Mengapa Semuanya Terjadi

Keluarga…..

Satu kata yang mengandung makna yang dalam, dimana seringkali kata ini diucapkan membuat segelintir orang menuai ekspresi berbeda-beda. Keluarga identik dengan rumah, dari sekian orang yang saya jumpai ada yang mengatakan keluargaku adalah rumahku untuk pulang namun bagaimana dengan orang yang broken home? Akankah dirinya juga mengatakan jika keluargaku adalah rumah.

Tanpa basa-basi lagi namaku Asyah anak pertama dari pasangan suami istri Nana dan Wijaya. Aku memiliki adik laki-laki yang saat ini bersekolah sama denganku di Sma Arta.

- Iklan -

Berawal dari pulang sekolah, aku tak sengaja membaca notifikasi wa milik hp Ayahku. Aku kaget, cemas juga tentunya. Saat aku ingin membuka wa ayahku untuk membaca lebih jauh tiba- tiba Ayahku datang menarik paksa hp nya dari tanganku.

“ga sopan kamu buka- buka hp ayah” bentak ayah ku yang mungkin suaranya sudah naik beberapa oktaf. Mendengar itu, aku menundukkan kepalaku dengan mata yang mulai berair. Baru kali ini aku di bentak oleh ayahku.

“maaf ayah caca ga sengaja.” Ucapku dengan sepelan mungkin. Ayah yang mendengar ucapanku berusaha meredam amarahnya. “ ya sudah kamu masuk kamar, dan soal pesan yang kamu baca tadi jangan bilang- bilang sama ibumu nanti dia salah paham, tante rita cuman teman kantor ayah ga lebih”.

- Iklan -

Mendengar ayahku mengatakan seperti itu aku ingin sekali berkata kepadanya teman kantor apa yang bilang transferan mas udah masuk yah. Namun kata itu hanya sampai di ujung lidahku saja karena tak berani mengatakannya. Aku masuk kamar dengan perasaan yang gundah, gelisah memikirkan bagaimana jika ternyata ayah benar selingkuh sama tante rita.

Air mata berjatuhan memenuhi kertas ku, aku memikirkan bagaimana perasaan ibuku jika tahu tentang hubungan ayah dan tante rita. Meskipun ayah bilang jika tante rita itu hanya teman kantor saja. Karena lelah menangis aku pun tertidur.

Malamnya aku terbangun karena suara alarm yang begitu menggema di kamarku. Ku lirik jam weker ternyata jam sudah menunjukkan pukul 20:00 yang artinya sudah 4 jam aku tertidur.

- Iklan -

Brak!!!!!! Aku mendengar suara piring terjatuh, karena penasaran aku pun turun kebawah. Namun, saat di tangga aku melihat orang tua ku bertengkar pertama kalinya. Aku memutuskan untuk tidak turun ke bawah dan malah melihat orang tuaku bertengkar dari atas.

“rita itu siapa mas, kenapa kamu transferkan uang sebanyak itu.” Kata ibuku dengan suara yang sangat keras. “ itu cuma teman kantor mas nana, ga lebih! Kamu kenapa sih curigaan banget jadi orang.”

“jujur mas! aku bisa memaafkan semua kesalahan mas tapi satu yang tidak bisa aku maafkan yaitu selingkuh. Kalau mas memang selingkuh lebih baik kita cerai!” teriak ibuku dengan air mata yang berjatuhan membasahi pipinya.

“maafin mas nana, aku khilaf dan itu aku transferkan uang rita untuk keperluan anak aku dengan dia na.” Ungkap ayahku penuh penyesalan.

Duarrrrrrrr, bagai disambar petir di siang bolong kata-kata ayah sangat mengejutkan aku. Aku tidak menyangka ayah punya anak dengan tante rita. “kamu tega mas sama aku, kurang apa coba aku sehingga kamu selingkuh.” Ibuku berkata dengan air mata yang tak henti-hentinya berjatuhan.

“maafin mas, saat itu mas khilaf. Usia anak mas dengan rita saat ini 12 tahun. Maaf na, maafkan aku tapi aku ga mau cerai dari kamu na. Mas cinta sama kamu. Mas janji mas akan perbaiki ini semua.”

“12 tahun? Jadi selama 12 tahun kamu duain aku mas, kamu tahu kan mas kalau aku ga bisa maafkan kamu kalau itu menyangkut perselingkuhan . Kamu kenapa sih mas, kalau kamu bosan sama aku bilang bukan cari yang baru di luar sana. Tekad aku udah bulat mas, aku mau cerai. “teriak ibuku lalu meninggalkan ayahku sendirian di dapur.

Sedangkan aku? Rasanya lutut ku lemas aku tidak sanggup berdiri, kata-kata ayah tadi sangat menusuk ke hatiku. Aku tidak habis pikir ayah selingkuh sama tante rita. Apa tadi?

Perceraian tidak ada satu pun terlintas di benakku kalau orangtuaku akan bercerai. Selama ini hubungan mereka berdua baik-baik saja namun, ternyata ayah menutupi kebohongan ini selama 12 tahun lamanya. Berarti perselingkuhan itu terjadi saat aku berumur 5 tahun.

Kacau, semuanya kacau kalau mereka bercerai aku harus ikut sama siapa. Aku tidak bisa memilih di antara keduanya. Aku melihat ibu menyeret kopernya, lantas aku berlari turun mengejar ibu.

“Ibuuu, bu jangan pergi. siapa yang temani aku sama aldi kalau ibu pergi, ibu juga harus pikirin aku sama aldi . “ dengan berderai air mata aku berusaha menahan ibuku agar tidak pergi. “ yah tahan ibu dong jangan diam aja disitu.”

“Maafin ibu nak, ibu ga bisa tinggal disini. Setelah ibu urus perceraian ibu dengan ayah kamu, ibu pasti balik lagi buat ambil kamu dengan adik kamu.”

“Jangan na, biar aku aja yang pergi. Aku yang salah kamu ga seharusnya pergi kasihan caca dan aldi kalau kamu ga ada.”

“Kasihan? Waktu kamu selingkuh kamu ga mikirin aku dan anak-anak kamu mas, jangan main api kalau kamu ga mau terbakar.” Ibuku meninggalkan kami berdua. Aku menangis sejadi-jadinya.

“ Ini semua gara-gara ayah, ayah egois tahu gak, ayah ga mikirin perasaan ibu,aku dan aldi saat tahu ayah selingkuh. Ayah cuma mikirin kesenangan Ayah doang.” Teriakku.

“Maafin ayah nak.”

“Maaf? Maaf ayah bilang, maaf ga bisa balikin ini semua yah.”

Aku lari masuk ke kamarku. Aku tak menyangka ini semua terjadi, duniaku sudah runtuh hatiku kacau. Rasanya aku mau mati saja. Aku tidak habis pikir kenapa ayah bisa selingkuh. Aku gatau harus ngomong apalagi, pikiranku blank. Tidak lama adikku pulang dari rumah temannya dan ia langsung masuk ke kamarku.

“Kamu kenapa kak? ibu mana ayah juga?” aku yang mendengar pertanyaan adikku lantas memeluknya. “ibu udah pergi dek, ibu ninggalin kita dan ayah mungkin pergi kerumah tante rita.”

“Tapi kenapa kak? “

“Ayah selingkuh sama tante rita dek, dan mereka berdua mau bercerai.” Kamu yang sabar kita pasti bisa lewati ini semua.” Ucapku menguatkan adikku yang saat itu mulai menangis.

Hari itu tiba, hari dimana orangtuaku tak bersama lagi dimana aku dan adikku harus memilih ikut sama siapa. Itu adalah pilihan yang sulit, dan aku berdua sepakat untuk tidak memilih mereka berdua dan lebih memilih untuk tinggal di rumah dulu. Rumah dimana mereka masih bersama.

Mereka berdua kaget akan pilihanku, mereka tak setuju namun aku tetap kekeh untuk tetap tinggal dirumah kami yang dulu dan tidak akan ikut sama mereka berdua. Aku dan adikku pun meninggalkan mereka berdua dan kembali ke rumah kami yang dulu.

Sesampainya di rumah, hatiku hancur berkeping-keping rumah tak sehangat dulu, semuanya sudah hancur tidak ada lagi canda tawa dari mereka berdua yang biasa aku dengar. Mereka sudah memilih jalannya masing-masing begitu pun aku dan adikku.

Hanya kenangan yang tersisa, kenangan dimana orangtuaku masih harmonis. Tidak ada lagi ayah yang memgantarku ke sekolah begitupun dengan ibu yang selalu buatkan aku makanan. Aku harus kuat, agar aku bisa menguatkan adik aku. Ini semua sudah takdir mau tidak mau aku harus menjalaninya.

Sebuah karya cerpen berjudul ‘Mengapa Semua Terjadi’ oleh A. Wulandari Azzahra yang diperlombakan dalam lomba menulis cerpen fajar pendidikan

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU