Renungan Harian Kristen, Kamis 9 Juni 2022

Renungan harian kristen untuk Kamis 9 Juni 2022, simak pada artikel berikut ini.

Renungan harian kristen ini diangkat dari Kisah Para Rasul 7:54-8:1

Renungan kristen hari ini mengisahkan tentang Stefanus dibunuh dan Saulus hadir

- Iklan -

Bisakah kita melihat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam diri kita atau orang lain disaat kondisi hidup yang dipenuhi dengan kebencian, permusuhan, geram, amarah, amukan massa yang membabi buta?

Disaat seperti itu kita akan malah merasakan dan mengalami sebuah situasi yang berbeda yakni jauh dari kasih kebaikan Allah dan kita lebih dekat dengan dosa.

Seandainya saja dalam hidup ini kita memiliki kekuasaan, mungkin teror, kebencian, geram, dan marah itu kita timpakan semuanya kepada siapapun orang yang telah memusuhi kita agar mereka pun bisa merasakan dan mengalami penderitaan yang sama saat ini kita alami.

- Iklan -

Bacaan suci hari ini kondisi hal yang lain berbeda yang di alami oleh Stefanus.

Stefanus melihat dan merasakan kehadiran kemuliaan Allah dan Anak Allah (55).

Baca Juga:  Tingkatan Orang yang Berpuasa

Menghadapi sebuah peristiwa dan kondisi yang penuh kemarahan yang disertai dengan tindakan brutal, yakkni kekerasan (54, 57-58), Stefanus tetap setia dan penuh keteguhan akan kasih kepada Allah dan sesama.

- Iklan -

Kasihnya tidak pudar ditelah oleh kebencian dan balas dendam ataupun kemarahan.

Stefanus selalu percaya bahwa Allah itu Maha Baik. Dia memiliki rencana yang indah bagi setiap hambaNya yang teraniaya dan menderita.

Meski kenyataan seringkali berbeda dengan harapan, Stefanus memilih untuk lebih yakin dan semakin percaya.

Walau pun dengan sadis mereka menganiaya dirinya, Stefanus tidak mengucapkan sumpah serapah kepada mereka dan membenci mereka semua yang menyiksanya.

Ia percaya bahwa kodrat manusia itu baik. Kuasa dosalah yang menyebabkan manusia kehilangan citranya sebagai gambar Allah.

Sebab istilah, dalam doanya ia memohon kepada Tuhan agar Tuhan tidak menghukum mereka sesuai perbuatan yang mereka lakukan. (59-60).

Dalam damai dan penuh cinta, dn kasih akan Allah, Stefanus meninggalkan dunia ini.

Baca Juga:  Jadikan Hari-hari Seperti Saat Ramadan

Persis seperti junjungannya, Yesus Kristus, yang disiksa dan mati disalib.

Bagi Stefanus, penderitaan yang dialaminya merupakan suatu ungkapan syukur karena ia diberi kesempatan oleh Allah untuk memanggul salibnya sendiri dan mengikuti Tuhan Yesus sampai mati.

Sikap hati dan cara berpikir seperti itulah yang membuat Stefanus mampu melihat Tuhan (56).

Tentu saja itu bukan karena kehebatannya, melainkan anugerah Allah semata karena keteguhannya dalam mempertahankan iman hingga akhir hayat.

Jika mengalami penderitaan, hinaan, dan penganiayaan yang hebat karena nama Yesus, maka patutlah kita bersyukur.

Karena melalui kesaksian hidup kita, Allah sedang melakukan karya penyelamatan bagi mereka yang belum mengenal dan menerima Yesus sebagai Juruselamat (bdk. Kis. 8:1)

Maukah kita meneladani Stefanus, yang mengikuti jejak Sang Guru, demi tercapainya visi Kerajaan Allah di dunia?

Demikian renungan harian kristen untuk Kamis 9 Juni 2022 dari bacaan Kisah Para Rasul 7:54-8:1 tentang Stefanus dibunuh dan Saulus hadir.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU