Patut Dicontohi, Ini yang Dilakukan Mahasiswa Arsitektur Unibos

Maros, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Sebagai kegiatan tahunan dalam masa Studi Pengenalan dan Pengaderan Arsitektur (STUPPA), Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Bosowa (Hima Arsitektur Unibos) gelar program pengembangan kreativitas mahasiswa dalam bidang arsitektur yaitu, pengembangan kawasan hutan mangrove. Kegiatan ini dilakukan di Desa Marannu, Kecamatan Lau Kabupaten Maros, Selasa 14 Mei 2019.

Kegiatan yang melibatkan 35 mahasiswa Arsitektur Unibos ini membantu pengembangan hutan mangrove dengan melakukan observasi tinjauan lokasi yang kemudian membangun perencanaan pengembangan kawasan sekitar dengan konsep pengembangan hutan mangrove dibidang pariwisata.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

Rombongan mahasiswa arsitektur Unibos menuju lokasi menggunakan perahu dan dipandu oleh masyarakat setempat. [Foto:/Ist.]
Rombongan mahasiswa arsitektur Unibos menuju lokasi menggunakan perahu dan dipandu oleh masyarakat setempat. [Foto:/Ist.]
Dalam kegiatan ini, Hima Arsitektur Unibos turut melibatkan beberapa mahasiswa baru Prodi Arsitektur sebagai bagian pengembangan lanjutan untuk perencanaan ini.

- Iklan -

“Kegiatan ini tiada lain kami tujukan untuk mengembangkan lokasi mana saja yang berpeluang dan berpotensi menjadi kawasan wisata. Setelah di observasi, hutan mangrove ini sangat berpeluang untuk lebih dikenal masyarakat tetapi masih membutuhkan bantuan kaum akademisi untuk membantu masyarakat dalam penataan lokasi disekitar wilayah agar menarik perhatian masyarakat luar. Setelah itu, baru kita bantu masyarakat dalam segi publikasi kawasan wisata,” terang Muh Rhadiyan Mustafah pengurus Hima Arsitektur Unibos.

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

“Selain itu kami mengajak para anggota himpunan dan beberapa mahasiswa baru agar pengalaman dalam observasi di masyarakat dan lingkungan itu sangat penting bagi tahapan awal menjadi seorang arsitek. Sebab salah satu yang menjadi tolok ukur calon arsitek yaitu memahami kondisi lingkungan yang akan dikembangkan dan potensi wilayahnya. Setelah mengenal hal itu, barulah seorang arsitek dapat merancang strategi pengembangan yang sesuai dengan kondisi lingkungan”, tutupnya.(*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU