Diskusi

Gerombolan orang banyak itu mendatangi kampungku. Aku dengar ada berbagai tokoh daerah yang berkunjung ke dusunku. Aku bergegas menuju tempat diadakan acara peringatan ulang tahun dusun.

Ada di lapangan voli RT 01. Aku senang sekaligus bangga. Dusun di mana aku tinggal sejak kecil akan mengadakan acara syukuran. Aku datang dengan baju batik seragam yang digunakan oleh pengurus RT. Pengurus RT memang berencana memakai seragam ketika menyambut beberapa tokoh daerah saat peringatan ulang tahun dusunku.

Baju seragam batik yang dibuat secara kolektif ini cukup menyita uang bulananku. Sebagai pensiunan guru, aku memang mendapatkan uang bulanan hasil jerih payahku mengabdi pada sekolah selama puluhan tahun. Uang bulanan yang tak seberapa itu, aku pakai hidup dengan istriku yang kian menua. Anak-anakku sudah bekerja dan memiliki rumah sendiri. Mereka hidup dengan istrinya masing-masing. Sudah mapan, menurutku.

- Iklan -

“Selamat sore pak guru, kok Pak Yudha baru datang ?” sapa Pak Darsono menyambutku.

“Iya, tadi lagi membereskan urusan RT sebentar.” Jawabku.

Aku bersalaman dengan berbagai tamu yang ada. Acara sore hingga malam ini sebenarnya cukup sederhana. Hanya pemotongan tumpeng dan sambutan dari beberapa tokoh daerah yang nantinya akan meresmikan pos ronda di dusunku. Aku percaya diri, sebagai seorang pensiunan guru dan sekarang mendapatkan kepercayaan untuk menjadi RT.

- Iklan -

Aku bisa menyelesaikan tugasku memimpin warga dengan baik, ada kemajuan berupa pembangunan pos ronda yang aku usulkan serta diskusikan kini sudah terlaksana. Aku senang, warga bisa menikmati hasil diskusi dalam forum hingga memperoleh hasil yang nyata. Pembangunan pos ronda.

“Lho, Pak Yudha ? Bapak tinggal di sini to ?” sapa pejabat yang menggunakan jas hitam lengkap dengan sepatu yang mengkilap. Aku kaget, siapa orang ini. Aku bahkan tidak mengenalinya. Beberapa warga dusun menatapku dengan keheranan. Ada yang berbisik-bisik dengan teman disampingnya. Aku merespon dengan sewajarnya kepada pejabat yang menyapa dengan menyebutkan namaku itu.

“Iya Pak, Selamat datang di dusun kami ya Pak” balasku sambil memperhatikan wajah pejabat ini. Aku tetap saja tidak mengenalinya. Sorot matanya asing bagiku. Aku mempersilakan pejabat ini duduk di depan. Tetapi dia malah ingin duduk disampingku, ingin bercerita sebentar katanya.

- Iklan -

“Saya Tito Pak” kata pejabat itu.

1 Yudha Adi Putra
- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU