Maba FKM Unhas Disuguhi Materi Program Kreativitas Mahasiswa

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) mengadakan P2KMB (Pembinaan dan Pengembangan Karakter Mahasiwa Baru) tingkat fakultas, yang berlangsung virtual selama tiga hari 7-9 September 2020.

Dalam pelaksanaan hari ketiga P2KMB ini, FKM memperkenalkan salah satu program ungggulan yaitu program kreativitas mahasiswa (PKM).

Pada kesempatan tersebut yang bertindak sebagai moderator ialah  Dr Hasnawati Amqam, SKM., M.Sc.

- Iklan -

Sedangkan pemateri ialah Muhammad Rachmat, SKM., M.Kes.

Muhammad Rachmat, SKM., M.Kes.

“Pada tahun 2017 dan 2018, Universitas Hasanuddin selalu masuk  dalam peringkat 20 besar PKM yang mendapat pendanaan. Sedang data terbaru, pada tahun 2020 ini, Universitas Hasanuddin berhasil mencapai urutan  ketiga dari 10 besar perguruan tinggi yang lolos didanai PKM lima bidang,” ungkap Rachmat dalam pemaparan materinya.

“Ini tentunya prestasi yang membanggakan,” ucapnya.

- Iklan -

Berdasarkan infografis, papar Rachmat, fakultas yang lolos didanai PKM lima bidang tahun 2020, Fakultas Kesehatan Masyarakat berhasil mencetak lima proposal PKM yang berhasil didanai.

“Lebih spesifiknya lagi, berdasarkan rekapitulasi proposal didanai berdasarkan program studi di Universitas Hasanuddin tahun 2020, salah satu program studi di fakultas kesehatan masyarakat, yaitu program studi kesehatan masyarakat berhasil berada pada peringkat delapan besar , dengan total proposal yang didanai sebanyak lima proposal, dengan spesfikasi, satu proposal PKM-PE, dua proposal PKM-M, dan dua proposal PKM-KC,” jelasnya.

PKM diadakan sebagai implementasi dari nilai-nilai tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

- Iklan -

Sehingga mahasiswa diharapkan dapat berpikir secara HOTS, kreatif, dan kritis, guna pengembangan soft skills dan hard skills serta membuat suatu komponen yang dibutuhkan di abad-21 ini.

“Saat ini, PKM tidak hanya terdiri dari lima bidang, tetapi telah ditambah tiga bidang yakni AI,GT, dan GFK. Bidang yang pertama yaitu bidang penelitian atau yang biasa disingkat PKM-P,” jelasnya.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

Inti dari kegaiatan ini, kata Rachmat, ialah melakukan pengamatan mendalam berbasis IPTEK untuk mengungkap informasi terbaru.

“Kriteria keilmuan dari program ini haruslah sesuai dengan bidang ilmu dan lintas bidang dianjurkan. Program ini biasanya beranggotakan tiga orang,” terangnya.

Adapun yang menjadi kriteria penilaian agar dapat lulus pendanaan ialah kreativitas gagasan, keunikan ide, keunikan metode yang digunakan, kemuktahiran, dan kemanfaatan.

Bidang yang kedua ialah bidang Kewirausahan (PKM-K), dimana inti dari program ini ialah menghasilkan produk IPTEK sebagai komoditas usaha mahasiswa.

“Kriteria keilmuan dari PMK-K ini tidak terikat dengan bidang ilmu, dengan anggota sebanyak 3-5 orang. Adapun acuan penilaian agar lulus pendanaan ialah profit yang diperoleh, trend penjualan, analisis ekonomi, kreativitas menjalankan usaha, dan keberlanjutan dari produk yang dihasilkan,” jelasnya.

Bidang yang ketiga, lanjutnya, ialah pengabdian masyarakat yang disingkat PKM-M. Inti dari PKM-M ialah dapat memberikan solusi iptek bagi mitra non-profit.

“Kriteria keilmuan untuk program yang satu ini tidak terikat dengan bidang ilmu. Untuk jumlah anggota dalam tim PKM-M ini berkisar 4-6 orang,” katanya.

Pada bidang keempat, yaitu bidang teknologi (PKM-T) memiliki inti kegiatan untuk mendapatkan solusi iptek (teknologi/manajemen) bagi mitra profit. Kriteria keilmuan untuk PKM-T ini ialah harus sesuai dengan bidang ilmu dan lintas bidang yang dianjurkan, dengan jumlah anggota per tim 4-5 orang.

Bidang kelima yaitu bidang korsa cipta atau yang disingkat PKM-KC, dimana inti kegiatan nya ialah dapat menghasilkan karya berupa hasil konstruksi karsa yang fungsional.

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

“Tentunya kriteria keilmuan dalam program ini harus sesuai bidang ilmu maupun lintas bidang yang dianjurkan. Pada PKM-KC, jumlah anggota per tim ialah 3 orang. Adapun kriteria penilaian agar bisa mendapatkan pendanaan ialah kreativitas gagasan (meliputi kemutakhiran, kemudahan, efektivitas, kehandalan, ketelitia) dan potensi kemanfaatan ke depan untuk diterapkan di masyarakat,” jelasnya.

“Lima bidang tersebut jika lulus, maka akan mendapatkan pendanaan dari Rp.5.000.000 hingga Rp 12.500.000., dan tentunya pada pelaksanaan PKM tersebut, mahasiswa belum menjadi sarjana,” sambungnya.

Untuk bidang tambahan yaitu PKM-AI, PKM GT, dan PKM-GFK, memiliki inti kegiatan, kriteria keilmuan, pendanaan, serta luaran yang berbeda, namun memiliki jumlah anggota yang sama tiap tim yakni sebanyak tiga orang per tim.

“Untuk PKM-AI inti kegaiatannya ialah artikel ilmiah hasil kegaiatan akademik mahasiswa, dengan criteria keilmuan sesuai bidang ilmu serta lintas bidang lanjutan. Luaran  dari program ini berupa artikel ilmiah,” jelasnya.

Sedangkan untuk PKM-GT, inti kegiatannya berupa karya tulis yang memuat ide berupa konsep perubahan di masa depan, dengan criteria keilmuan tidak terikat bidang ilmu serta memiliki luaran berupa artikel ilmiah yang memuat konsep perubahan/pengembangan.

Total insentif pendanaan untuk PKM-AI dan PKM-GT sama, yakni sebesar Rp 3.000.000. untuk PKM-GFK, inti kegaiatannya ialah mengangkat isu SDGs dan isu nasional.

“Pada program ini diperkenankan berbeda bidang ilmu, lintas bidang dan ilmu dianjurkan. Adapun total insentif yang didapatkan jika lulus sebesar Rp 4.000.000. Luaran dari program ini ialah berupa video yang diunggah ke youtube dan laporan GFK,” paparnya.

Ke depannya untuk mahasiswa angkatan 2020 ini diharapkan dapat berperan aktif dalam program kreativitas mahasiswa ini.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU