkan.

Unti Kelapa

Bahan:

  • 1 btr kelapa agak muda, parut.
  • 250 gr gula merah, bisa tambah kalau suka manis.
  • 4 sdm gula pasir
  • 1 st garam
  • 2 lbr daun pandan, simpulkan.
  • 1/2 st panili bubuk
  • 50 ml air

Cara Membuat:

  1. Masak semua bahan, kecuali kelapa. Sampai agak larut.
  2. Masukkan kelapa. Aduk-aduk kurang lebih 15 menit. Masak api sedang. Angkat dan dinginkan, lalu bulat-bulatkan.

Bahan Vla:

  • 150 gr tepung beras
  • 2 sdm maezena
  • 700 ml santan kental
  • 2 sdm susu SKM
  • 1/2 st garam
  • Masak semua bahan. Aduk pakai whisk sampai meletup. Tekstur vlanya kental berjejak, sisihkan.

Penyelesaian:

  1. Timbang bahan kulit masing-masing 25 gr, isi dengan Unti. Bulatkan. Lakukan untuk semua adonan.
  2. Susun di kukusan yang sudah dialasi daun dan diolesi minyak sayur. Daun atau plastik tahan panas. Kukus selama 10 menit. Sesekali buka tutup. Sajikan dengan vla atau tanpa vla.
Selamat mencoba. (*)

Naturalisasi Itu Apa? Ini Penjelasan dan Syarat-syaratnya

0

Belakangan ini, isu naturalisasi pemain di Timnas Indonesia kembali mencuat. Peter Frans Gontha, mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, mengungkapkan kekecewaannya melalui akun Instagramnya, @petergontha. Ia mengkritik dominasi pemain naturalisasi di timnas yang dinilai dapat mencemarkan martabat bangsa.

Keriuhan tersebut memicu warganet untuk mempertanyakan asal-usul penggawa Timnas Indonesia. Beberapa pemain memiliki darah Indonesia, baik dari ibu atau ayah WNI, seperti Jordi Amat, Ivar Jenner, dan Shayne Pattynama. Mereka menjalani proses naturalisasi khusus meskipun tidak memenuhi syarat tinggal di Indonesia minimal lima tahun berturut-turut.

Mereka tidak mengikuti jalur naturalisasi umum karena sudah memiliki status Warga Negara Indonesia (WNI). Hal ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, khususnya Pasal 4 huruf c, d, dan h.

Pemain keturunan dari ayah WNI dan ibu WNA, atau sebaliknya, diakui sebagai WNI secara sah oleh undang-undang. Mereka hanya perlu mendaftar kepada Menteri melalui pejabat atau perwakilan Republik Indonesia, sesuai dengan Pasal 41 UU yang sama. Setelah itu, mereka melepaskan status kewarganegaraan ganda.

Apa yang Dimaksud dengan Naturalisasi?

Naturalisasi, atau pewarganegaraan, adalah proses hukum untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yang mengubah status seseorang dari Warga Negara Asing (WNA) menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Pemain naturalisasi pertama dalam sejarah Timnas Indonesia adalah Arnold van de Vin, lahir di Semarang, Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai kiper handal pada masa Hindia Belanda dan pernah bermain untuk klub Excelsior di Surabaya serta Persija Jakarta, di mana ia membantu tim meraih gelar juara perserikatan.

Menurut Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, WNA dapat mengajukan permohonan naturalisasi dengan beberapa kriteria, termasuk:

  1. Permohonan oleh WNA itu sendiri.
  2. Perkawinan campur.
  3. Pemberian kewarganegaraan bagi WNA yang berjasa atau demi kepentingan negara.
  4. Kewarganegaraan bagi anak yang belum memiliki status kewarganegaraan.

Syarat-syarat Naturalisasi

Pemohon harus memenuhi syarat berikut:

  • Berusia 18 tahun atau sudah menikah.
  • Tinggal di Indonesia selama minimal 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.
  • Sehat jasmani dan rohani.
  • Mampu berbahasa Indonesia dan mengakui Pancasila serta UUD 1945.
  • Tidak pernah dijatuhi hukuman penjara 1 tahun atau lebih.
  • Tidak memiliki kewarganegaraan ganda.
  • Memiliki pekerjaan dan/atau penghasilan tetap.
  • Membayar biaya naturalisasi.
  • Mengajukan permohonan secara tertulis dengan lampiran yang ditentukan. (*)

5 Cara Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Peroleh Status WNI

0

Belakangan ini, isu naturalisasi pemain di Timnas Indonesia kembali mencuat. Peter Frans Gontha, mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, mengungkapkan kekecewaannya melalui akun Instagramnya, @petergontha. Ia mengkritik dominasi pemain naturalisasi di timnas yang dinilai dapat mencemarkan martabat bangsa.

Keriuhan tersebut memicu warganet untuk mempertanyakan asal-usul penggawa Timnas Indonesia. Merespons hal ini, akun @idextratime dan @strootsy memberikan penjelasan mengenai bagaimana para pemain dapat memperoleh status Warga Negara Indonesia (WNI).

Aturan Naturalisasi Pemain Keturunan

Beberapa pemain naturalisasi terbaru memiliki darah Indonesia, baik dari ibu atau ayah WNI, seperti Jordi Amat, Ivar Jenner, dan Shayne Pattynama. Mereka menjalani proses naturalisasi khusus meskipun tidak memenuhi syarat tinggal di Indonesia minimal lima tahun berturut-turut.

Mereka tidak mengikuti jalur naturalisasi umum karena sudah memiliki status Warga Negara Indonesia (WNI). Hal ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, khususnya Pasal 4 huruf c, d, dan h.

Pemain keturunan dari ayah WNI dan ibu WNA, atau sebaliknya, diakui sebagai WNI secara sah oleh undang-undang. Mereka hanya perlu mendaftar kepada Menteri melalui pejabat atau perwakilan Republik Indonesia, sesuai dengan Pasal 41 UU yang sama.

Setelah itu, mereka melepaskan status kewarganegaraan ganda. Proses ini juga diikuti oleh pemain lain, seperti Justin Hubner.

Bagi yang masih ragu, mereka dapat merujuk pada kata-kata motivasi kapten Timnas, Jay Idzes, saat melawan Arab Saudi dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Idzes menegaskan, “Kita layak di sini… Jangan lupa untuk siapa kalian bermain, untuk keluargamu, untuk negaramu, untuk kebanggaanmu!”

Cara Pemain Naturalisasi Dapatkan Status WNI

Berikut adalah lima cara penggawa Timnas Indonesia memperoleh status WNI:

Full-Blood (WNI Sejak Lahir)

Pemain yang lahir dari orang tua asli Indonesia. Contoh: Marselino Ferdinan dan Rizky Ridho.

Half-Blood (WNI Sejak Lahir)

Pemain dari perkawinan campuran antara WNI dan WNA, seperti Ronaldo Kwateh dan Ji Da Bin.

Diaspora Keturunan

Pemain yang lahir dan besar di luar Indonesia namun memiliki darah keturunan Indonesia. Contoh: Elkan Baggott (WNI sejak lahir) dan Jay Idzes serta Sandy Walsh (melalui proses naturalisasi).

Keturunan Blijvers

Pemain yang tidak memiliki darah keturunan langsung dari orang tua, namun memiliki nenek moyang yang tinggal di Indonesia pada era Hindia Belanda, seperti Maarten Paes dan Nathan Tjoe-A-On.

Bukan Keturunan/Blijvers

Pemain yang terlahir sebagai WNA tanpa garis keturunan Indonesia, yang kemudian memenuhi syarat naturalisasi dengan tinggal di Indonesia minimal lima tahun. Contoh: Marc Klok dan Cristian Gonzales.

Dengan latar belakang yang beragam, para pemain memiliki tujuan yang sama: memberikan yang terbaik bagi Timnas Indonesia dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Naturalisasi bukan sekadar proses administratif, tetapi juga bentuk komitmen dan cinta kepada negara yang mereka bela. (*)