MEMOIR Hotel

Tidak lama kemudian, Rina pun terbangun dan menyadari tubuhnya sudah berada di lantai. “Apa yang terjadi??…. kok aku masih bisa bangun?… Apa jangan-jangan pil itu palsu?..”, batin Rina kebingungan. Tidak lama setelah bangun, tiba-tiba ada seseorang yang menekan bel pintu kamarnya berkali-kali. Ia pun secara refleks membukakan pintu kamarnya. Ternyata yang mengetuk pintu adalah seorang anak kecil berusia sekitar 5 tahun. Wajahnya cukup pucat dan matanya berair seperti habis menangis. ” Halo adik, kamu cari siapa ya?”, sapa Rina pada anak kecil tersebut. ” Aku lagi cari Ayahku, aku mau sama dia”, jawab anak kecil tersebut sambil terisak-isak menangis ketakutan. ” Sudah, sudah, kakak bantu carikan ayahmu ya? Tapi jangan menangis lagi..”, jawab Rina menenangkan anak tersebut.

“Iya kak, tolong aku ya..”, balas anak tersebut. Akhirnya, Rina pun memutuskan untuk membantu anak kecil tersebut mencari ayahnya. Seluruh posisi koridor hotel mereka telusuri, sambil berteriak memanggil Ayah. Namun, tidak ada satu pun balasan. Sudah beberapa jam, mereka masih saja belum menemukan ayah anak tersebut. Anak tersebut yang sudah lelah duduk sambil menangis tersedu-seduh. “ Huhuhu.. aku mau sama ayah”, isak anak tersebut. “Sabar ya dek…, nanti pasti ketemu kok.. mungkin kita coba cari di taman belakang dulu kali ya”?, hibur Rina pada anak tersebut. Anak tersebut pun hanya menganggukan kepalanya.

Mereka pun akhirnya pergi menuju taman belakang sambil mengharapkan keberadaan ayah anak tersebut. Baru saja mereka memasuki taman belakang, tiba-tiba terlihat sosok lelaki

- Iklan -

tua mengenakan kemeja putih sedang duduk di bangku taman. Anak kecil itu pun langsung berlari menujunya berteriak “ AYAHHH!!”. Lelaki tersebut akhirnya menoleh ke belakang dan langsung memeluk putrinya tersebut. ” Wah kamu kemana aja?”, tanya pria itu. ” Tadi aku tersesat yah. Terus, aku dibantuin sama kakak itu”, jawabnya sambil menunjuk ke arah Rina.

“Halo Om”, sapa Rina pada ayah anak tersebut. Bila dilihat sekilas wajah ayah anak tersebut mengingatkan Rina pada seseorang, namun saat ini Ia tidak bisa mengingatnya terlalu jelas, entah mungkin karena efek obat yang diminumnya.

“Terima Kasih ya, kamu sudah menjaga anak saya”, balas ayah anak tersebut. “Sama-sama Om”, jawab Rina sambil tersenyum. Anak kecil tersebut kemudian bermain di sekitar taman pergi meninggalkan mereka berdua. Dimulailah percakapan antara Rina dan ayah anak tersebut.

- Iklan -

“ Kamu ke sini dengan siapa?”, tanyanya pada Rina penasaran. “Saya sendiri Om”, balas Rina.

“Kenapa sendiri? Ibu kamu kemana?”, tanya ayah anak itu lagi. “Hmm, iya saya lagi refreshing Om..”,jawab Rina.

“Lagi ada masalah? Kalau boleh tau masalahmu apa ?”, tanyanya lagi.

- Iklan -

“Jadi ini, saya ada banyak masalah keluarga,perkuliahan, dan perekonomian saya om.. Ayah tiri saya ditahan, dan terlilit hutang. Saya dan ibu harus mati-matian cari uang untuk bayar. Saya juga baru saja di-do dari kampus karena akademis saya kacau..Rasanya saya udah ga punya masa depan om”, lirih Rina.

“Ohh begitu, hidup memang seperti itu nak..,kadang bisa membahagiakan tapi dengan sekejap juga mengecewakan kita. Saya ingat saat saya dulu hanya pegawai kantoran dengan jabatan rendah, penghasilan saya sangat rendah untuk menghidupi anak dan istri saya. Pernah ada satu momen, dimana saya dan istri hanya makan nasi pakai garam, karena saya ingin membelikan sebungkus nasi lauk untuk anak saya.”,ujar Ayah anak tersebut.

“Oh ya, separah itukah, lalu apa yang bapak lakukan?”, tanya Rina penasaran.

“Saya akhirnya memutuskan untuk diam-diam mengambil pekerjaan sampingan hingga larut malam. Awalnya istri saya melarang, karena saya memiliki penyakit jantung. Tapi saya selalu diam-diam, saya melakukan semua ini demi anak saya. Ya singkat cerita, perekonomian saya berangsur membaik, bahkan saya akhirnya bisa menabung untuk menguliahkan anak saya nanti menjadi dokter ”, ujar lelaki itu.

“Wah, bapak ternyata sayang banget ya sama anaknya”, ujar Rina sambil menoleh mencari dimana anak tersebut. Namun, Rina tidak menemukan keberadaan anak tersebut.

“Pak, anak bapak sepertinya menghilang”, ucap Rina kebingungan. “Anak saya itu kamu, Rina”, jawab lelaki tersebut sambil tersenyum.

Seketika samar-samar Rina dapat mengingat bahwa lelaki yang dari tadi berbicara dengannya adalah ayahnya.

“AYAHH!!”, seru Rina sambil langsung memeluk sambil menangis.

“Ingat Rin, meskipun kamu sedang kecewa, meskipun kamu sedang terjatuh, bukan berarti kamu gagal, kamu harus bangkit dan terus mencoba”, ucap Ayahnya sambil mengelus kepala Rina. Ayahnya pun kemudian berjalan menjauhi Rina dan perlahan-lahan menghilang. Sekilas pandangan Rina mulai kabur secara perlahan-lahan.

Tidak lama kemudian, Rina terbangun dalam tidurnya. Kepalanya terasa sakit, dan pandangannya samar-samar yang berangsur-angsur jelas. Ia melihat dokter dan ibu di

sampingnya. Ia pun kebingungan karena berdasarkan ingatan terakhirnya, Ia berada di taman. Ternyata ia berada di rumah sakit, karena ditemukan pingsan oleh petugas kamar hotel yang hendak membersihkan kamarnya. Selama ini ingatan mengenai taman, ayah, dan anak kecil itu hanyalah ilusi selama Ia tidak sadarkan diri. Setelah sadar, dengan cepat dokter memeriksa Rina dan berkata “ Kondisi Rina saat ini baik-baik saja, Rina ini beruntung karena pil yang diminumnya cukup banyak tapi masih bisa selamat”, ujar dokter tersebut. Ibu yang mendengar perkataan dokter tersebut langsung lega. Setelah diperiksa dokter, ibu langsung menangis sambil memeluk Rina.

“Kamu itu kenapa si Rin, kenapa kamu bunuh diri?”, tanya ibunya sambil menangis.

“Maaf bu, aku hanya stress karena aku sudah mengecewakan ibu, aku ga sanggup bilang ke ibu kalau aku di-do”, jawab Rina sambil menangis.

“ Ya Allah Rin”, tangis Ibu sambil memeluk Rina.

“Ibu ga akan marah, kalau soal itu kamu ga perlu pikirin, nanti kita cari jalan keluarnya sama- sama ya”, jawab ibu.

Seminggu kemudian, Rina sudah bisa keluar dari rumah sakit. Dokter pun menyarankan Rina agar melakukan terapi kejiwaan untuk mencegah rencana ingin bunuh diri, karena sepertinya Rina mengalami stress yang cukup berat. Selama sebulan, Rina mengalami kemajuan setelah menjalani terapi dengan ahli kejiwaan. Ia mulai bisa menerima kenyataannya dan sudah tidak dihantui pikiran ingin bunuh diri. Ia pun sudah dapat beraktivitas dengan normal. Akhirnya Rina memutuskan untuk melanjutkan pendidikan dengan program daring, sehingga Ia memiliki banyak waktu luang dan dapat membantu ibu bekerja.

Setelah menempuh pendidikan selama 4 tahun, Rina lulus dengan predikat cum laude, ia juga mendapat pekerjaan dengan jabatan dan gaji yang tinggi. Perekonomian keluarganya pun mulai membaik, bahkan ia pun bisa menabung karena berencana mengajak ibunya liburan. Ia pun mulai mencari-cari nama hotel yang akan menginap. Saat mencari informasi mengenai hotel, tiba-tiba ia melihat suatu blog suatu artikel yang ditulis oleh seorang anonim mengenai Memoir Hotel. Konon hotel tersebut terkenal, karena dapat mempertemukan orang dengan orang yang sudah mati. Biasanya orang-orang yang tidur menginap di hotel tersebut, akan mengalami mimpi bertemu dan berkomunikasi secara langsung dengan orang yang diinginkannya.

Tidak heran, meskipun hotel tersebut kecil, tapi hotel tersebut selalu ramai dikunjungi pengunjung, karena banyak sekali yang penasaran dan ingin membuktikan kebenarannya. Rina pun sangat terkejut, karena hotel tersebut merupakan hotel yang ia tempati saat mau bunuh diri. Tidak heran, pada saat ia meminum obat, ia berilusi bertemu dengan ayahnya bahkan mengobrol. Sepertinya memang peristiwa bunuh diri yang dialami Rina sudah ditakdirkan dan Ia pun bersyukur karena kejadian itulah yang mempertemukan dirinya dengan ayah, sosok yang selama ini menjadi penguat bagi dirinya dan selalu mengingatkan dia untuk selalu bangkit dari keterpurukan.

Penulis : Angelin Depthios

 

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU