Beranda blog Halaman 429

Hari Jadi Sinjai ke-460, Disdik Raih Penghargaan

0

Pj Bupati Sinjai, TR Fahsul Falah menyerahkan sejumlah penghargaan di peringatan Hari Jadi ke-460 Sinjai. Dinas Pendidikan Sinjai, Irwan Suaib merupakan salah satu perangkat daerah yang diganjar penghargaan.

Penghargaan yang diterima Dinas Pendidikan, yakni Predikat Penilaian Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Diterima langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Sinjai, Irwan Suaib.

Dalam piagam itu, diterangkan bahwa penghargaan yang diberikan adalah opini pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik Ombudsman tahun 2023. Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian penyelenggaraan pelayanan publik Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai.

Irwam Suaib Kepala Dinas Pendidikan Sinjai mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan. Menurutnya, penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus bekerja dan berkarya dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.

“Alhamdulillah, ini akan menjadi semangat bagi kami di jajaran Dinas Pendidikan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” ucap irwan Suaib.

Diketahui, Pemkab Sinjai meraih penghargaan predikat zona hijau dan mendapatkan opini kualitas tinggi dari Ombudsman Republik Indonesia atas kepatuhan standar pelayanan publik yang dilaksanakan.

Diperolehnya predikat zona hijau ini, berkat standar pelayanan publik yang dilakukan oleh 4 OPD Kabupaten Sinjai dan 2 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) berkualitas tinggi.

Capaian ini berdasarkan hasil penilaian Ombudsman, dimana pelayanan publik di Kabupaten Sinjai masuk dalam zona hijau dengan opini kualitas tinggi, kategori B dengan perolehan nilai 84.59.

Selain Dinas Pendidikan, tiga perangkat daerah lainnya juga mendapat penghargaan. Yakni, Dinas Sosial, Dinas PMPTSP dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Sinjai. Sedangkan PKM yang dimaksud adalah PKM Kampala dan PKM Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur.

Pada peringatan HJS ke-460 ini berlangsung di Halaman Rumah Jabatan Bupati Sinjai. Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Pemprov Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari hadir bersama rombongan mewakili Pj Gubernur Sulsel.

Hadir pula sejumlah tokoh penting. Antara lain, Bupati, Wakil Bupati, dan Sekda Sinjai pada masanya. Anggota DPRD Sulsel dan DPRD Kabupaten Sinjai. Forkopimda, Kepala Perangkat Daerah, Instansi Vertikal, BUMN, BUMD, Camat, Lurah, Kepala Desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh wanita. (Adv)

Laporan: A Abdul Haris

Resep Kue Lumpur, Versi Asin

Kue Lumpur yang biasa dimakan, teksturnya lembut dan manis. Tapi resep by “wawa wiati ini”, versinya asin.

Bedanya tidak hanya dari faktor rasa manis atau asin. Yang rasa manis, tentu ada rasa khas enaknya. Demikian yang versi asin, juga tentu ada rasa khas enaknya.

BAHAN:

-300 gram terigu

-1000 ml santan

-2 butir telur, dikocok lepas

-2 sdm minyak

-sejumput kunyit bubuk (boleh diskip atau ganti dengan pewarna kuning tua

-secukupnya garam sesuai selera

-secikupnya kaldu bubuk, sesuai selera

CARA MEMBUAT:

1.Campur terigu , santan, garam, kaldu bubuk,.kuniyt bubuk..Aduk dengan whisk sampai licim dan.rata.

2.Masukkan minyak dan telur, aduk rata, saring bila.perlu. Adonannya encer ya. Jangan kaget, setelah matang dan dingin, teksturnya makin padat.

Topping Ayam

-250 gram daging cincang

-3 siung bawang purih, cimcang halus

-4 siung bawang merah, cincang halus

-1.sdt saus tiram

-1 sdm kecap manis

-gula, garam, merica, kaldu bubuk secukupnya

CARA MEMBUAT:

1.Tumis daun bawang, hingga harum. Masukkan daging ayam. Beri sedikit air, gula, garam, merica, Masak sampai airnya menyusut.

2.Masukkan saus tiram dan kecap manis. Masak sampai airnya habis. Jangan lupa tes rasa. Matikan api.

Taburan:

-2 batang seledri, iris halus

-2 batang daun bawang iris halus

-2 buah cabe keriting, iris halus

Penyelesaian:

1. Panaskan cetakan kue lumpur. Tuangkan adonan, biarkan sebentar, sampai.pinggirannya berkulit. Dan lapisan atas, tidak terlalu basah.

2.Beri topping, dan semua bahan taburan, tutup cetakan. Dan panggang sampai matang. Lalu angkat dan sajikan. (ana)

Resep Es Krim Aneka Rasa

Konon bila merasakan haus yang amat sangat,  sebaiknya makan es krim atau minum es jeruk, atau nimuman sejenis lemon.

Nah, berikut resep es krim by “anisa via vi”. Enak dan tidak ribet bikinnya. Beraneka rasa.

BAHAN:

-3 sachet skm

1.bks susu dancow

-1 gelas gula pasir sesuai selera

-3 gelas.belimning air untuk.memaaak adonan.

4 sdm.tepung maizena

-vasta buah untuk perasa.(vasta durian, moka, anggur sterowberry).

-1 adm sp ditim,.maaukkan dalam.keadaan cair

CARA MEMBUAT:

1. Susu, gula, tepung maizena, air 3 gelas belimbing, dimasak sampai meletup. Lalu angkat, dinginkan. Setelah dingin, masukkan adonan es krim ke freezer setengah baku. Lanjut keluarkan dari freezer, hancurkan seperti bubur.

2 Masukkan sp yang sudah ditim dalam keadaan cair, mix 5 – 15 menit sampai lembut. Lalu bagi beberapa bagian beri perasa sesuai selera. Ada rasa coklat pake good day, strowberry, yang putih pakai pasta vanilla. Lalu masukkan freezer lagi. Setelah itu, sajikan. (Ana)

Jibril Berikan Pelajaran dengan Menguji Nabi

0

Hadist dari Umar bin Khattab radhyallahu anhu menceritakan, “suatu ketika kami para aahabat duduk di dekat Rasulullah, Shallallahu Alaihi Wasallam. Tiba tiba muncul di hadapan kami seorang lelaki mengenakan kain yang sangat putih rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda tanda dia melakukan perjalanan dan tidak ada.seorang.pun di antara kami yang mengenalnya. Dia lalu duduk dihadapan Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi. Dia lalu berkata “Hai Muhammad beritahulah kepadaku tentang Islam”.

Rasulullah menjawab, ” Islam adalah, engkau bersaksi tidak.ada yang bsrhak.diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah jika engkau telah mampu melakukannya”. Lelaki lalu berkata, “engkau benar”.

Maka kami heran, ia yang bertanya. Ia pula yang membenarkannya. Dia bertanya lagi. Beritahukan kepadaku tentang iman”. Rasulullah menjawab, ” iman adalah, engkau beriman kwpada Allah malaikatNya, kitab kitabNya, para RasulNya, hari Alhir, dan beriman kepada.takdir Allah yang baik dan yang buruk”. Lelaki itu berkata lagi, “engkau benar”.

Tidak seleaai aampai disitu..Dia bertanya.lagi “Beritahukan kepadaku twntang ihsan”. Nabi menjawab” Hendaklah engkau beribadah kepada Allah, seakan-akan engkau melihatNya, Sesungguhnya, Dia melihatmu”.

Lalu bertanya lagi. “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat ? Nabi menjawab, “yang ditanya tidaklah lebih tahu dari pasa yang bertanya”.

Cara Jibril Beri Pelajaran

Lelaki itu bertanya lagi ” Beritahulah kepadaku tentang tanda tandanya”. Nabi menjawab, ” Jika seorang busak wanita telah melahirkan tuannya, jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki tanpa memakai baju (miakin, papa), serta pengembala kambing saling berlomba mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi”.

Lalu lelaki tersebut pergi, Aku lalu terdiam. Sehingga Nabi bertanya kepadaku. “Wahai Umar, tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi? “Aku menjawab,” Allah dan Rasulnya lebih mengetahui” Rasulullah bersabda, “Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama Islam”. (HR Muslim). (Ana)

Proses Metamorfosis Kecoa dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhinya

Proses metamorfosis kecoa sering disebut sebagai proses metamorfosis tidak sempurna atau metamorfosis sederhana. Alasannya karena metamorfosis pada kecoa hanya melewati tiga tahap perkembangan fase hidup yang relatif singkat—tahapan tersebut adalah telur, nimfa, dan dewasa.

Kecoa, sering kali dianggap sebagai makhluk yang tidak diinginkan, sebab keberadaannya cukup menjijikan dan berdampak negatif dalam kehidupan sehari-hari. Meski demikian, kecoa memiliki siklus hidup yang unik dan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan di sekitarnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan tentang proses metamorfosis dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya berikut ini

Proses Metamorfosis Kecoa

Berikut ini adalah tahapan-tahapan kecoa melakukan metamorfosis secara tidak sempurna:

1. Telur

Tahap telur dalam siklus hidup kecoa dimulai dengan kecoa betina yang meletakkan telur dalam ootheca, suatu kapsul yang melindungi telur dari lingkungan luar. Ootheca berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi telur dan membantu memastikan kelangsungan hidupnya. Sebelum meletakkan telur, kecoa betina telah melakukan perkawinan dan menerima sperma dari kecoa jantan. 

Telur-telur dalam ootheca ini kemudian mengalami proses pembuahan menggunakan sperma tersebut. Setelah melewati periode inkubasi tertentu, telur-telur tersebut menetas, dan fase berikutnya dalam siklus hidup kecoa dimulai: tahap nimfa.

2. Nimfa

Setelah menetas dari telur, kecoa memasuki tahap nimfa dalam siklus hidupnya. Nimfa merupakan bentuk muda kecoa yang belum sepenuhnya matang secara seksual dan morfologis.

Meskipun sudah menunjukkan kemiripan dengan kecoa dewasa dalam beberapa aspek, seperti struktur tubuh dan antena, nimfa memiliki perbedaan yang mencolok. Salah satunya adalah kurangnya sayap yang sepenuhnya berkembang, yang membedakannya dari kecoa dewasa yang memiliki sayap yang lebih besar dan berfungsi. 

Selain itu, kemampuan reproduksi nimfa juga belum sepenuhnya matang. Nimfa kecoa melalui serangkaian molting atau pergantian kulit sebagai bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Pergantian kulit ini memungkinkan nimfa untuk tumbuh, menyesuaikan ukuran tubuh, dan mendapatkan ciri-ciri dewasa seiring waktu.

Tahap nimfa memiliki peran penting dalam proses metamorfosis kecoa. Hal ini karena merupakan fase transisi antara bentuk muda dan dewasa. Proses molting pada nimfa menggambarkan bagaimana kecoa mengatasi pembatasan morfologis dan fungsional untuk mencapai kematangan seksual dan kecakapan reproduksi.

3. Dewasa

Pada tahap proses metamorfosis kecoa yang ketiga, kecoa telah mencapai kematangan seksual dan memiliki struktur tubuh yang lebih mirip dengan kecoa dewasa yang matang. Perubahan paling mencolok adalah berkembangnya sayap kecoa dewasa, yang membedakannya dari nimfa yang tidak memiliki sayap yang sepenuhnya berkembang. 

Organ reproduksi kecoa dewasa juga telah mencapai kematangan, memungkinkan mereka untuk melakukan aktifitas perkawinan dan melanjutkan siklus hidup dengan meletakkan telur. Kecoa dewasa memiliki peran penting dalam reproduksi dan distribusi populasi kecoa, sehingga mereka menjadi bagian integral dari ekosistem di mana mereka hidup.

Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Metamorfosis Kecoa

Berikut ini adalah beberapa faktor lingkungan yang memiliki peran penting dalam proses metamorfosis kecoa:

1. Suhu dan Kelembaban

Suhu dan kelembaban adalah faktor utama yang mempengaruhi perkembangan telur kecoa. Suhu yang optimal dan tingkat kelembaban yang tepat membantu dalam menentukan waktu inkubasi telur dan menentukan apakah telur akan menetas atau tidak.

Suhu yang tinggi dapat mempercepat proses inkubasi, sementara kelembaban yang rendah dapat mempengaruhi keberhasilan penetasan. Selain itu, suhu lingkungan juga mempengaruhi kecepatan molting pada tahap nimfa.

2. Ketersediaan Sumber Makanan

Faktor lingkungan yang berikutnya adalah ketersediaan sumber makanan. Kecoa membutuhkan nutrisi yang cukup selama tahap nimfa untuk tumbuh dan mengalami molting.

Ketersediaan makanan yang memadai dapat mempercepat proses molting dan menghasilkan kecoa dewasa yang lebih kuat.

Di lain sisi, ketidakstabilan atau kurangnya sumber makanan dapat memperlambat pertumbuhan kecoa dan bahkan mempengaruhi kemampuan reproduksinya setelah mencapai tahap dewasa.

Itulah penjelasan detail yang membahas tentang proses metamorfosis kecoa dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Dengan memahami bagaimana kecoa beradaptasi terhadap kondisi sekitarnya, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengelola lingkungan dan mengurangi dampak populasi kecoa yang dapat membahayakan kesehatan dan kenyamanan manusia. Semoga bermanfaat!

Proses Metamorfosis Capung dan Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhinya

Proses metamorfosis capung adalah jenis metamorfosis tidak sempurna, berbeda dengan metamorfosis pada kupu-kupu. Siklus perkembangan capung terdiri dari tiga tahap utama, yaitu telur, nimfa, dan capung dewasa.

Habitat capung meliputi rawa, hutan, dan lingkungan lainnya. Capung memerlukan air dan tumbuhan sebagai bagian dari ekosistemnya.

Proses Metamorfosis Capung

Berikut ini adalah proses dimana capung melakukan proses metamorfosis tidak sempurna. Simak baik baik penjelasannya:

1. Telur:

Proses metamorfosis dimulai telur capung. Capung betina biasanya meletakkan telur-telur ini di sekitar air, seperti di permukaan air atau di vegetasi di sekitar perairan. Telur capung mengandung materi genetik yang diperlukan untuk pembentukan individu baru. Fase ini berlangsung dalam waktu tertentu sebelum telur menetas menjadi nimfa.

Fase telur ini memiliki durasi waktu yang bervariasi tergantung pada spesies capung dan kondisi lingkungan sekitar. Selama periode ini, telur menjadi tempat di mana kehidupan baru capung dimulai. Setelah melewati periode yang ditentukan, telur akan menetas, membuka pintu bagi tahap berikutnya dalam metamorfosis capung, yaitu nimfa.

2. Nimfa

Setelah menetas dari telur, capung berada dalam bentuk nimfa. Nimfa capung merupakan bentuk pradewasa yang hidup di dalam air. Nimfa menjalani serangkaian molting atau pergantian kulit sebagai bagian dari pertumbuhannya.

Selama fase nimfa, capung berkembang biak dan mengalami pertumbuhan struktural sebelum mencapai tahap dewasa. Nimfa capung memiliki ciri-ciri tertentu, seperti penampilan dan perilaku yang berbeda dari capung dewasa. Makanan utama nimfa biasanya terdiri dari serangga kecil dan organisme air lainnya.

3. Capung Dewasa:

Setelah melalui serangkaian molting dan tahap perkembangan, nimfa akhirnya keluar dari air dan mengalami metamorfosis menjadi capung dewasa. Pada tahap ini, capung dewasa memiliki sayap yang berkembang sepenuhnya dan mampu terbang. Capung dewasa mencari pasangan untuk berkembang biak, dan siklus reproduksi capung dimulai kembali dengan betina meletakkan telur.

Capung dewasa seringkali memiliki kehidupan yang relatif singkat, terutama fokus pada reproduksi dan penyebaran genetik. Namun, peran mereka dalam ekosistem sangat penting.

Sebagai pemangsa di udara, capung dewasa membantu mengendalikan populasi serangga yang mungkin merugikan bagi tanaman dan ekosistem. Kehadiran mereka sebagai bagian dari rantai makanan juga memberikan dampak positif pada ekosistem air tempat larva mereka berkembang.

Proses metamorfosis capung memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, karena capung dewasa berperan sebagai predator bagi serangga yang mungkin menjadi hama. Setelah mengetahui proses metamorfosis pada capung, lalu bagaimana faktor lingkungan mempengaruhi proses metamorfosis pada capung?

Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Metamorfosis Capung

Faktor lingkungan memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi metamorfosis capung. Proses ini sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan, dan ada beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi metamorfosis capung antara lain:

1. Kondisi Habitat Perairan

  • Kualitas Air: Kualitas air yang baik sangat penting untuk kelangsungan hidup larva capung. Pencemaran air oleh bahan kimia, logam berat, atau zat beracun dapat merugikan perkembangan larva dan proses metamorfosis.
  • Suhu Air: Suhu air yang optimal mendukung pertumbuhan dan perkembangan larva capung. Perubahan suhu yang ekstrim dapat mempengaruhi kecepatan dan keberhasilan metamorfosis.

2. Ketersediaan Makanan

  • Jenis dan Ketersediaan Mangsa: Ketersediaan serangga dan organisme air kecil sebagai makanan larva capung adalah faktor kunci. Perubahan ekosistem air yang mengurangi jumlah mangsa dapat mempengaruhi pertumbuhan larva dan proses metamorfosis.

3. Habitat Darat:

  • Ketersediaan Tempat Bertelur: Capung bertelur di berbagai substrat di sekitar air. Perubahan dalam habitat darat, seperti kerusakan tumbuhan air tempat telur diletakkan, dapat mempengaruhi keberhasilan penetasan telur.

4. Perubahan Iklim

  • Perubahan Suhu dan Pola Hujan: Perubahan iklim dapat mempengaruhi suhu air dan pola hujan, yang pada gilirannya mempengaruhi habitat dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan oleh larva dan capung dewasa.

5. Predator dan Persaingan

  • Keberadaan Predator: Adanya predator seperti ikan atau serangga lain di habitat air dapat mempengaruhi kelangsungan hidup larva. Tingkat predasi yang tinggi dapat mengurangi jumlah larva yang berhasil mencapai tahap pupa.
  • Persaingan Intraspesifik: Kepadatan populasi larva capung juga dapat mempengaruhi tingkat persaingan antarindividu, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan larva.

Itulah penjelasan tentang proses metamorfosis capung dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Perlu diingat, jenis capung itu berbeda-beda—bisa jadi proses metamorfosis ini berbeda pada jenis capung yang lainnya.

Proses Metamorfosis Belalang, Siklus Hidup dan Faktor Lingkungan

Belalang tergolong pada ordo Orthoptera, serangga ini dikenal dengan kemampuan melompatnya yang jauh. Belalang merupakan hewan yang paling mudah ditemui di berbagai habitat persawahan. Belalang merupakan contoh dari salah satu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Lalu, bagaimana proses metamorfosis belalang?

Berikut ini adalah penjelasan siklus hidup, proses metamorfosis, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi proses metamorfosis belalang.

Siklus Hidup Belalang

Siklus hidup belalang dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: telur, nimfa, metamorfosis dan dewasa/imago.

  1. Telur: Siklus dimulai ketika betina meletakkan telur di tanah. Telur ini kemudian menetas menjadi nimfa, bentuk awal belalang yang masih sangat mirip dengan orang tuanya.
  2. Nimfa: Nimfa merupakan fase yang mengalami perkembangan bertahap. Nimfa lebih kecil dari belalang dewasa dan memiliki sayap yang belum berkembang sepenuhnya. Selama tahap ini, mereka aktif mencari makan dan tumbuh.
  3. Metamorfosis: Proses utama yang akan dijelaskan lebih lanjut (pada poin berikutnya). Di sini, nimfa berubah menjadi belalang dewasa dengan ciri-ciri yang lebih jelas dan sayap yang sepenuhnya berkembang.
  4. Dewasa/Imago: Belalang dewasa siap berkembang biak dan melanjutkan siklus hidupnya.

Proses Metamorfosis Belalang

Selanjutnya, bagaimana belalang melakukan metamorfosis tidak sempurna? Metamorfosis pada belalang terbagi menjadi tiga tahap utama, yaitu: molting, perubahan bentuk, dan pembentukan sayap.

1. Molting (Pergantian Kulit)

Molting, atau pergantian kulit, adalah salah satu proses metamorfosis belalang yang paling berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Belalang memiliki eksoskeleton, yaitu lapisan luar tubuh yang keras dan kokoh yang memberikan dukungan struktural. Eksoskeleton ini terdiri dari kitin, suatu substansi yang memberikan kekuatan dan kepadatan pada lapisan tersebut.

Proses molting dimulai ketika nimfa belalang mengalami fase pertumbuhan, di mana tubuh mereka tumbuh lebih besar dan eksoskeleton yang ada menjadi terlalu kecil. Pada titik ini, belalang memulai proses untuk melepaskan eksoskeleton lama mereka. Sebelum molting, belalang biasanya akan mencari tempat yang aman dan terlindungi, karena selama proses ini, tubuh mereka menjadi lebih rentan terhadap predator.

2. Perubahan Bentuk

Setelah melewati proses molting, belalang nimfa mengalami perubahan bentuk yang signifikan. Pergantian eksoskeleton membawa perubahan pada ukuran dan bentuk tubuh, memungkinkan mereka untuk terus tumbuh dan berkembang. Pada tahap ini, organ-organ dalam belalang juga mengalami modifikasi yang penting untuk mendukung fungsi tubuh yang lebih kompleks.

Pada prosesnya, belalang nimfa akan muncul dengan bentuk tubuh yang lebih besar dan proporsional setelah molting. Eksoskeleton yang baru memberikan dukungan struktural yang diperlukan untuk ukuran tubuh yang lebih besar ini. Proses ini memaksa mereka untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan tubuh mereka seiring bertambahnya usia dan ukuran.

3. Pembentukan Sayap

Pembentukan sayap menjadi tahap akhir yang mengesankan dalam metamorfosis belalang. Setelah melewati fase molting dan perubahan bentuk, belalang mulai mengalami proses dramatis di mana sayap mereka berkembang sepenuhnya. Proses ini sangat vital karena sayap memiliki peran krusial dalam mobilitas dan kelangsungan hidup belalang.

Pembentukan sayap dimulai setelah tahap perubahan bentuk, ketika belalang mulai mengalami perkembangan sayap sebagai bagian integral dari pertumbuhan mereka. Pada awalnya, sayap mungkin muncul sebagai kantong sayap yang belum berkembang sepenuhnya. Selama beberapa molting berikutnya, kantong sayap tersebut akan terus berkembang dan mengalami perubahan struktural yang mendukung fungsi sayap sebagai alat terbang.

Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Metamorfosis Belalang

Berikut ini adalah faktor-faktor linbgkungan yang mempengaruhi proses metamorfosis belalang.

  1. Suhu: Suhu yang optimal diperlukan untuk mengatur laju metabolisme dan pertumbuhan belalang. Pada suhu yang lebih tinggi, proses molting dan pertumbuhan dapat menjadi lebih cepat, sementara suhu yang rendah dapat memperlambat atau bahkan menghentikan proses metamorfosis.
  2. Kelembaban: Tahap molting membutuhkan kelembaban yang cukup untuk memastikan eksoskeleton lama dapat dilepaskan dengan lancar dan untuk mendukung perkembangan yang tepat pada eksoskeleton baru. Kelembaban yang rendah dapat menyebabkan masalah dalam proses molting dan mengakibatkan deformitas pada eksoskeleton baru.
  3. Sumber Makanan: Nutrisi yang memadai diperlukan untuk mendukung pertumbuhan yang optimal selama fase molting. Kekurangan sumber makanan dapat menghambat pertumbuhan belalang, mengakibatkan ukuran tubuh yang lebih kecil atau perkembangan yang tidak normal.
  4. Cahaya: Sinyal cahaya dapat berperan dalam mengatur siklus hidup dan aktivitas belalang. Misalnya, perubahan durasi hari cahaya dapat memberikan petunjuk untuk belalang dalam hal beraktivitas, mencari makan, atau mempersiapkan diri untuk tahap reproduksi.
  5. Kepadatan Populasi: Kepadatan populasi yang tinggi dapat menyebabkan kompetisi yang lebih besar untuk sumber daya, seperti makanan dan tempat berlindung, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup belalang.

Itulah penjelasan singkat siklus hidup, proses metamorfosis, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi proses metamorfosis belalang. Semoga bermanfaat.

7 Contoh Hewan Avertebrata, Ciri Khas dan Habitatnya

Apakah kamu sedang mencari contoh hewan avertebrata? Hewan-hewan yang tidak memiliki tulang belakang ini (avertebrata) memiliki karakteristik yang unik dan cukup menarik untuk dipelajari lebih dalam.

Meskipun tanpa tulang belakang, avertebrata memiliki karakteristik khusus yang memungkinkan mereka bertahan hidup dan berkembang di berbagai lingkungan. Berikut ini adalah 7 contoh hewan avertebrata, ciri khas dan habitatnya:

1. Ubur-ubur (Cnidaria):

    • Ciri Khas: Tubuh berbentuk payung (medusa), tentakel dengan sel penyengat (nematosista).
    • Habitat: Perairan laut dan air tawar.

Ubur-ubur, tergolong dalam kelompok Cnidaria, menampilkan karakteristik khas dengan tubuhnya yang berbentuk payung, yang dikenal sebagai medusa. Tubuh medusa ubur-ubur memiliki struktur seperti payung terbalik dengan bagian atas yang lebar dan tepi yang meruncing ke bawah. 

Ciri utama lainnya adalah keberadaan tentakel yang dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut nematosista. Tentakel ini memainkan peran penting dalam menangkap mangsa dan bertahan dari predator. Ubur-ubur memiliki kemampuan unik untuk bergerak secara vertikal di dalam kolom air, seringkali menjelajahi perairan laut dan air tawar dengan leluasa.

2. Cacing Pita (Platyhelminthes):

    • Ciri Khas: Tubuh pipih, struktur sederhana, beberapa dapat hidup sebagai parasit.
    • Habitat: Terdapat di berbagai lingkungan, termasuk dalam tubuh hewan sebagai parasit.

Cacing Pita, termasuk dalam kelompok Platyhelminthes, memiliki ciri khas dengan tubuh yang pipih dan struktur yang relatif sederhana. Tubuh pipih ini memungkinkan mereka untuk hidup di berbagai lingkungan, baik di dalam tanah maupun di dalam air. 

Salah satu ciri paling mencolok dari beberapa spesies cacing pita adalah kemampuan mereka untuk hidup sebagai parasit. Beberapa cacing pita dapat ditemukan di dalam tubuh hewan vertebrata, termasuk manusia, sebagai parasit internal.

3. Siput (Mollusca):

    • Ciri Khas: Tubuh lunak dilindungi oleh cangkang, kaki untuk gerakan, radula untuk makan.
    • Habitat: Darat, air tawar, dan laut.

Siput, yang termasuk dalam kelompok Mollusca, memperlihatkan karakteristik yang mencolok dengan tubuhnya yang lunak yang dilindungi oleh cangkang. Cangkang ini berperan sebagai pelindung dan memberikan struktur yang mendukung bagi siput. 

Siput memiliki kaki yang mereka gunakan untuk bergerak di sepanjang permukaan, baik itu di darat, di air tawar, atau di laut. Ciri unik lainnya adalah keberadaan radula, suatu struktur berupa sabit yang terletak di dalam mulut siput.

4. Serangga (Artropoda):

    • Ciri Khas: Tubuh tersegmentasi, eksoskeleton, kaki bersendi.
    • Habitat: Darat, air, udara; termasuk serangga seperti kumbang, lalat, dan semut.

Contoh hewan avertebrata berikutnya adalah Serangga. Hewan ini masuk dalam kelompok Artropoda, memperlihatkan ciri khas dengan tubuhnya yang tersegmentasi, eksoskeleton yang keras, dan kaki bersendi. Tubuh tersegmentasi mereka memungkinkan fleksibilitas gerakan dan pengembangan berbagai struktur tubuh yang berbeda.

5. Bintang Laut (Echinodermata):

    • Ciri Khas: Tubuh simetris radial, sistem saluran air.
    • Habitat: Laut, umumnya hidup di dasar laut.

Bintang laut, termasuk dalam kelompok Echinodermata, menonjol dengan ciri khas tubuhnya yang memiliki simetri radial. Tubuh bintang laut dirancang dengan bentuk yang sama di sekitar pusatnya, memberikan tampilan simetris yang mencolok. 

Salah satu fitur uniknya adalah keberadaan sistem saluran air, yang berperan dalam pernapasan, ekskresi, dan pergerakan.

6. Amuba (Protozoa):

    • Ciri Khas: Bentuk sel tak beraturan, bergerak menggunakan pseudopodia.
    • Habitat: Tanah, air laut dan air tawar

Amuba, termasuk dalam kelompok Protozoa, menampilkan ciri khas dengan bentuk selnya yang tak beraturan. Sel amuba tidak memiliki bentuk yang tetap dan dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan. 

Karakteristik utamanya adalah kemampuan bergerak menggunakan pseudopodia, yaitu ekstensi sel yang menyerupai kaki palsu yang digunakan untuk menjalar dan menangkap mangsa.

7. Cacing Tanah (Nematoda):

    • Ciri Khas: Tubuh silindris, saluran pencernaan, dapat ditemukan di berbagai habitat.
    • Habitat: Tanah, air tawar, dan dalam tubuh hewan.

Cacing tanah, atau Nematoda, memperlihatkan ciri khas dengan tubuhnya yang silindris dan struktur tubuh yang relatif sederhana. Meskipun tampak sederhana, cacing tanah memiliki saluran pencernaan yang memungkinkan mereka mencerna materi organik di lingkungan sekitar. 

Itulah 7 contoh hewan avertebrata, ciri khas dan habitatnya yang dapat kamu pelajari lebih dalam. Dengan mengetahui dan mempelajari hewan-hewan avertebrata kamu dapat menambah wawasan tentang keanekaragaman hayati yang ada.

Pola Hidup Ala Rasulullah, Bahagia itu Sederhana

0

Pola hidup sederhana ala Nabi, untuk mencapai kebahagian hidup tidak perlu dengan harta yang melimpah.

Justru banyak orang yang memiliki harta yang melimpah dan memiliki popularitas tinggi, namun jiwanya gersang dan merasa tidak bahagia.

Bahagia itu, sederhana. Sederhana dalam menyikapi hidup. Meski sederhana, bisa membuat seseorang merasa bahagia selama terus bersyukur.

Sederhana tidak berarti melulu miskin. Sederhana yang berarti memiliki sikap yang menerima keadaam dirinya. Namun memaksimalkan porensi dirinya.

Islam mengajarkan kehidupan sederhana dan tidak berlebihan. (Dalam QS Al Isea ayat 29 . Allah berfirman yang artinya “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu oleh lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya. Karena itu, kamu menjadi tercela dan menyesal”.

Pola hiudup sederhana sudah dicontohkan oleh suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW. Dari Malik bin Dinar ra dia berkata yang artinya , ” Raaulullah SAW tidak pernah merasa kenyang karena makan roti. Atau kenyang karena makan daging. Kecuali jika aedang menjamu tamu, maka beliau makan aampai kenyang”. (HR Tirmidzi)

Rasa Damai

Dengan hidup.sedeehana biaa.membuat merasa.damai dan bahagia dan lebih banyak bersyukur. Namun untuk.mewujidkan.hidup sederhana, memerlukan tekad dan motivasi yang kuat. Kalaupun.memiliki harta yang banyak, tapi menjadikan harta dan.hidupnya lebih berarti dan bisa bermanfaat untuk orang lain. Disini terlihat sederhana tepi luar biasa. (PPMI/ana)

Tiru Jalan Kehidupan Kupu-kupu, Bermetamorfosis Secara Mandiri

0

Manusia perlu meniru jalan kehidupan kupu-kupu. Makhluk hewan yang cantik ini, sungguh luar biasa. Menapaki jalan hidupnya, benar-benar bebas dan tanpa campur tangan pihak lain.

Luar biasa Allah mrnciptakan machluk kupu-kupu yang bisa hidup bebas berkeliaran di muka bumi ini tanpa bantuan atau perlindungan dari makhluk lain. Benar-benar bermetamorfosis secara mandiri.

Kupu-kupu tidak diperanakkan atau tidak dilahirkan oleh sesamanya kupu-kupu. Melainkan berasal dari sekor ulat, lalu bermetamorfosis menjadi kepompong, selanjutnya lagi bermetaforsis menjadi kupu-kupu yang cantik. Rasanya tidak ada makhluk yang istimewa dan unik seperti kupu-kupu. Agaknya dia hanya satu satunya makhluk di dunia ini, menjalani hidupnya seperti itu.

Tidak diperanakkan, tidak dibina oleh makhluk lain, bahkan oleh sejenisnya sendiri. Karena itu, kupu-kupu bebas bekerliaran dimana -mana tanpa beban. Dia pun bebas mencari makabannya sendiri tanpa dihalangi oleh makhluk lain. Karena itu makhluk yang satu ini sangat sulit ditangkap. Sebab itu memang jalan kejidupannya tanpa bantuan dan campur tangan pihak lain. Tanpa dipelihara pun dia bisa hidup dan bersenang senang terbang kesana kemari.

Manusia Mandiri

Manusia sebaIknya juga seperti itu, meniru jalan hidup kupu kupu, yang tanpa.harus merengek bergantung, meminta bantuan kepada orang lain. Melainkan menxari kehidupannya secara mandiri.

Masa kupu-kupu yang makhluk hewan itu, badannya pun kecil hanya sebesar kepalan tangn, bisa tumbuh dan hidup bebas.dengan figurnya uang indah cantik berwarna warni. Berkilau di malam hari. Sehingga dia pun bisa menolong, menampakkan cahaya di dalam kegelapan.

Manusia yang seperti Jalan hidupnya kupu-kupu, pasti pula tanpa beban. Tak perlu memikirkan harus balas budi. Karena mencapai jasil tanpa bergantubg kepada orang lain.

Yuk, kita tiru kehodupan kupu-kupu. (Ana)