Renungan Harian Kristen, Selasa 10 Mei 2022: Menjadi Seorang yang Tertindas Tidak Selalu Buruk

Renungan Harian Kristen hari ini, Selasa 10 Mei 2022 berjudul: “Menjadi Seorang yang Tertindas Tidak Selalu Buruk“.

Renungan Harian Kristen hari ini, Selasa 10 Mei 2022 dikutip dari halaman Renungan Harian Air Hidup.

Ayat bacaan: Mazmur 119:71

- Iklan -

“Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu”.

Renungan harian kristen hari ini: When life’s good, God is good. When life isn’t, that means He’s not either: Ada banyak orang yang beranggapan demikian.

Bersungut-sungut, mengeluh, bahkan ada yang mulai meragukan kebaikan Tuhan atau malah meragukan eksistensi Tuhan.

- Iklan -

Tuhan itu pilih kasih, Tuhan itu tidak adil, dan berbagai “pendapat miring” mengenai Tuhan akan mudah terlontar dari banyak orang ketika mercka tengah terhimpit berbagai persoalan.

Benarkah demikian? Apakah Tuhan sedemikian semena-mena? Saya pernah mengalami yang namanya terhempas dalam waktu singkat.

Seperti roda berputar cepat, hidup saya berubah drastis hanya dalam hitungan bulan.

- Iklan -

Tidak lama setelah ibu saya sakit keras dan meninggal, usaha bangkrut, dan saya pindah ke kota lain, kota yang hingga kini saya tempati, memulai segalanya dari 0 lagi.

Baca Juga:  Apakah Makmum Juga Baca Fatihah atau Tidak (4)

Starting again from zero. Itu yang saya alami saat itu. Bertahun-tahun setelahnya pun saya masih mengalami kesulitan demi kesulitan.

Tapi hari ini, melihat ke belakang, saya bersyukur mengalami itu semua. Mengapa demikian? Karena lewat semua penderitaan itu ternyata pribadi saya dibentuk ulang.

Saya yang tadinya angkuh, merasa tidak butuh siapa-siapa, secara perlahan diubah Tuhan.

Dibentuk ulang selama beberapa tahun secara bertahap. Tidak hanya dari segi mental dan kekuatan, tapi terlebih dari segi iman.

Saya belajar lewat pengalaman, bahwa mengandalkan kekuatan sendiri itu tidak akan pernah cukup. Saya belajar mengenal dan kemudian mengandalkan Tuhan dalam hidup.

Jika hari ini saya bisa bekerja dengan baik, keberhasilan demi keberhasilan yang kadang tidak terduga kerap tampil, jika hari ini saya sudah setahun lebih menuliskan renungan yang mudah-mudahan bisa memberkati teman-teman di manapun anda berada, itu adalah karena saya melewati proses pembentukan Tuhan lewat penderitaan itu.

Jika itu tidak saya alami, mungkin saya masihlah “ciptaan lama”, yang tidak menyadari atau menghargai kasih Tuhan, dan saya akan berakhir di tempat yang salah, terpisah dari Tuhan untuk selamanya.

Baca Juga:  Apa Saja Balasan Menjaga Hak Allah?

Adalah jauh lebih baik jika saya dibentuk saat masih di dunia, se-menyakitkan apapun, ketimbang saya dibiarkan sesat dan diganjar akhir yang tragis.

Saya sangat bersyukur karena pernah mengalami semua penderitaan itu.

Belajar dari kesalahan, belajar dari rasa sakit. Kita tidak akan bisa mahir naik sepeda jika tidak pernah merasakan sakitnya terjatuh dari sepeda.

Kita tidak akan pernah bisa menghargai kesehatan sebelum kita merasakan sakit. Kita tidak akan hati-hati terhadap api sebelum merasakan sakitnya jika tangan kita bersentuhan dengan api.

Terkadang kita memang perlu merasakan penderitaan, sehingga kita akan menghargai yang namanya kebahagiaan dengan sungguh-sungguh.

Renungan harian kristen hari ini mau mengatakan: ada banyak pelajaran yang hanya bisa kita peroleh melalui penderitaan, penindasan atau kegagalan.

Tuhan bisa menggunakan itu semua untuk mengoreksi kita. Daud menyadari hal itu.

Ketika ia mengalami berbagai penindasan dan kesukaran, ketika ia berada dalam kesesakan, Daud menanggapinya dengan berpikir positif. “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.” (Mazmur 119:67).

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU