Beside You (Di Sisimu)

Malam harinya, Asahi selesai makan malam dan masuk ke kamar tidurnya, lalu menutup pintu kamar. “Makan malam hari ini banyak banget ya.. begah-”

“Memangnya kamu makan apa, Asahi~?” Perkataan Asahi dipotong oleh sebuah suara laki-laki yang datang dari pojok ruangan kamar Asahi. Asahi sangat terkejut dan langsung berlari ke arah hewan peliharaannya, yaitu seekor tokek berwarna kuning dengan bintik-bintik hitam.

“Liz, kamu sekarang bisa ngomong?!” pekik Asahi tak percaya. “Sini woy!” seru suara laki-laki itu lagi dari pojok ruangan, kesal. Asahi sontak menoleh ke arah suara itu, “Oh, Rikuto. Hah, RIKUTO?!?!” jerit Asahi yang sangat terkejut.

- Iklan -

“Shh!! Nanti keluargamu dengar!” bisik Rikuto keras sambil berusaha menenangkan Asahi. “Bagaimana kamu bisa di sini?! Semua jendela sudah aku kunci!” ujar Asahi dengan nada cemas, takut keluarganya menganggap ia menyembunyikan seseorang di kamarnya. Rikuto tidak menjawabnya, ia hanya bermain dengan Liz.

“Ah, lupakan.” Asahi tahu, bertanya pada Rikuto hanyalah usaha yang sia-sia. “Hmm, aku masih ada PR, tapi aku enggak mengerti.”

Asahi menghela napas dan duduk di meja belajarnya. Rikuto yang mendengar kesulitan temannya itu, berjalan ke arah Asahi dan berdiri sangat dekat di sampingnya. Ia membaca PR Asahi itu dan dalam waktu singkat menjelaskan cara mengerjakan PR tersebut dengan mudahnya.

- Iklan -

Asahi bisa memahami penjelasan Rikuto dengan baik, namun hatinya berdetak sangat cepat dan mukanya memerah karena malu. Ia tidak pernah sedekat itu dengan seorang laki-laki yang seumuran. 10 menit kemudian, PR itu selesai dikerjakan.

“Matematika selesai. Ada PR apa lagi?” tanya Rikuto. “Em, ada Fisika, Geografi, dan Sejarah,” jawab Asahi yang masih merah dan sangat malu. “Oke. Semangat, Asahi!!”

Keesokan harinya, Rikuto terlihat sedang dengan senangnya mendorong punggung Asahi ke ujung ruangan kelas. Berbeda dengan Rikuto, Asahi terlihat bimbang dan grogi. “Ayo, ke sana!” kata Rikuto sambil tertawa. “T-Tunggu, Rikuto!!” ujar Asahi yang sedang memegang kotak makannya.

- Iklan -

Sayangnya, Rikuto terlalu kuat. Ia berhasil mendorong Asahi ke ujung ruangan kelas dengan selamat. Asahi berhenti di depan dua gadis, satu berambut pirang dan satunya lagi berambut biru. Ia juga membuat kaget kedua gadis itu.

“E-Eh, ah, anu.. Salam kenal! N-Namaku Asahi. M-M-Maukah kalian menjadi temanku..?” gagap Asahi sembari menyodorkan kotak makannya yang berisi permen berwarna-warni.

Kedua gadis itu melihat satu sama lain, lalu gadis yang berambut pirang tertawa kecil dan memecahkan keheningan. “Tentu saja! Hehe, minta ya..” jawab gadis itu sambil mengambil sebuah permen lolipop dari kotak makan Asahi.

Sedangkan gadis yang berambut biru menganggukkan kepalanya dan tersenyum, “Mau, kok. Tapi, hati-hati saja dengan anak ini. Dia terlalu bersemangat dalam segala hal.” Mendengar hal itu, gadis yang berambut pirang cemberut. “Ih, jahat..”

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU