Nasihat yang Berharga, dari Siapa pun, Sebisa Mungkin Diterapkan

Banyak orang yang bila dinasihati oleh orang di bawah level statusnya, diabaikan nasihatnya. Bahkan tidak mau didengarnya. Meskipun nasihat orang itu cukup berharga.

Untuk tidak merasa direndahkan , anggap saja orang yang menasehati tersebut memberi saran. Saran tidak selamanya harus diterima dari level status di atas kita. Yang dibawah kita pun terkadang sarannya memang perlu di dengar.

Ustadz Ahmad Al Gazali Al Bantani mendakwahkan, “Jika kita dinasehati orang lain, baik secara.umum, atau pribadi, atau didalam bentuk tulisan (artikel), yang menurut kita sangat berharga. Terima saja, dan terapkan (amalkan) sebisa mungkin”.

- Iklan -
Baca Juga:  Mengerjakan Dua Puasa Sekaligus, Bolehkah?

Wajib Diterima

“Jangan pernah melihat siapa yang menasehati. Bahkan kalaupun kita tahu aib atau kekurangan orang tetdebut. Kita wajib menerimanya. Selagi nasehat orang tersebut itu benar, dan tidak keluar dari syariat agama” tutur. Ahmad Al Ghazali.

Sebab, katabya karena boleh jadi kekurangannya yang kita tau,, lebih sedikit dari pada kebaikannya. Atau ketaqwaannya yang jauh lebih banyak dari pada kita, yang ia sembunyikan.

- Iklan -

Boleh jadi ia memberikan nasehat dalam rangka memotivasi dirinya sendiri, agar lebih baik. Atau Ia sendiri sedang berjuang untuk.mewujudkan apa yang ia nasehatkan kepada orang lain.

Baca Juga:  Ramadan Berakhir, Perjuangan Amal Ibadah Jalan terus (3)

Tanda Sayang

Jangan suka mengejek si pembrri nasehat dengan kats kata “ahh”, “anda sendiri juga belum melakukannya., jabgan bisanya omong dosng… donk, ngaca donk loe, arau kata kata semisalnya.

- Iklan -

Berdyukurlah kita, masih ada orabg yang msu menasehati kaeena itu nasehat bentuk tanda sayangnya dia kepads kita. Agar kita lebih baik lagi. (ana).

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU