Rintik Hujan Penyesalan

Malam menyelimuti seluruh Kota Baya di mana waktu tepat menunjukkan pukul 12 malam.

Di mana semua orang telah terbawa ke dalam mimpi masing-masing. Namun, tidak dengan seorang laki laki yang sedang memeluk lututnya di u kasur king size tersebut. Ia sedang menangis karena masih tak percaya dengan apa yang terjadi 12 jam yang lalu.

Flashback

- Iklan -

Di sebuah taman dekat Kota Baya, Terlihat keluarga yang sedang berbahagia di salah satu gazebo di taman tersebut. Di sana terlihat sepasang orang tua dan empat anak lelaki di sisi nya. Mereka sedang merayakan hari ulang tahun anak bungsu mereka yaitu Rio. Ia sangat senang terhadap keluarganya tersebut.

“Selamat uang tahun Rio!!” kata salah satu seorang lelaki di samping kirinya

“Iya! Selamat ulang tahun juga adik kelinciku tersayang!!” kata salah seorang laki di samping kanannya yang disebut “Kakak”

- Iklan -

“Terimakasih Kak! Oiya, Kak Andra juga gak ngasih aku ucapan ulang tahun nih?” kata Rio sambil memajukan bibirnya sehingga terlihat menggemaskan di hadapan keluarganya itu.

“Hahahaha, kamu kenapa lucu sekali sih? Iya iya. Selamat ulang tahun adikku yang paling imut.” kata Andra dan memeluk adik kecilnya.

“Aduh anak-anak papa ini semuanya lucu-lucu. Selamat ulang tahun sayang, semoga kamu bisa terus bahagia seperti ini ya.” kata sang papa sambil mengukirkan senyuman paling tulus untuk keluarganya itu.

- Iklan -

“Iya sayang, Rio sudah jadi anak besar. Sudah sepuluh tahun lho, kamu nanti harus menurut ke semua Kakakmu ya.” Mama tersenyum dan sedikit terharu melihat anak anaknya sudah mulai menginjak usia remaja dan dewasa semua.

Mereka merupakan keluarga yang paling di hormati di Kota Baya. Karena mereka memiliki perusahaan yang sukses, Yaitu PT. Star. Perusahaan itu dikelola oleh papanya sejak 10 tahun lalu. Lalu ia bertemu istrinya atau mama dari keempat anak lelaki mereka.

Mama mereka merupakan orang yang terkenal di Kota Baya, Indonesia. Karena Ia adalah model yang paling sering naik daun di masa-masa itu. Jadi tidak ada yang tidak mengenali dari keluarga Galaxan ini. Mereka baru pindah ke tanah asal Mamanya pada tahun ini. Semua berjalan lancar, namun.

“Papa, Mama. Aku dan kakak boleh main bola dulu ya? Biar gak bosen disini. Boleh kan?” Rio merajuk kepada orang tuanya untuk bermain bola di taman tersebut.

“Boleh kok, tapi jangan jauh jauh ya. Mengerti?” kata Papanya sekedar mengingatkan. “Okie dokie. Yuk kak, Kita main.” kata Rio sambil menarik ketiga kakaknya itu.

Mereka berempat mulai bermain bersama. Sang kakak suka menjahili sang adik sehingga mereka mulai melemparkan bolanya ke yang lain yang tidak dapat ditangkap oleh adiknya itu.

“Kak itu Ambil!” kata anak kedua atau biasa dipanggil Niko.

“Ah! Ayo Dimas! Cepet ambilkan.” kata Andra ke pada adik ketiga itu. “Loh? Kok gitu sih! Mana bola ku!” seru Rio tak terima dijahilin seperti itu.

“Ambil dong! Hahahaha! Kak Niko ambil!” seru Dimas kepada kakak keduanya itu.

*Hup*

Bola tidak dapat tertangkap oleh Niko, namun bola itu menuju jalan raya yang berada di belakang Niko. Mereka semua terdiam selama beberapa detik, namun sang bungsu dengan segera menuju ke jalan raya untuk mengambil bola tersebut.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU