Sanksi Barat Terhadap Rusia, Keruntuhan Ekonomi Eropa?

Pelajaran Bagi Indonesia

Bagaimana pun ini pelajaran bersikap bagi penguasa Indonesia. Hukum besi yang harus selaludi kembangkan adalah apa keuntungan yang didapat Indonesia dalam percaturan internasional?

Disini perlu hitungan cermat, teliti, untuk menentukan, menyetujui , menolak, abstain dalam setiap perjanjian , baik bilateral maupun multilateral. Contoh, ketika Indonesia ikut ikut aktif mendukung untuk mengecam Rusia ke Ukraina (padahal pasif, tidak menonjol, dan abstain juga bisa).

Maka apakah kemudian Indonesia masih berharap Rusia dengan Rossnefnya akan meneruskan proyek kilang minyak Tuban? LUpakan sajalah. Kemana akhirnya proyek Tuban Berlabuh?

- Iklan -

Apa dampaknya, ketika kilang minyak tidak terbangun? Impor bersih minyak terus meningkat. Keuntungan refinery menghilang. Betul ? Siapa yang untung ? Indonesiakah ? Atau pedagang minyak Singapura cq China ? Untungkan AKR atau Pertamina?

Lihat saja, ketika Rusia saat ini susah akibat tekanan Barat, dan mencoba mendekat dengan China. Nilai tukar Yuan langsung naik 25 % ke Rubel Rusia. Rusia ditekan China. Masa iya terus menerus untungkan China sich? Seperti ga hafal kelakuan China yang selalu ambil keuntungan di tengah susahnya Negara lain?

Kiamat di Eropa Bila NATO Memaksa Rusia Keluar dari Ukraina

Bila terjadi perang NATO vs Rusia, yang gak mungkin menurut Adi Ketu, secara head to head, dan kalau buat hancurkan Eropa, Rusia ga usah keluarkan missile nuklirnya juga. Tapi cukup bocorkan lagi saja fasiitas nuklir Chernobyl yang di Uraina (bukan diledakan). Mengapa?

- Iklan -

Sederhana logikanya, Arah aingin itu mulai panas, dari dingin ke panas. Berarti arahnya dari kutub utara melalui langit Rusia ke Ukraina terus menuju Eropa, bukan sebaliknya. Maka bila Rusia mau hancurka Eropa, khan tinggal bocorkan saja fasiitas nuklir Cherobyl di Pripyat, Ukraina dan beberapa tempat penyimpanan nuklir lainnya di Ukraina. Maka radiasi akan menyebar ke arah Eropa, bukan sebaliknya.

Tentara Rusia tinggal pergi dari Ukraina, nonton berita kehancuran Eropa dan penderitaan mereka, karena radiasi nuklir sambil minum wine. Radiasi nuklir ini jauh lebih merusak ketimbang missile nuklir. Mengapa ?

Bila diluncurkan missile nuklir, maka efek radiasinya akan habis terserap, karena panas, hasil ledakan bom. Maksimal hanya dari kemungkinan efek yang dikehendaki. Beda dengan bocoran nuklir. Radiasinya akan terus berlangsung selama puluhan tahun. Dan dari posisi arah angin , maka kerusakan terbesar akan terjadi di Eropa, bukan Rusia.

- Iklan -

Kalau AS memang sejak awal tidak akan kirim pasukan ke Ukraina, karena sejak awal Presiden Biden sudah keluarkan pernyataan untuk Ukraina, all option are not on the table. Ketika ada isu AS mau kirimkan 3000 pasukan ke UKraina, beda kalau sebaliknya.

Entah sejak kapan dimulainya, maka kata sandi yang selalu dikeluarkan Presiden Amerika untuk turunkan pasukan ke Negara lain, adalah all option are on The Table. Itu yang dilakukan oleh Presiden AS sebelumnya, entah ke Afgabistan, Irak, atau ke lainnya. Dan ini masih dilakukan hingga kini. Uraaaa…..Demikian Adi Ketu, mengunci analisanya. (dari berbagai sumber).

Laporan: Nurhayana Kamar

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU