Beranda blog Halaman 2600

Asa Menggapai Bintang

0

Di antara sekian banyak guru yang pernah mengajarku, Pak Karjo adalah guru yang meninggalkan kesan sangat mendalam bagiku. Ketika itu beliau mengajar para siswa SD kelas IV. Orangnya rajin, rapi, berdisiplin, dan humoristis.

Beliau suka bermain sulap dengan memainkan gerakan ’ajaib’ yang mengesankan, jempolnya terlihat seolah-olah putus. Beliau juga bisa menggerak-gerakkan daun telinganya. Seluruh kelas dipenuhi gemuruh tawa dan tepuk tangan siswa bila Pak Karjo melakukan atraksinya yang mengagumkan itu.

Selingan atau intermeso seperti inilah yang disukai para siswa, termasuk aku, sehingga pelajaran tidak terasa membosankan. Tak mengherankan, bila para siswa selalu bergairah ketika diajar oleh Pak Karjo.

Suatu saat seorang siswa bernama Fendi – siswa yang sangat pendiam dan tak bisa bergaul akrab dengan teman-temannya – diminta untuk maju ke depan kelas untuk melakukan story-telling dengan tema bebas – sebuah mata pelajaran yang disukai banyak siswa.

Ketika nama Fendi disebutkan, terdengar celotehan ”pincang, pincang” dari sejumlah siswa. Pak Karjo sadar bahwa celotehan itu adalah pertanda meremehkan. Akan tetapi, beliau dengan wajah tersenyum memandang Fendi yang berjalan ke depan dengan langkah pincang.

Fendi menceritakan kisahnya membantu ibunya berjualan pisang goreng dengan suara terbata-bata dan bahasa yang tak teratur. Suatu saat, ketika membantu ibunya menjajakan pisang goreng, dirinya tertabrak sepeda motor yang ngebut. Petaka inilah yang membuatnya pincang.

Usai Fendi bercerita, tangan Pak Karjo mengusap pundak Fendi dan mengatakan, ”Nanti seusai bel pulang, kamu menghadap saya, ya?”

”Ya, Pak,” sahut Fendi dengan wajah menunduk dan hampir menangis.

Banyak siswa beranggapan bahwa Fendi akan menerima hukuman atau dampratan menjelang pulang sekolah. Akan tetapi, Pak Karjo bukanlah guru dengan karakter seperti itu.

Di kantor guru, Pak Karjo memberikan sehelai kertas catatan kepada Fendi untuk dibaca dan dipelajari di rumah. Aku mulanya tak tahu tentang hal itu. Selang dua bulan kemudian Fendi bercerita kepadaku kalau dia diberi catatan oleh Pak Karjo untuk dipelajari di rumah. Catatan itu berisi hal-hal penting yang akan diajarkan di kelas seminggu kemudian.

Pak Karjo percaya bahwa sesungguhnya tidak ada siswa yang bodoh; yang ada adalah siswa malas atau tak mampu mengatur waktu untuk belajar. Beliau lalu minta keterangan dari guru kelas I, II, dan III tentang perkembangan Fendi selama belajar di kelas-kelas tersebut.

Catatan guru kelas I mencantumkan, ”Fendi adalah siswa yang sangat cemerlang, cerdas dalam menjawab pertanyaan. Siswa ini sangat ceria dan pandai bergaul dengan teman- temannya. Pekerjaan rumah selalu dikerjakannya dengan rapi dan benar. Fendi patut menjadi siswa teladan di kelas.”

Sementara, guru kelas II memberikan catatan, ”Fendi adalah siswa yang sangat baik dan rajin, tetapi sejak ayahnya meninggal, dia berubah menjadi siswa yang bandel dan malas. Kadang-kadang dia tak mau berbicara sepatah kata pun, kadang-kadang dia membuat suasana kelas menjadi kacau. Fendi menjadi anak yang moody.”

Sedangkan guru kelas III memberikan masukan, ”Kematian ayah tercinta, membuat Fendi terpukul berat. Dia kehilangan pegangan hidup dan tokoh panutan. Kini ibunya yang menjadi tulang punggung bagi keluarga dengan berjualan pisang goreng. Sang ibu sudah tak sanggup lagi memberikan perhatian yang cukup bagi tumbuh kembang dan pendidikan anaknya. Itu sebabnya Fendi sering berpakaian lusuh, tidak mandi, acuh tak acuh, dan sering tertidur di dalam kelas. Sangat mengkhawatirkan. Bebannya semakin berat dengan kecelakaan yang membuatnya pincang.”

Sepasang mata Pak Karjo tampak berkaca-kaca seusai membaca ketiga catatan tersebut. Sejak awal beliau sudah yakin bahwa Fendi sebenarnya anak baik. Pak Karjo berjanji pada dirinya untuk mendidik Fendi lebih baik lagi. ”Aku harus bisa mendidiknya dengan baik!” bisik Pak Karjo dalam hati.

Sejak saat itu, menjelang pulang sekolah, Pak Karjo selalu memberikan catatan penting kepada Fendi untuk dibaca dan dipelajari dengan tekun di rumah.

Hal itu berlangsung selama kurang-lebih dua bulan. Kemajuan setahap demi setahap mulai tampak. Fendi mulai bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Nilai-nilai ulangannya pun meningkat. Rasa percaya dirinya mulai pulih, dan tak ada lagi siswa yang suka mengejeknya.

“GOBLOK”

Kisah ini terinspirasi dari sepenggal pengalaman hidupku, namun sangat sulit terlupakan karena kulalui dengan penuh perjuangan dan proses yang panjang. Kisah ini mengingatkan diriku untuk selalu kuat, tabah, dan sabar serta ikhlas dalam menjalani masa sulit akan kehidupanku yang berkaitan erat dengan waktu.

Memang benar Adagium mengenai “Waktu adalah uang” waktu bisa menjadi berharga ketika kita bisa menyikapi waktu dengan baik. Dengan waktupun bisa menyembuhkan sebuah luka yang sangat perih untuk disimpan dan dikenang.

Ternyata dengan waktu pula membuatku kuat dan semangat menjalani lika-liku kehidupanku ini. Semua yang terjadi kujalani dengan ikhlas sebagai pembelajaran dalam kehidupan mendatang.

Kisahku ini kuawali dengan perkenalan, menurut kata pepatah “tak kenal maka tak sayang”. Namaku Arzetti Bilbinna Novianti. Biasa dipanggil Zetti, bahkan ketika aku masih dibangku sekolah, teman sekelasku memanggilku dengan nama yang amat singkat.

Yakni “Z”, bagiku tak masalah, mungkin dengan begitu tercipta pertemanan dan keakraban yang baik. Sekilas, namaku memang mirip dengan artis senior ‘Arzeti Bilbina’. Ya, itu benar. Namaku memang mirip, tapi bagus kok. Sempat aku pernah menanyakan kepada Bapakku tentang kisah pemberian nama itu.

“Bapak,kenapa Bapak kasih nama aku Arzetti Bilbinna Novianti? Kok nggak nama lain yang special, yang tidak ada duanya di dunia ini?” Tanyaku kepada Bapak

“Memang apa salahnya dengan nama kamu?Toh,artis ‘Arzeti Bilbina’ itu berprestasi.

Nama kamu juga tidak meniru sepenuhnya, kan ada Noviantinya juga” Jawab Bapak kepadaku.

Aku mengambil kesimpulan, bahwa maksud Bapak menamaiku seperti artis ini dengan maksud menginginkanku untuk berprestasi seperti artis tadi. Ya, walaupun nggak ketularan jadi artisnya sih. Tapi, tak apalah. Yang jelas, pemberian nama dari orangtuaku ini selalu ku syukuri dan aku usahakan untuk menjadi orang yang berprestasi seperti apa yang diinginkan Bapak atas nama itu.

Embun pagi begitu sejuk terasa. Selalu kunikmati kesejukan embun ini di desa tempat tinggalku. Tepatnya habis sholat Shubuh. Berjam-jam akan aku habiskan waktu untuk melamunkan masa depanku yang akupun sendiri tak tahu akan jadi apa aku di masa depan. Ya, aku suka melamun.

Lamunanku ini selalu melayang berhamburan diatas angan-anganku ”apakah kehidupan menyenangkanku di masa depan?”, ” Kehidupan yang serba berkecukupan,bisa memberangkatkan Haji Bapak dan lbuku, yang pasti jadi anak solehah lahhhh” Aku selalu hanya berangan-angan dan belum bergerak untuk berusaha mengimplementasikan lamunanku itu. 1x, 2x selalu ku usahakan untuk adanya sebuah hasil yang nyata dari lamunanku itu. Alhamdulillah Allah maha baik. Perlahan lamunanku berjalan sesuai ekspektasiku.

“Zettiiiiiii!!!” Tiba-tiba lamunanku ambyar seketika. Dan kutengok ke belakang ternyata ada Imel temanku yang menyapaku. Imel adalah temanku, teman dari kecil yang jadi teman curhatku.

“Iya, Imel? Sedang apa kemari?” Tanyaku pada Imel “Aku,mau kita jogging bareng Zett” Jawab Imel “Okelah,Let’s go!” Jawabku kepada Imel

Setelah 30 menit aku jogging tanpa henti, akhirnya pun rasa lelah menghampiri. Kami berdua memutuskan untuk berhenti sejenak, duduk-duduk di pematang sawah sambil menikmati indahnya sunrise di desa kami.

“Setelah SMA kamu mau lanjut kuliah di mana Zett?” Tanya Imel kepadaku “Entahlah Mel? Kamu sendiri bagaimana?” Tanyaku balik pada Imel

“Aku kuliah,kemungkinan di Malang” Jawab Imel

“Good luck, I think you can do it Mel!” Jawabku dengan memberikan semangat pada Imel “Thanks Zett” Jawab Imel

“Ehh iya..Ini udah mau panas. Pulang yuk” Jawabku “Okay” Jawab Imel

Tidak butuh waktu lama untukku dan Imel sampai ke rumah masing-masing. Karena jarak antara rumahku dan Imel dengan area persawahan lumayan dekat. Setelah mandi selepas jogging aku memutuskan untuk belajar. Ya, itu kebiasaanku. Lupa makan, lupa cuci baju tapi nggak lupa pegang Buku. Hahaha..

Cacatan Jurnalis Dari Kamboja

0

Namaku Gail Sheehy, panggil saja Gail. Saat ini aku tinggal dan menetap di New York. Mereka bilang aku adalah seorang aktivis kemanusiaan. Boleh juga tapi aku lebih senang jika dianggap sebagai seorang penulis saja.

Hampir semua buku-buku karanganku merupakan hasil studi tentang manusia seperti mengenai perbedaan kelas atau strata sosial, prostitusi, tingkatan perkembangan dan perang.

Berbagai krisis dalam kehidupan manusia dewasa dan tentang orang-orang yang sukses mengatasi krisis itu. Aku hanya ingin menyampaikan berita perdamaian kepada seluruh dunia. Aku ingin menyebarkan cinta untuk kemanusiaan. Jika masih ada cinta kenapa harus ada perang.

Beberapa tahun yang lalu aku memang telah mengadopsi seorang gadis kecil bernama Mohm Path, anak perempuan berkebangsaan Kamboja.

Bagaimana ceritanya tiba-tiba aku mengenalnya? Aku sendiri pun juga tidak tahu dan tidak pernah sekalipun terpikirkan olehku. Semua tidak terencana dan mengalir begitu saja.

Benar, pertemuan kami, aku dan Mohm Path sungguh-sungguh tidak disengaja. Saat itu, bertepatan pada hari Natal tahun 1968, ketika aku baru saja menyelesaikan suatu perjalanan yang cukup melelahkan, aku duduk di teras hotelku yang terletak di Bangkok.

Kulihat sebuah surat kabar harian Bangkok Post tergeletak di atas meja, atau memang sengaja diletakkan di situ oleh roomboy hotel. Ya, bisa untuk menemaniku menikmati coffee break.

Pada awalnya aku tidak berpikir untuk meraih koran itu, karena aku sedang tidak ingin membaca. Pikiranku sudah banyak tersita untuk acara tadi siang. Kini saatnya rehat sejenak, pikirku. Namun pikiranku berubah begitu saja saat secara tidak sengaja sepasang mataku menangkap topik pada headline koran itu.

Maka kuraih koran itu, setelah sedikit kubaca, aku baru tahu isi dari tulisan itu. Tulisan tentang ribuan anak-anak Kamboja tanpa keluarga sebagai akibat dari pemusnahan gila-gilaan atau aku lebih suka menyebutnya holocaust, entah orang lain menyebutkan apa.

Tragedi kemanusiaan yang dilakukan oleh rezim Pol Pot dengan Khmer Merahnya yang saat itu berkuasa telah menebarkan teror menakutkan yang tidak berperikemanusiaan dan tidak mempunyai hati nurani. Aku lebih suka menyebutnya orang- orang gila.

Diperkirakan sepertiga dari populasi bangsa Kamboja telah musnah. Dibunuh secara massal. Sungguh biadab. Dan yang berhasil bertahan adalah sebagian besar mereka yang berusia antara 12 sampai 18 tahun.

Pesan Tetta

0

Malam itu, rinai hujan mulai membasahi kaca jendela. Gemercik suaranya mulai menari-nari berharmoni di atap rumah. Hembusan angin mulai masuk ke sela-sela kulit yang dinginnya, kini mulai menusuk. Memanggil hati sejenak. Menikmati hangatnya selimut yang menemani nikmatnya tertidur lelap dengan suara gemercik air yang indah.

Terlihat dua orang, bapak dan anak perempuannya yang sedang asyik bercengkrama di ruang tamu. Nampak raut wajah mereka sesekali tegang saat melihat layar smartphone. Lalu tiba-tiba tertawa dan kemudian kembali serius memikirkan sesuatu hal. Sambil menikmati secangkir teh hangat dan sepiring pisang goreng di atas meja.

“Ni’ma, lihat dulu ini nak!” Menunjukkan artikel di smartphone.

Iye(1) ada apa Tetta(2)?”

“Dunia sekarang sudah sakit meradang Ni’ma!” “Kenapa Tetta mengatakan itu?”

“Bagaimana tidak nak, banyak fenomena anak remaja yang menyimpang saat ini.

Coba lihatlah artikel online ini!”

Tawwa(3) Tetta sudah gaul sekarang. Lebih update dari Ni’ma.” Sambil tertawa. “Nassami’(4) Tetta juga tidak mau ketinggalan informasi dengan anak sekarang.

Namanya apa lagi? Oh anak millenial dan generasi Z!” Sambil menahan tawa.

“Jagonya Tettaku tawwa!”

Mereka fokus membaca artikel yang sedang mereka diskusikan. Artikel itu mengenai fenomena anak remaja masa kini yang tak asing lagi terdengar di kalangan anak muda bahkan orang dewasapun sering menyebutnya.

“Apa itu Toxic Relationship nak?”

“Hmmm Toxic Relationship itu Tetta istilah yang digunakan ketika pasangan menjalin hubungan seperti pacaran yang tidak sehat. Hubungan beracun yang sama sekali tidak menghasilkan kebahagiaan dan rasa tidak nyaman. Misalnya dapat menimbulkan tindakan kekerasan pada pasangan bahkan menimbulkan traumatik fisik dan batin Tetta. Kebanyakan yang dirugikan adalah pihak perempuan.“ Ungkapnya.

“Bahayanya.    Itulah    kenapa    kebanyakan    orangtua    dulu    melarang   anaknya

berpacaran. Bahkan agamapun melarang nak.”

“Mau bagaimana lagi Tetta, karena bagi anak muda sudah bagian dari hidup mereka. Tetapi sebagian juga ada anak muda yang sudah menyadari mengenai Toxic Relationship. Hingga membuat mereka enggan untuk berpacaran lagi.”

Rinai hujan telah mereda. Jam dinding terus bergerak menunjukkan pukul 21.30 WITA. Malam yang semakin larut tak membuat pecakapan itu terhenti. Pembahasan mereka semakin malam semakin menimbulkan keseruan.

“Ni’ma…Ni’ma!” Ungkap Tetta.

Iye ada apa? Kita mau bahas apa lagi Tetta?”

“Begini Ni’ma, Tetta mau cerita mengenai kejadian kemarin sore yang Tetta lihat.” “Apa yang Tetta lihat? Ni’ma jadi penasaran.”

“Tadi sore Tetta pergi ke warung makan. Ada suatu hal yang kurang enak dilihat. Saat itu ada dua sepasang sejoli anak muda yang sedang bermesraan. Mereka tepat duduk di depannya Tetta. Andaikan rasa lapar masih bisa Tetta tahan, mungkin Tetta akan keluar dan meninggalkan warung itu. Tapi apa daya rasa lapar tidak dapat ditahan lagi. Dan anehnya beberapa segerombolan anak muda yang ada disana menyindir kemesraan mereka. Tapi sungguh mereka tak mempedulikan dan tak merasa tersinggung. Yang ada tingkah laku dua sejoli itu malah makin mesra dan tak memperdulikan singgungannya, haha…”

Mereka tertawa lepas bersama. Sesekali menikmati secangkir teh hangat. Pisang gorengpun yang tersedia kini tinggal beberapa buah. Lalu mereka kembali melanjutkan.

“Hmmm… biasa terjadi hal seperti itu Tetta di kalangan anak muda. Bukan saja hal itu Tetta, ada pula yang pernah Ni’ma baca sebuah artikel yang sangat menyedihkan. Ada salah satu Mahasiswi yang membawa pacarnya ke kos-kosannya tanpa sepengetahuan dari pemilik kos. Kelakuannya diketahui setelah mahasiswi itu melahirkan bayinya. Karena katanya malu dikuburlah bayi itu ke dalam pot bunga besar yang ada di sekitar kos tersebut. Sepandai-pandainya menyembunyikan sesuatu, yah ketahuan pada akhirnya.”

“Serius Ni’ma, ya Tuhan!” Geleng-geleng kepala.

“Ada juga kasus anak remaja rela bunuh diri karena putus cinta. Apalah Tetta jikalau

hati telah terluka logikapun tiada berarti.”

“Yah, begitulah tantangan kita sebagai orangtua Ni’ma. Apalagi di zaman sekarang.

Anak adalah amanah yang besar. Sekarang ini sudah terkikis nilai sifat Siri’nya!”(5)

Siri’ itu artinya malu kan Tetta? Tapi seperti apa maknanya Tetta?”

“Ini adalah falsafah hidup budayanya kita Ni’ma. Paentengi Siri’ na Paccenu!(6) Junjung tinggi kehormatan dan rasa malu. Apabila tak ada lagi rasa ini bersemayam di dada kita, maka tak ada lagi artinya dia menjalani kehidupan sebagai manusia. Rasa Pacce lebih kepada rasa kepedulian sosial terhadap orang lain. Zaman boleh maju nak tapi adab tak boleh kendor!”

Iye Tetta. Jujur falsafah hidup ini begitu berat menurutku Tetta. Apalagi kami masih muda yang jiwanya masih ingin mencoba banyak hal. Serasa ini seperti Pekerjaan Rumah untukku.”

“Iya, apalagi kamu nak seorang perempuan. Tetta masih ingat sebuah peribahasa dahulu, “ ekspresi wajah yang serius. “Kerbau seratus dapat digembalakan, manusia seorang tiada terkawal.”

Tetta apa makna dari peribahasa itu? Ni’ma baru mendengarnya!”

“Maknanya nak lebih baik menjaga ternak yang banyak, dibandingkan menjaga satu orang anak perempuan!”

Di sudut kaca jendela rumah, terlihat seorang anak perempuan yang asyik bermonolog sedang berdiri menghadap luar jendela. Mengamati ranting-ranting yang patah di dahan pohon. Terlihat beberapa dedaunan yang telah menguning dan kecoklatan kini telah gugur. Lamunanya terhenti seketika.

“Oh Ni’ma Ni’ma… nak! Apa yang kau lakukan disana? Akhir-akhir ini kau selalu terdiam dan melamun di dekat jendela!”

Iye haha tidakji Mamak.”

Tak ada lagi canda tawa dan diskusi mengenai banyak hal. Kini telah 10 bulan kepergianmu Tetta. Hanya tersisa rekam jejak kenangan. Raga Tetta sudah tak ada. Tetapi pesan Tetta akan selalu tertancap tajam di hati Ni’ma oh Tetta!” Gumamnya dalam hati.

Catatan Kaki

*1: Iya ;*2. Ayah ; *3. Ungkapan apresiasi senang ; *4. Ungkapan meyakinkan ; *5. Rasa Malu. ; *6. Junjung tinggi rasa malu dan rasa peduli.

Penulis : Annisa Muslimah

Annisa Muslimah

 

Peresmian Mesjid Asmaul Husna Dihadiri Bupati Bone

0

Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Mesjid Asmaul Husna yang terletak di Desa Bulu Tanah Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone Diresmikan oleh Bupati Bone Dr.H.A Fashar M Pajalangi M.Si, Jumat, 5 November 2021.

“Saya sangat senang dan bahagia adanya ini Mesjid, membangun mesjid bukan berat mengurangi rejeki tapi menambah rejeki dan sangat repentatif untuk masyarakat terlebih pengagasnya H. Rusli, putra daerah Bulu Tanah,” ungkap Bupati Bone dalam sambutannya.

Kami Berharap mesjid ini selalu Ramai di pake Sholat berjamaah karena sejalan dengan program meramaikan Mesjid.

“Mesjid ini berdiri di Lahan 600m2 Tanah wakaf dari orang tua H. RUSLI, di bangun Sejak tanggal 9 bulan 9 2020 dan selesai di tahun ini 2021 dengan Total anggaran Rp. 2.233.000.000.- (Dua milyar Dua ratus Tiga Puluh Tiga Juta Rupiah),” ungkap H Rusli.

Kehadiran Bupati bone berkah buat masyarakat di desa bulu tanah. mesjid ini Adalah Hadiah untuk masyarakat.Desa Bulu Tanah.

Lanjutnya Saya Berharap agar Bupati bone Tetap memberikan arahan dan bimbingan Supaya berkarakter dan berkeagamaan, harapnya”

Reporter : A. Abdul haris / Rudi Haryanto

Didampingi KPPN Watampone, Rutan Watansoppeng Berhasil Realisasi Ini

0

Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Implementasi Marketplace dan Digital Payment terus dipacu KPPN Watampone. Fungsional PTPN KPPN Watampone, Muhammad Lukman Syatir melakukan pendampingan Marketplace dan Digital Payment di Ruang Rapat Rumah Tahanan (Rutan) Watansoppeng dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, Jum’at (5/11/2021).

Kepala KPPN Watampone, Rintok Juhirman sangat mengapresiasi atas keberhasilan implementasi Marketplace dan Digital Payment oleh Satker Rutan Watansoppeng tersebut.

“Sekaligus merupakan Satker yang keempat yang telah berhasil melakukan transaksi pengadaan barang/jasa melalui Marketplace Pemerintah untuk lingkup KPPN Watampone,”ungkapnya

Pada kesempatan pendampingan tersebut, Bendahara Pengeluaran Rutan Watansoppeng, Achmad Sidar didampingi dari BRI Watansoppeng telah berhasil melakukan pembayaran melalui digital payment sebanyak 6 transaksi. Selain itu, Rutan Watansoppeng juga telah berhasil mengundang sebanyak 5 vendor melalui Marketplace Pemerintah menggunakan aplikasi digipay002 BRI.

Diharapkan, bagi Satker yang belum mengimplementasikan Marketplace dan Digital Payment untuk dapat segera melakukan pendaftaran admin. Dengan demikian transparansi dan efektivitas dalam pengadaan barang dan jasa melalui Uang Persediaan (UP) oleh Bendahara Pengeluaran dapat berjalan dengan baik guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

Reporter: Abustan

Ramalan Zodiak Cinta Besok Sabtu 6 November 2021: Taurus akan Dapat Kejutan Darinya

0

Yuk, simak Ramalan Zodiak Cinta Besok Sabtu 6 November 2021.

Ramalan Zodiak Taurus

Kamu memaafkan pasangan atas kesalahannya di masa lalu dan itu membuatmu bangga pada dirimu sendiri.

Kemungkinan, kamu akan mendapatkan kejutan darinya.

Ramalan Zodiak Aries

Besok adalah waktu yang tepat untuk berkencan. Romansa akan mengaburkan pikiranmu saat bertemu dengannya.

Kehidupan asmaramu tak pernah seindah ini.

Ramalan Zodiak Gemini

Sepertinya kamu tidak bisa jauh-jauh dari dirinya.

Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Pasir Putih Keluhkan Jalan Rusak

0

Warga mengeluh akibat jalan penghubung antara Desa Pasir putih Patangga, Kecematan Bola, Kabupaten Wajo. Bertahun-tahun rusak parah namun Pemerintah daerah tak kunjung melakukan perbaikan jalan tersebut sampai sekarang.

Kondisi jalan yang bergelombang, berlubang, berlumpur dan penuh dengan bebatuan kecil tentunya sangat membahayakan bagi pengendara sepeda motor. Apalagi pada saat musim penghujang, jalanan di penuhi genangan air akibat dari jalan yang berlubang.

“Iya, ini merupakan jalan kabupaten, jadi kami tidak bisa menganggarkan untuk Dana Desa,” tutur Sukirman, Kamis (4 /11/2021).

Lanjut Sukirman juga menambahkan bahwa, telah sekian kalinya menyampaikan pada pemerintah daerah namun sampai saat ini belum ada pengerjaan.

Jalan ini merupakan sarana penunjang bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena jalan ini jalan penghubung antar desa.

Bagi yang membawa ibu hamil atau orang sakit dan harus melalui jalanan tersebut juga dibutuhkan kesabaran dan kehati-hatian yang ekstra dalam mengemudi dengan kondisi jalanan seperti itu.

Ia mengaku, APBdes tidak bisa memperbaiki jalan tersebut karena termasuk jalan kabupaten. Sehingga bukan kewajiban desa untuk melakukan perbaikan jalan.

Jose Mourinho Kecewa Dengan Standar Kepemimpinan Wasit Saat Roma Bermain Imbang Dengan Klub Norwegia

0

Roma tertinggal dua kali di Stadio Olimpico dan membutuhkan gol dari Stephan El Shaarawy dan Roger Ibanez untuk menyelamatkan mereka satu poin di Konferensi Liga Europa.

Mourinho mengambil tanggung jawab untuk membuat beberapa perubahan dalam pertandingan terakhir kali saat mereka menderita kekalahan memalukan 6-1 dari tim Norwegia.

Mantan bos Chelsea baru-baru ini melampiaskan rasa frustrasinya pada keputusan wasit yang bertentangan dengan timnya dan dengan tidak adanya VAR yang digunakan di Liga Konferensi Eropa, Mourinho menyerah pada waktu penuh.

“Saya pikir hasilnya keras bagi kami. Itu bukan performa yang bagus, kami membuat banyak kesalahan teknis, terutama di babak pertama saat bermain dari belakang. Setiap kali pergi ke [Jordan] Veretout atau [Ebrima] Darboe, kami kehilangan bola,” kata Mourinho kepada Sky Sport Italia.

“Realitas permainan adalah 2-2, tetapi dua penalti jelas seperti siang hari. Jelas seperti siang hari.

“Anda dapat berbicara tentang apa pun yang Anda inginkan, tetapi kenyataannya adalah 2-2, mereka memiliki dua tembakan tepat sasaran dan dua gol. Kami mencetak dua gol dan dua penalti yang jelas ditolak.

“Saya tidak tahu apakah mereka mendapatkan wasit yang buruk dan memulai karir mereka untuk Liga Konferensi.

“Saya tidak mengatakan apa-apa tentang wasit di Norwegia, karena kami kalah 6-1, tetapi di sini dua penalti sudah jelas.”

Tekanan mulai tumbuh pada Mourinho sekarang dengan Roma hanya memenangkan satu dari tujuh pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi.

Gol-gol telah mengering di depan dengan mantan striker Chelsea Tammy Abraham tidak dapat mencetak gol dalam lima penampilan terakhirnya.

“Memang benar, [Nicolo] Zaniolo dan Abraham tidak dalam kondisi yang baik,” tambah Mourinho.

“Hanya El Shaarawy yang melakukan serangan dengan baik saat ini, Shomurodov melakukannya dengan cukup baik dari bangku cadangan.

“Kami dapat melihat statistik pragmatis itu, tetapi berapa banyak poin yang kami hilangkan karena kesalahan wasit? Lihat pertandingan dengan Juventus, Milan dan Bodo/Glimt.’

Antonio Conte Melakukan Debutnya Bersama Tottenham Hotspur

0

Antonio Conte telah mengakui dia “takut” dia tidak punya cukup waktu untuk bekerja dengan skuad Tottenham Hotspur dan memohon kesabaran karena dia bertujuan untuk mengubahnya menjadi tim dengan naluri pembunuh.

Pertandingan pertama pelatih berusia 52 tahun itu berakhir dengan kemenangan dramatis 3-2 atas Vitesse dalam pertandingan Liga Konferensi Eropa hari Kamis ketika satu pemain Tottenham dikeluarkan dari lapangan sebelum dua pemain tamu dikeluarkan dalam apa yang disebut Conte sebagai “permainan gila.”

Conte menggantikan Nuno Espirito Santo pada hari Selasa meskipun ada keraguan sebelumnya tentang mengambil pekerjaan di tengah kampanye karena kurangnya pramusim untuk bekerja dengan pasukannya. Setelah perjalanan hari Minggu ke Everton, sebagian besar grup akan melakukan perjalanan untuk mewakili negara mereka selama jeda internasional.

Menyusul kemenangan atas Vitesse, Conte berkata: “Kami butuh waktu, kami butuh waktu untuk bekerja. Ini adalah satu-satunya aspek yang saya takutkan, saya ingin punya waktu untuk bekerja karena tim ini dan saya perlu bekerja sama.” , untuk membawa ide taktis saya, aspek fisik, untuk mengenal mereka jauh lebih baik daripada sekarang.

“Ini adalah satu-satunya aspek yang saya sedikit takutkan, sedikit takut. Saya tahu ada situasi seperti ini dan untuk alasan ini kami perlu sedikit kesabaran.

“Saya harus bersabar karena ini adalah situasi di mana kami tidak memiliki terlalu banyak waktu untuk bekerja. Melalui kerja, kami dapat meningkatkan banyak hal, banyak ruang untuk peningkatan. Tim ini masih muda dan memiliki kemampuan tetapi kami harus bekerja keras. bersama.”

Spurs unggul tiga gol dalam waktu 28 menit ketika Son Heung-Min mencetak gol pertama masa pemerintahan Conte sebelum Lucas Moura dan gol bunuh diri Jacob Rasmussen membuat tim tuan rumah memimpin. Namun, Ramsussen memicu comeback dengan sundulan di ujung lain dan ketika Matus Bero mencetak gol kedua enam menit sebelum jeda, semua kerapuhan yang membuat Espirito Santo kehilangan pekerjaannya tiba-tiba kembali.

Bek tengah Spurs Cristian Romero mendapat kartu kuning kedua tepat sebelum waktu satu jam dan Vitesse mengancam untuk menyamakan kedudukan sebelum meledakkan diri ketika bek Danilho Doekhl dan kiper Markus Schubert keduanya diusir keluar lapangan pada babak kedua yang hingar bingar.

“Mereka yang mengenal saya dengan baik, [tahu] saya tidak suka jenis permainan gila ini,” kata Conte. “Saya menyebut mereka ‘permainan gila’. Saya ingin kami membangun tim [yang] ketika ada kemungkinan untuk membunuh lawan, Anda harus membunuh. Tetapi para pemain saya telah menunjukkan komitmen dan ketahanan yang hebat dan ini adalah aspek yang hebat karena tim ini juga perlu menang [dengan] penderitaan.”

Tottenham bertahan untuk naik ke urutan kedua di Grup G – tiga poin di belakang pemimpin Rennes, yang mengalahkan NS Mura 1-0 di Prancis – dan Conte menantang para pemainnya untuk mencapai level sepakbola yang sesuai dengan seni mereka. Stadion dan tempat latihan senilai £1 miliar, dua faktor yang diungkapkan orang Italia itu adalah kunci dalam meyakinkannya untuk bergabung dengan klub.

“Yang pasti, klub ini punya potensi besar. Saya antusias dengan stadionnya, tempat latihannya,” ujarnya. “Saya tidak tahu apakah klub lain memiliki fasilitas ini dan ini adalah alasan saya menerima untuk datang ke sini karena saya tahu bahwa di sini saya dapat bekerja dengan cara yang saya suka.

“Klub adalah klub papan atas dan saya ingin membayar klub tentang kepercayaan yang mereka tunjukkan kepada saya. Dan yang pasti sekarang pada saat ini, kami harus fokus di lapangan, aspek sepak bola, untuk mencoba membawa level yang sama. sangat sulit karena saya pikir klub dengan stadion, dengan tempat latihan, bagi saya mungkin yang terbaik di dunia.”