Renungan Harian Kristen, Minggu, 22 September 2024: Tuan dan Guru bagi Seorang Pengabar Injil

Renungan Harian Kristen hari ini, Minggu, 22 September 20244 berjudul: Tuan dan Guru bagi Seorang Pengabar Injil

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Yohanes 13:13, 16

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Tuan dan Guru bagi Seorang Pengabar Injil

- Iklan -

Yohanes 13:13, 16 13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
13:16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.

Pengantar:

Yesus menjadi Tuan dan Guru bagi saya. Itu berarti, ada seseorang yang mengenal saya lebih daripada diri saya sendiri, yang lebih akrab daripada seorang sahabat, memahami kedalaman hati saya yang terjauh, dan Ia sanggup memuaskannya secara penuh.

- Iklan -

Renungan Harian Kristen, Minggu, 22 September 2024

“Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, … Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya ….” (Yohanes 13:13, 16)

Mempunyai seorang tuan dan guru tidaklah sama dengan dikuasai/diperhamba dan diajar. Mempunyai seorang tuan dan guru berarti ada seseorang yang mengenal saya lebih daripada diri saya sendiri, yang lebih akrab daripada seorang sahabat, memahami kedalaman hati saya yang terjauh, dan sanggup memuaskannya sepenuhnya. Itu berarti memiliki seseorang yang membuat saya merasa pasti dengan mengetahui bahwa dia telah memenuhi dan mencairkan semua kebimbangan, ketidakpastian, dan masalah dalam pikiran saya. Mempunyai seorang tuan dan guru tidak kurang dari hal ini, “… karena Satu Gurumu, bahkan Kristus …” (for one is your Master, even Christ, Matius 23:10, KJV).

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Senin, 23 September 2024: Sasaran Seorang Pengabar Injil 

Tuhan kita, Yesus, tidak pernah mengambil langkah untuk menguasai dan memaksa saya melakukan hal yang diinginkan-Nya. Terkadang, saya berharap Allah mau menguasai dan mengendalikan saya untuk membuat saya melakukan hal yang diinginkan-Nya, tetapi Dia tidak mau. Pada kesempatan lain, saya ingin Dia membiarkan saya sendiri, dan itu pun tidak dilakukan-Nya.

- Iklan -

“Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan ….” Namun, benarkah kita menyikapi Dia demikian? Guru, Tuan, dan Tuhan tidak terlalu penting dalam perbendaharaan kata kita. Kita lebih menyukai kata-kata Juru Selamat, Pengudus, dan Penyembuh. Satu-satunya kata yang benar-benar menyatakan pengalaman dikuasai ialah kasih, dan kita hanya mengetahui sedikit tentang kasih seperti yang disingkapkan Allah dalam firman-Nya.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Selasa, 24 September 2024: Persiapan Melayani (1): Mempersilakan Diperiksa oleh Firman Allah

Ini terbukti dari cara kita menggunakan kata taat. Dalam Alkitab, ketaatan didasarkan pada hubungan yang setara; misalnya hubungan antara anak dengan bapanya. Tuhan kita, Yesus Kristus, bukan hanya hamba Allah — Dia adalah Anak-Nya. “… sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat …” (Ibrani 5:8).

Jika kita sadar benar bahwa kita sedang dikuasai atau diperhamba, pemikiran seperti itu dengan sendirinya merupakan bukti bahwa kita tidak mempunyai Tuan. Jika itu merupakan sikap kita terhadap Yesus, kita jauh dari mempunyai hubungan yang diinginkan-Nya dengan kita. Dia ingin kita berada dalam hubungan di mana Dia menjadi Tuhan dan Guru, “seperti apa adanya”, tanpa kita menyadarinya — hal yang kita ketahui hanyalah bahwa kita adalah milik-Nya dan taat kepada-Nya.

Demikian Renungan hari ini, Minggu, 22 September 2024 diambil dari Yohanes 13:13, 16  yang mengisahkan tentang Tuan dan Guru bagi Seorang Pengabar Injil dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU