Langkah Pertama

Hukum kerudung pun berbeda dengan tas yang sama sekali tidak ada anjuran harus dipakai atau tidak. Tetapi jika di dalam rumah atau luar rumah ada yang bukan mahram melihat Kyra?

Sudah pasti Kyra dapat dosa dan wajib mempertanggung jawabkannya. Dan ingat satu helai rambut saja dilihat oleh yang bukan mahram maka balasannya tujuh puluh ribu tahun di neraka. Seperti itu Kyra, sudah cukup penjelasannya?” sanggah halus ibu Widya dengan wajah berseri-seri.

Ia sangat terkejut dan kedua bola mata hitamnya berkaca-kaca. Air mata yang sejak tadi memenuhi kelopak matanya akhirnya terbebas, jatuh perlahan mengalir ke pipinya.

- Iklan -

Hatinya tergerak dengan kalimat-kalimat itu dan saat meneguhkan niatnya untuk berubah dia mendapat kerudung dari wanita muda berjilbab hitam. Tante Kyra memberikannya tanpa arahan dari Kyra. Seolah Tuhan mendukung langkahnya untuk menjadi lebih baik.

“Bismillah.” gerakan bibir Kyra yang tak bersuara.

Kyra sangat merasa percaya diri dengan penampilan barunya. Dia menganggap orang tuanya pasti sangat menyetujui, bahkan membelikan pakaian-pakaian yang lebih normal bagi seorang muslimah.

- Iklan -

Tanpa menunggu lama, Kyra membuka pintu kamarnya dan melakukan aktivitas di luar kamar lengkap dengan kerudungnya.

Suara mesin cuci terdengar di telinga ibu Kyra. Ibu Kyra melihat seorang perempuan sedang mencuci baju memakai kerudung hitam, mulai mendekati perempuan itu, ternyata perempuan itu adalah anaknya. Tatapan mata ibu Kyra terbuka lebar dengan bibir berkerut memperhatikan penampilan Kyra.

“Lho! Kyra kenapa pakai kerudung di rumah? Cepat lepas saja! Kamu ini ada-ada saja deh.” ibu menegur.

- Iklan -

“Kerudung, kan wajib Bu dipakai, kalau nggak pakai satu helai rambut saja dilihat tujuh puluh ribu tahun di neraka Bu. Kyra tidak mau masuk neraka. Ibu pasti tau, kan?” Kyra kaget dengan ucapan ibunya yang bukan mendukungnya, tetapi menolak.

“Yah gawajib lah Kyra! Ini di rumah. Kecuali kalau keluar rumah.” protes Ibu kepada Kyra.

“Nggak Bu, percuma aja nggak pakai kerudung di dalam rumah. Tapi, kalau ada yang bukan mahram lihat, gimana? Pasti sudah dapat dosa, kan Bu!” balas Kyra.

“Tidak perlu nasihatin Ibu Kyra! Ibu yang sudah duluan tahu. Salat aja kamu yang benar. Lagian kamu pakai kerudung itu seperti wanita tua.

Kenapa kamu berubah seperti ini? Jangan sampai kamu ikut kelompok-kelompok yang aneh ya! Ibu kasih tahu Ayah nanti.” tegas ibu kepada anak perempuannya.

Syok dengan perkataan ibu kepada Kyra. Wajahnya terlihat kekosongan, tidak berani membantah ibunya. Mesin cuci yang lagi memutar tanpa penutup, membebaskan air mata Kyra ikut tercampur air cucian.

Cucian-cucian dalam mesin itu diangkat ke samping rumah, tempat biasa Kyra menjemurnya. Karena ada rok, dia rasa baik jika menggunakan gantungan. Gantungan-gantungan tidak terlihat di sekelilingnya, hanya tumpukan baskom dan jepitan.

“Mungkin, masih ada di depan kali ya? Karena Ibu biasa di depan jemur pakaian yang digantung.” pikir Kyra sambil mengusap air matanya.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU