Drama Keluarga Cela-cela

Plak

“Aduh!” Tina mengelus-elus kepalanya yang berdenyut karena pukulan seseorang. Ia menengok ke belakang, kemudian memasang wajah syok berat…

” Ga-gak mungkin!” Tina memasang raut terkejut.

- Iklan -

“HEH! KAMU DO’AIN AYAH KO’ID HAH?” Teriak sosok pria paruh baya dengan hidung mancung kedalam dan berbulu, tak lupa tangan terangkat memperlihatkan bulu ketiak beraroma kematian yang berkibar seperti bendera kebangsaan.

“Eh, ayah. Hehehe, tadi Tina abis latihan drama. Soalnya minggu depan disuruh tampil di depan kelas.” Ucap Tina kepada pria paruh baya tersebut, yang tak lain dan tak bukan adalah Ayahnya sendiri.



Ayahnya menatap dirinya sinis, tak lama ia kembali menetralkan pandangannya. “Yaudah, cepet ganti baju! Habis itu makan!” Perintah ayah kepada Tina.

- Iklan -

“Siap kapten!” Balas Tina semangat, sambil membentuk gerakan seolah sedang hormat bendera.

Ia melangkahkan kakinya ke kamarnya sendiri, meninggalkan sang ayah yang kini tengah menatap dirinya sambil tersenyum hangat.

Tamat.

Amanat: Bacalah sesuatu sampai selesai, jangan setengah-setengah! Nanti bisa menjadi sebuah kesalahpahaman yang dapat merugikan.

- Iklan -

 


Sebuah karya cerpen berjudul ‘Drama Keluarga Cela-Cela’ oleh Siti Kartika 


- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU