Istigfar dan Taubat Kunci Pembuka Rezeki, Ini Kata Ustadz Dr.Andika MIanoki

Istigfar dan tobat adalah di antara amalan penting yang bisa menjadi kunci rezeki bagi hamba. Keterangan mengenai hal ini, banyak ditunjukkan oleh dalil – dalil dari Al-Qur’an maupun hadits. Tentu saja ini berlaku bagi mereka yang bersungguh – sungguh dan benar dalam mengamalkannya.

Hakikat Istigfar dan Tobat

Banyak orang menyangka bahwa istigfar dan tobat hanya sekadar di lisan saja. Ketika ada seseorang yang mengucapkan kalimat astagfirullah wa attubu ilaihi hanya di lisan saja. Maka tidak ada dampak kalimat tersebut di hati dan tidak pula ada dampak pada amal perbuatannya. Hal yang demikian ini adalah perbuatan orang yang dusta dan tidak jujur dalam istigfar dan tobatnya.

Para ulama telah menjelaskan, hakibat istigfar dan tobat. Ar-Rhagib Al-Asfahani rahimahullah berkata. Tobat secara syariat adalah, meninggalkan maksiat karena jeleknya perbuatan tersebut, menyesal telah melakukannya, bertekad kuat untuk tidak mengulangi, dan berupaya memperbaiki amalan yang ditinggalkan jika memungkinkan. Jika terkumpul empat hl ini, maka syarat tobatnya telah sempurna.

- Iklan -
Baca Juga:  Doa Malaikat untuk yang Mencari Nafkah dan Rajin Sedekah

An-Nawi rahimahullah menjelaskan, tobat waji dilakukan untuk setiap dosa. Jika maksiat yang dilakukan, adalah antara hamba dengan Allah dan tidak terkait, dengan hak manusia yang lain, maka ada tiga syarat yang harus terpenuhi.

Pertama : Meninggalkan maksiat tersebut.

Kedua : Menyesal atas perbuatannya.

- Iklan -

Ketiga : Bertekad kuat untuk tidak mengulanginya.

Jika tidak ada salah satu saja dari tiga syarat di atas, maka tobatnya tidak sah. Adapun jika maksiatnya berkaitan dengan hak orang lain. Maka ada tambahan, syarat  keempat selain tiga syarat di atas. Yaitu, dia harus menunaikan hak saudaranya yang terzalimi tersebut. Jika berupa harta atau yang semisal, maka harus mengembalikannya. Jika berupaya merendahkan orang lain, maka dengan menyebut kebaikannya dan meminta maaf kepadanya. Jika berupa perbuatan ghibah, maka harus meminta, halal darinya.

Baca Juga:  Puasa Syawal 6 Hari, Sama dengan Berpuasa Selama Setahun

Sedangkan mengenai istigfar, Ar-Rhgif Al-Asfahani rahimullah berkata. Perbuatan istigfar dilakukan dengan perkataan dan perbuatan, Allah Ta’ala berfirman, ‘’Moholah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun (QS.Nuh : 10).

- Iklan -

Mereka tidak diperintahkan untuk meminta ampunan dengan lisan saja. Namun dengan lisan dan sekaligus dengan perbuatan. Dikatakan bahwa istigfar yang dilakukan hanya dengan lisan tanpa amalan perbuatan, adalah perbuatan dusta dan tidak jujur. (bersambung/ana)

 

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU