1235 Mahasiswa KKN IAIN Bone Diharap Kuatkan Asset-Based Community Development

Sebanyak 1235 mahasiswa IAIN Bone akan melaksanakan KKN di Kabupaten Sinjai, Wajo dan Bone. Mahasiswi KKN diharap menguatkan Asset-Based Community Development. Sebuah pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan fokus pada aset dan kekuatan yang dimilikinya.

Hal ini terungkap saat Badan Pengelola (BP) KKN IAIN Bone menggelar pembekalan kepada mahasiswa KKN tahap II tahun 2023 dengan mengusung tema “Pemberdayaan Desa Menuju Indonesia Bebas dari Stunting dan Kemiskinan Ekstrim”.

Kegiatan berlangsung di Indoor Lapangan Futsal kampus 1 IAIN Bone. Hadir Rektor membuka kegiatan secara resmi didampingi Wakil Rektor 1, para Dekan, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) dan para BP-KKN.

- Iklan -

Ketua BP-KKN IAIN Bone, Syamsuriadi dalam laporannya menyebutkan sebanyak 1.235 mahasiswa mengikuti kegiatan pembekalan yang akan berlangsung selama dua hari, Selasa-Rabu (8-9/8).

Ia menyebutkan, mahasiswa KKN akan diberangkatkan ke 114 desa, 12 kecamatan di Kabupaten Sinjai, Wajo dan Kabupaten Bone. Pemberangkatan dilakukan secara bertahap selama dua hari pada Kamis-Jumat (10-11/8).

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

Ia menjelaskan, salah satu tujuan kehadiran mahasiswa di lokasi KKN adalah untuk membantu pemerintah memecahkan masalah khususnya berkaitan dengan kemiskinan dan stunting.

- Iklan -

Untuk itu, mahasiswa diharap menerapkan metodologi Asset-Based Community Development. Sebuah pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan fokus pada aset dan kekuatan yang dimilikinya.

“Kita tidak berfokus pada apa masalah dan kebutuhan masyarakat, karena kalau kita berbasis pada masalah dan kebutuhan itu tidak ada selesainya dan itu adalah pendekatan lama,” jelas Syamsuriadi.

Menurutnya, mahasiswa datang membawa pengetahuan untuk memfasilitasi dan memaksimalkan aset yang dimiliki masayarakat sehingga bisa berkontirbusi mengurangi angka stunting dan kemiskinan ekstrim dari tingkat desa.

- Iklan -

Ketua LPPM IAIN Bone Rahmatun Nair dalam sambutannya mengatakan, selain penguatan metodologi mahasiswa dituntut untuk menerapkan pendekatan keagamaan berbasis moderasi. Hal ini sesuai dengan kapasitas sebagai mahasiswa dari Perguruan Tinggi Islam Negeri yang punya konsern terhadap moderasi beragama.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

“Saya kira persoalan moderasi mahasiswa sudah menerima itu mungkin sejak semester satu, sehingga kita tidak banyak lagi bahas terminologi dan lain-lainnya di sini. Tetapi intinya adalah bagaiamana bisa melakukan pengabdian nanti dengan pendekatan yang moderat,” tegasnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Bone Prof Syahabuddin berpesan kepada mahasiswa KKN untuk menjaga nama baik almamater. Sebab ketika berada di masyarakat mahasiswa bukan membawa nama pribadi melainkan IAIN Bone.

Rektor berharap mahasiswa bisa dimudahkan melakukan pengabdian dan kembali ke kampus dalam kaadaan sehat.

“Ambillah pegangan ini sebagai bekal pergi ke sana. Semoga dimudahkan pengabdiannya sehat pergi begitupun sehat pulang,” ujarnya saat menutup sambutan dan membuka kegiatan pembekalan secara resmi. (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU