Renungan Harian Katolik, Senin 11 Juli 2022: Damai atau Pedang?

Renungan Harian Katolik hari ini, Senin 11 Juli 2022 berjudul: “Damai atau Pedang?”.

Renungan Harian Katolik hari ini, Senin 11 Juli 2022 dikutip dari halaman website renunganlenterajiwa. Sebagai penulis Fr. Kostan Tunyanan.

Pw St. Benediktus, Abbas (P)

- Iklan -

Yes 1: 11-17; Mzm 50: 8-9, 16bc-17,21,23; Mat 10: 34- 11: 1

Pedang adalah simbol kekerasaan, peperangan, pemisahan dan penolakan. Apakah Yesus mengajarkan jalan kekerasan dan perpecahan?

Bukankah Yesus dikenal dengan ajaran-Nya tentang hukum yang paling utama, yakni hukum kasih?

- Iklan -

Bacaan Injil hari ini sering membuat orang bingung, sebab di sini Yesus berkata, “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang”.

Kehadiran Yesus adalah pedang yang menimbulkan banyak pertentangan. Itu semua terjadi karena ajaran yang dibawa-Nya berlawanan dengan ajaran serta kebiasaan orang-orang duniawi.

Tentu Yesus tidak mengajarkan jalan kekerasan, perpecahan, atau pertengkaran dalam rumah tangga dan masyarakat.

- Iklan -
Baca Juga:  Renungan Akhir Ramadan

Namun, mau tidak mau, hal tersebut akan dihadapi oleh setiap para murid sebagai akibat dari panggilan untuk menjadi murid-murid-Nya.

Hal ini ditegaskan oleh Yesus, “Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.”

Kata salib di sini dipahami sebagai penderitaan yang harus ditanggung oleh seseorang karena menjadi pengikut Yesus.

Salib yang paling berat adalah ketika orang itu ditolak, dijauhi, serta tidak diterima oleh anggota keluarga sendiri.

Seorang murid Yesus harus mampu dan sanggup menanggung salib tersebut.

Dalam bacaan pertama, Nabi Yesaya dipakai oleh Allah untuk mengingatkan umat pilihan-Nya.

Allah tidak berkenan akan kurban dan persembahan. Nabi Yesaya mengingatkan bangsanya bahwa ibadat dan persembahan serta kurban-kurban bakaran tidak disukai oleh Allah jikalau perbuatan-perbuatan umat jauh dari keadilan dan kebenaran.

Baca Juga:  Doa di Hari Jumat

Hal semacam inilah yang hendak digenapi oleh Yesus. Apa yang kurang dan salah dalam hidup manusia, diperbaiki-Nya.

Kehidupan manusia yang jahat dan tanpa kasih, diarahkan-Nya kepada kehidupan yang penuh kasih.

Melalui bacaan-bacaan hari ini, kita bisa mendapat dua hal. Pertama, menjadi murid Yesus Kristus berarti harus siap menerima penolakan, permusuhan, bahkan kekerasan dari pihak lain.

Kedua, kendati menghadapi kekerasan dan penolakan, mewartakan sukacita damai adalah tugas pengutusan bagi setiap murid Yesus.

Demikian juga dengan Santo Benediktus Abas, yang kita peringati hari ini, seorang rasul Tuhan, yang memberi diri dan berani meninggalkan kehidupan duniawi.

Sehingga ia dapat menjadi pewarta keselamatan dan melayani Tuhan dengan sepenuh hati.

“Janganlah ada sesuatu yang diutamakan melebihi Kristus” (St. Benediktus)

Marilah Berdoa:

Ya Tuhan, semoga kehadiran aku selalu membawa kabar sukacita dan damai bagi banyak orang. Amin.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU