Kurikulum Moderasi Beragama demi Hapus Intoleransi di Sekolah

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim mengungkap intoleransi merupakan salah satu dosa dalam sistem pendidikan kita. Oleh karena itu, Nadiem merancang kurikulum moderasi beragama untuk menghapus intoleransi.

Hal ini disampaikan oleh Nadiem dalam acara ‘Malam Peluncuran Aksi Moderasi Beragama’ yang diadakan oleh Kementerian Agama. Video rekaman acara ini diunggah dalam channel YouTube Pendidikan Agama Islam (Pendis) Kemenag, Rabu (22/9/2021).

“Tiga dosa ada di sistem pendidikan kita pada saat ini. Dan tiga dosa tersebut nomor satu adalah intoleransi, nomor dua adalah perundungan atau bullying, dan nomor tiga adalah kekerasan seksual atau pelecehan seksual,” kata Nadiem.

Nadiem menegaskan pihaknya akan membasmi tiga dosa ini dari sistem pendidikan Indonesia.

- Iklan -

“Ini adalah tiga hal yang kita basmikan dari sistem pendidikan kita,” ujarnya.

Selain itu, saat ini Kemendikbud-Ristek sedang merancang sebuah materi moderasi beragama dengan Kemenag. Nantinya, materi ini akan disertakan dalam kurikulum sekolah penggerak.

“Kami sedang merancang materi terkait moderasi beragama bersama Kemenag untuk disertakan di dalam kurikulum Sekolah Penggerak,” tuturnya.

- Iklan -

Selain itu, Nadiem mengatakan iklim sekolah yang toleran ini tak terlepas dari peran guru. Dia pun mendukung penuh modul pembelajaran guru yang terkait moderasi agama.

“Pendidikan karakter yang berkualitas ini dan iklim sekolah yang toleran ini membutuhkan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran. Makanya saya luar biasa senangnya dan mendukung 100 persen program modul-modul pembelajaran untuk guru dalam moderasi beragama,” jelasnya.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU