Platform Merdeka Mengajar Dukung Implementasi Kurikulum Merdeka

Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang diluncurkan bersama Kurikulum Merdeka pada awal 2022 telah membantu lebih dari 1,8 juta guru untuk terus belajar, mengajar dengan lebih baik, dan berkarya. Produk-produk dalam platform Merdeka Mengajar disediakan untuk membantu guru menerapkan pembelajaran paradigma baru, baik dengan menyediakan referensi pengajaran maupun melalui peningkatan kompetensi.

“Tidak hanya para guru di kota-kota besar maupun daerah yang secara infrastruktur jaringan sudah mapan, kami juga bangga melihat antusiasme para guru di daerah 3T untuk memaksimalkan fitur-fitur platform Merdeka Mengajar,” kata Hasan Chabibie, Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Kemendikbudristek.

“Dari pantauan kami, saat ini dari daerah 3T di Indonesia sudah ada 100 ribu akun belajar.id teraktivasi, 29 ribu guru pengguna sudah mengakses platform Merdeka Mengajar, dan sebanyak 20 ribu guru aktif menggunakan lima menu utama di platform Merdeka Mengajar,” jelas Hasan.

- Iklan -

Salah satu kisah disampaikan Muhamad Firman, guru Matematika di SMPN 9 Satu Atap Belimbing, Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. Dikatakannya bahwa Kurikulum Merdeka sangat memudahkan para pengajar di daerah 3T, karena sifatnya yang dapat menyesuaikan dengan situasi belajar mengajar.

Menurut Firman, dirinya sangat terbantu karena bisa mengatur waktu dan menyesuaikan pembelajaran karena murid-muridnya sangat berbeda dengan di kota, apalagi didukung dengan adanya Kurikulum Merdeka, ia bisa merasakan kebebasan untuk berinovasi menyesuaikan kondisi dan tantangan yang ada.

“Untuk menggunakan platform Merdeka Mengajar, memang sejujurnya kami sulit karena terbatas jaringan, tetapi fitur-fiturnya memang sangat membantu kami dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Meskipun sinyal cukup sulit, tetapi guru-guru di sini tetap bersemangat dan tidak kalah dengan di kota,” terang dia dilansir dari situs resmi Kemendikudristek.

- Iklan -

Bagi Firman, tidak masalah jika harus naik ke atas bukit atau jalan ke daerah yang ada sinyalnya untuk membuka, mengunggah bukti karya, atau mengunduh dulu materi perangkat ajar untuk kemudian dipakai di dalam kelas.

Menanggapi kesulitan yang dihadapi para guru terkait keterbatasan sinyal di daerahnya, Hasan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para guru yang pantang menyerah dan antusias memaksimalkan platform Merdeka Mengajar, seperti kisah Firman di Kabupaten Melawi Kalimantan Barat.”

“Kami sedari awal menyadari tantangan tersebut sehingga dari sisi teknologi, aplikasi Merdeka Mengajar sudah dirancang supaya lebih ringan daripada aplikasi serupa. Sehingga diharapkan setiap guru dengan berbagai tipe ponsel pintar bisa lebih mudah dalam mengunduh dan mengoperasikannya,” lanjut Hasan. (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU