Kepada AC

“Hari ini akan menjadi langkah terakhirmu menginjakkan kaki di sini. Toko service AC yang pernah berjaya bersama 10 tahun kini akan menjadi kenangan tanganmu. Ucapkan permohonan maafku untuk istrimu, karena kau sudah banyak menaruh nama untuk membangun kaki toko ini. Ambillah, ada harapan dari kedua bunga putrimu”.

Cerita terakhir si bapa pemilik toko AC itu mengantarkanku pulang, dengan melemahkan daya pada tubuhku yang rapuh.

Sebelum beranjak pergi jauh, suara gerbang bergerak menutup seakan mengunci harapanku, menghentikan keinginan-keinginanku untuk membangun keluarga lebih baik.

- Iklan -

Setelah ini kita mengirit saja, makan nasi saja, mandi hanya dengan air saja asalkan kontrakan terbayar, mungkin itu akan menjadi atap yang indah bagi keluarga yang meneduhi saat panas dan hujan.

Si bapa baru saja pergi dengan ayunan letih dari tangannya.

“Sampai berjumpa lagi Endru,” ujar si bapa dengan nama yang selalu disebutkannya untukku agar lebih keren katanya. Biarkan ini menjadi cerita dalam perjalanan si anak lulusan SD skill service AC.

- Iklan -

Setiap langkah dari patuhnya kaki berjalan, sebentar lagi ujung batang hidungku akan nampak terlihat dari kontrakan di ujung jalan gang sempit itu.

“Ayah…” Sahut istriku menyambut pulang.

Begitulah ramahnya karena ia tahu bahwa hari ini gajiku turun dibayar setiap akhir minggu. Walau begitu hatinya sangatlah baik, selalu sedia membuatkan teh dan gorengan di pagi hari.

- Iklan -

Tapi, saat ini menatapnya aku memikirkan bagaimana jika dia tahu bahwa aku telah berhenti bekerja sekarang karena tokonya bangkrut di tengah pandemi covid seperti ini.

Tidak ada cara lain untuk mendapatkan uang, hanya dengan kembali menyanyikan lagu, menebarkan kebisingan suaraku untuk orang-orang yang beristirahat di waktu siang.

“Eh Ibu…”. Jawabku sambil sedikit ketawa agar dia tidak mengetahui dengan apa yang telah terjadi.

“Ambillah, aku mendapatkan bonus tambahan hari ini”. Ceritaku sedikit kepadanya sambil memeluk si bungsu di atas pangkuanku. Namun setelah amplop itu mengelupaskan lemnya, nampak kaget ia.

Karena memang tahu betul semua gajiku bahwa jarang sekali diberi bonus tambahan sebanyak ini. Lantas dengan lugas ia menanyakan.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU