Renungan Harian Katolik, Selasa 5 Juli 2022: I’m Not ‘Doctor Strange’, But I’m a Good Doctor

Renungan Harian Katolik hari ini, Selasa 5 Juli 2022 berjudul: “I’m Not ‘Doctor Strange’, But I’m a Good Doctor”.

Renungan Harian Katolik hari ini, Selasa 5 Juli 2022 dikutip dari halaman website renunganlenterajiwa. Sebagai penulis Fr. Januarius Heatubun.

Hari Biasa (H)

- Iklan -

Hos. 8:4-7, 11-13; Mzm. 115:3-4, 5-6, 7ab-8, 9-10; Mat. 9:32-38.

Marvel Cinematic Universe atau sering dikenal lain dengan singkatan MCU adalah lembaga produksi film ternama asal Amerika Serikat yang banyak digemari oleh peminat layar lebar melalui suguhan film-film menarik.

Banyak film-filmnya menampilkan tokoh-tokoh super hero hebat. Pada tahun 2022 telah dirilis salah satu film yang menarik banyak peminat, yakni ‘Doctor Strange: in the Multiuniverse of Madness’ yang merupakan serial lanjutan dari film Doctor Strange yang dirilis tahun 2016 lalu.

- Iklan -

Karakter super hero ini dihadirkan dengan keahliannya dalam memanipulasi ilmu sihir untuk melawan dan mengalahkan kejahatan.

Sebagaimana serial marvel sebelumnya, Doctor Strange ditampilkan dengan peran tokoh yang berkarakter protagonis atau memiliki sifat yang baik dan positif.

Baca Juga:  Golongan yang Merugi di Bulan Ramadan

Peran Yesus dalam Injil hari ini digambarkan lebih kasat mata serta totalitas sebagai seorang dokter. Dialah ‘Dokter Yang Baik’.

- Iklan -

Ketika seorang bisu yang kerasukan setan, dibawa kepada Yesus, Ia mengusir setan tersebut sehingga orang bisu itupun bisa berkata-kata.

Akan tetapi kenyataan pahit yang dialami-Nya bahwa orang banyak masih heran dan lebih ironisnya meragukan dan mempertanyakan kuasa Yesus.

Namun, Yesus tetap melanjutkan perjalanan sembari mewartakan serta menyembuhkan banyak orang.

Pengalaman Yesus sangat berbanding terbalik dengan peristiwa keruntuhan bangsa Israel sebagaimana dikisahkan dalam bacaan pertama.

Bangsa Israel jatuh ke dalam dosa oleh karena kedurhakaannya dengan menyembah berhala dari emas dan perak.

Bukanlah tindakan amal kasih atau mengimani Allah yang dipraktekkannya melainkan penyembahan berhala yang mendatangkan petaka dan dosa bagi mereka sendiri.

Keruntuhan Israel ini menggambarkan peristiwa hidup manusia yang sering jatuh dalam jurang kejahatan.

Manusia yang sering terikat akan hal-hal duniawi yang sifatnya semata, dibandingkan mencari kehidupan abadi yang menyelamatkan.

Baca Juga:  Keutamaan Sedekah Ramadan

Hal itu nampak ketika manusia yang sakit dan lebih mengandalkan kekuatan dunia semata tanpa meminta pertolongan Tuhan yang adalah ‘Sang Dokter’ yang baik.

Manusia menjatuhkan diri pada penyembahan berhala dengan mempercayai hal-hal yang sifatnya mistis demi mendapatkan penyembuhan dikala sakit.

Inilah cerminan sifat kedurhakaan manusia yang tidak mengimani Allah sepenuhnya. Oleh sebab itu, melalui peristiwa penyembuhan orang bisu yang kerasukan setan, kita diajak untuk lebih mengandalkan penyertaan dan perlindungan Tuhan dalam perjalanan kehidupan kita, bahkan dalam situasi sakit dan keberdosaan kita.

Hendaknya kita berpaling dan percaya pada pertolongan rahmat Tuhan yang selalu menyembuhkan segala luka dan dosa kita, dan bukan untuk mempertanyakan bahkan meragukan kuasa Allah yang maha dasyat.

“Hai kaum Harun, percayalah kepada Tuhan. Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.” (Mzm. 115:10)

Marilah berdoa:

Ya Tuhan, tuntunlah kami agar berada pada jalan-Mu dikala kami berjalan dalam lembah kejahatan. Amin.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU